Program “Wisata Covid-19” Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Bisa Jadi Solusi Nasional

0
1511
Gubernur Sulsel Prof.Dr.Nurdin Abdullah.
- Advertisement -

PINISI.co.id- Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah lewat ‘Program Wisata Covid’ diakui sejumlah pihak dan bisa menjadi solusi nasional dalam mengatasi penyebaran virus korona jenis baru ini.

Dengan melakukan metode wisata bagi yang positif korona tanpa gejala, tak ayal program ini berhasil menjadi percontohan program nasional.

Hal ini ditegaskan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang diberikan tugas khusus dari Presiden dalam penanganan pandemi di delapan Provinsi penyumbang tertinggi kasus Covid-19..

Menurut Luhut, daerah lain dapat mencontoh langkah Gubernur Sulsel dalam penanganan Covid-19.

Terpisah, ahli epidemolog Unhas Prof Ridwan Amiruddin, mengatakan, awal pandemi Sulawesi Selatan sudah mengambil langkah menekan penularan bagi pasien terkonfirmasi positif non gejala. “Lebih dari 4.000 alumni program tersebut telah dikembalikan ke masyarakat. Ini menjadi model penanganan pertama bagi pasien berstatus OTG,” kata Ridwan.

- Advertisement -

Sementara itu, Koordinator Layanan Covid-19 Sabri mengakui bahwa sebelumnya ada enam hotel yang pemprov Sulsel gunakan untuk layanan wisata Covid-19. Saat sekarang ini, Alhamdulillah tinggal dua hotel yang masih melayani pasien covid yakni hotel Swissbell dan Hotel Almareda.

“Kami fleksibel jika bertambah pasien, tentunya bertambah pula  hotel dan kamar hotelnya,” jelas Sabri. 

Pendiri Lembaga Monitoring Sulsel Muhammad Abduh Rachman, S.P, mengemukakan, sekarang ini Sulsel dibawah kepemimpinan Prof Nurdin Abdullah, berhasil mengatasi Covid-19 dengan metodologi yang tepat.

“Lebih banyak berdoa, berikhtiar dan yakin bahwa wabah harus dihadapi dengan tenang. Jangan panik, Patuhi protokol kesehatan dan tetap disiplin,” kata Rachman meniru pesan Gubernur.  

Tak kalah penting, kata Rachman, keimanan adalah hal yang sangat penting dalam meminimalkan penyebaran wabah.  “Pak Gubernur bertangan dingin, tidak banyak teori, penuh aplikasi, berkomunikasi dan mengoptimalkan semua pihak, dikritik di kalangan internalnya dan didemo, beliau jadikan suplemen,  sebagai nilai ibadah dan etos kerja,” papar aktivis Ormas Islam Sulawesi Selatan ini. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here