Saro Mase/Perbuatan Ikhlas Melakukan Kebaikan Tidak Berpamrih Imbalan Jasa

0
1153
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

APA masih ada seperti itu ?

Tidak berpamrih itu bukanlah pekerjaan dalam kategori pekerjaan tawar menawar antara pelaku penawar/pemilik jasa dengan penerina yang membutuhkan jasa.

Tidak dalam bentuk tawar menawar jual beli barang. Saro Mase dilakukan dalam perantuan yang merupakan modal keunggulannya.

Ditempat dimana ia terdampar / bermukim, para perantau dengan cepat dapat beradaptasi menawarkan jasa kearifan dalam bercocok tanam, perniagaan, pelayaran dan peperangan dengan tidak mengajukan persyaratan yang mengikat untuk terjadinya perbuatan kebaikan itu.

- Advertisement -

Pihak yang menerima kemanfaatan dari jasa kebaikan itulah yang kemudian berinisiatif menawarkan jasa imbalan seperti lahan, jabatan dan ikatan perkawinan.

Seperti terjadi di era kerajaan antaranya persekutuan Pangerang Diponegoro dengan Laskar Armada perang Karaeng Galesong dan Bontu Marannu, Sultan Tirtayasa dengan Syech Yusuf, Opu bersaudara dengan Raja Yang Dipertuan Agung di Semenanjung Melayu di kurun masa abad ke 16 dan 17.

Saro Mase Masa Kini

BILA diterjemahkan bahwa kata Saro itu artinya upah dan Mase artinya kebaikan hati.

Orang yang membudayakan hal itu dalam kehidupannya tidak akan mengalami kesulitan dimanapun ia berada. Orang itu tidak menunggu diminta, ia tahu apa yang dibutuhkan di lingkungan dan komunitas dimanapun ia berada.

Orang seperti ini disenangi teman yang menyenangkan dan selalu diharapkan kehadirannya, tidak ada kekhawatiran akan mendatangkan kesulitan.

Saro Mase Masa Silam

SEKURANGNYA ada lima budaya menjadi area untuk berbagi kebaikan/ rezki di komunitas Bugis Makassar antara lain Appare pare seperti baru saja diuraikan oleh Syamsu Salewangang Daeng Gajang, yang juga dikenal dengan Mappasili dengan mengambil sisa panen yang tercecer maupun sisa padi yang belum tua.

Memanen padi juga menjadi sarana interaksi kekerabatan antarwarga serumpun seperti pada musim kedatangan Passaro Paringela/ krabat dari Soppeng rilau ke Barru Soppeng riaja.

Hal lain juga dikenal pada musim penen jagung/saro Masseppe Barelle dan mencabut kacang tanah/ Mabubbu Canggoreng.

Di gunung, pemilik lahan kemiri pada musimnya mengundang para kerabatnya untuk datang panen/Malele Pelleng.

Budaya mappasilele dalle itu/ berbagi rezki ditemui pada musim Makkaja Tappareng atau Pangempang/ mengambil ikan di danau atau di empang. Di musim ini sangat menyenangkan untuk menikmati ikan bakar dan lawak bale/ ikan.

Sebuah memori kenangan indah yang tidak banyak orang mengalaminya, alhamdulillah bisa mengingatnya.

Legolego Ciliwung 7 Januari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here