Kolom Fiam Mustamin
PASUKAN biru itu adalah seragam berkaus berlengan panjang berwarna biru yang dipakai oleh pekerja penggali selokan dari Sudin Sumber Daya Air Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.
Pekerja itu berkeliling tiap hari untuk menggali endapan pasir di dasar selokan. Mereka bertujuh sampai sembilan orang yang bertugas disetiap Kelurahan. Kehadiran mereka memberi kesegaran bila nanti musim penghujan tiba.
Kenapa, rumah saya berada dekat dengan kali Ciliwung yang sewaktu-waktu airnya meluap menggenangi rumah dekat dengan kali atau limpahan air dari jalan raya Condet melalui tiga selokan kecil bermuara ke depan rumah yang airnya meluap karena selokah itu dangkal dari endapan tanah bercampur pasir.
Hujan mestinya disyukuri sebagai pembawa rahmat bagi kehidupan untuk menyuburkan tanaman, penyerapan air ke tanah untuk pompa kebutuhan sehari hari.
Di musim penghujan orang yang rumahnya tidak terdampak banjir akan tidur nyenyak karena hujan yang membawa kesejukan.
Sementara kami yang berlangganan terdampak banjir akan was-was berjaga jaga bila air sudah meluap ke jalan yang berarti perabotan rumah perlu diangkat ketempat yang lebih tinggi, minimal satu meter dari ubin lantai .
Pasukan biru itu satu paket dengan PPSU berseragam oranye yang pekerjaannya membersihkan sampah di jalan dan got sampai ke lorong-lorong.
Mereka hadir bersamaan dengan pasukan biru dan RPATRA ruang serba guna bagi masyarakat di setiap kelurahan di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kehadiran banjir ini tidak lagi menjadi trauma mimpi buruk karena begitu seringnya dialami.
Meskipun setiap kali datang banjir itu yang menguras tenaga membersihkan limbahan lumpur dan hancurnya sebagian dokumen buku buku serta perabotan rumah yang rusak.
Sisi buruknya banjir itu tidak sebanding dengan rahmat kemanfaatan bagi kehidupan tumbuh tumbuhan dan mahluk lainnya yang membutuhkan air.
Beranda Inspirasi Ciliwung 17 September 2020