Ketua Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih: Risiko Dokter Terpapar Covid Masih Tinggi

0
1911
Seorang dokter tengah mengenakan alat pelindung diri guna menangani pasien Covid-19. (Foto Jatim TIMES).
- Advertisement -

PINISI.co.id- Ketua Umum Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Muhammad Faqih, mengungkapkan, meski berbagai bantuan sudah digelontorkan pemerintah, para dokter masih rentan terpapar virus Covid-19. Sebab, bantuan berupa alat pelindung diri ataupun masker belum tersebar merata di seluruh rumah sakit.

Menurut Daeng, bantuan dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah, saat ini masih berfokus di rumah sakit rujukan dan puskemas. Akibatnya, dokter yang bertugas di rumah sakit swasta beberapa kali mengeluhkan kekurangan alat pelindung diri dan masker.

“Sementara itu data dari rumah sakit swasta sedang kesulitan keuangan karena penurunan pelayanan  sehingga pengadaan alat kesehatan tidak maksimal,” ujar Daeng seraya menambahkan bahwa risiko terpapar masih ada, terutama kawan-kawan yang bertugas di klinik ataupun di rumah sakit swasta.

Per 7 Juni, sudah 32 dokter yang telah gugur karena terjangkit virus  korona sedangkan dua dokter yang meninggal masih proses investigasi. Adapun perawat yang meninggal gara-gara Covid-19 per Mei sebanyak 24 orang.

Karena itu, Daeng mendesak pemerintah agar segera membangun fasilitas kesehatan darurat atau rumah sakit darurat di setiap daerah zona merah, mengingat  banyaknya tenaga medis yang tumbang selama empat bulan ini.

- Advertisement -

“Keberadaan fasilitas kesehatan darurat tersebut akan mengurangi beban tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19,” tutur Daeng.

Selebihnya, Daeng mengapresiasi pemda Jawa Timur yang menyediakan rumah sakit darurat di Surabaya sebanyak 271 tempat tidur dan dapat ditingkatkan hingga 512 tempat tidur meskipun angka ini belum memadai lantaran peningkatan kasus di Jawa Timur sangat tinggi.

“Jika pasien menumpuk di rumah sakit risiko infeksi silang dari pasien ke dokter atau sebaliknya bakal menguat,” katanya mengingatkan.  

Daeng menyarankan, agar pemerintah segera menetapkan jumlah peralatan dan tenaga kesehatan di rumah sakit. Pemetaan ini akan menjadi dasar dalam pemberian bantuan. Ia juga meminta pemerintah tak membedakan rumah sakit rujukan dan non-rujukan.

Khusus kepada dokter, Daeng mengimbau agar membuka praktik secara daring, menggunakan alat pelindung diri secara lengkap. Berhati-hati saat menggunakan ruang ganti alat pelindung, serta membersihkan tempat rapat petugas kesehatan. [Man/Koran Tempo 13-14/6/20]   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here