Operasi MTC Sebagai Solusi Banjir Jabodetabek

0
1802

PINISI.co.id- Untuk menanggulangi bencana banjir di Jabodetabek, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan TNI Angkatan Udara (TNI AU) melakukan upaya reduksi dan redistribusi curah hujan menggunakan metode Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Kepala BPPT Hamdan Riza menyatakan, pihaknya siap untuk menjalankan operasi TMC sebagai solusi berbasis teknologi dari masalah banjir yang dipicu oleh faktor cuaca. Operasi TMC tersebut sedianya dilaksanakan mulai Jumat (3/1/20).

“Aplikasi TMC dapat dimanfaatkan dengan tujuan mengurangi intensitas curah hujan di wilayah Jabodetabek. Dengan demikian risiko terjadinya banjir yang berpotensi meluas dapat diredam,” jelas Hammam saat meluncurkan Operasi TMC untuk Menanggulangi Banjir Jabodetabek di Kantor BPPT, Jakarta (3/1/20).

Secara teknis penerapan TMC dilakukan untuk menurunkan hujan ke wilayah yang aman dan jauh dari permukiman penduduk atau sebelum awan memasuki kawasan padat penduduk seperti di wilayah Selat Sunda atau Laut Jawa.

Hujan diturunkan menggunakan Natrium Klorida (NaCl) yang diangkut dan ditebarkan ke bibit awan menggunakan pesawat Casa 212-200 dan CN-295 milik TNI AU dari Skuadron Udara 2 Halim Perdanakusuma dan Skuadron Udara 4 Abdurrachman Saleh di Malang.

Pelaksanaan operasi TMC untuk penanggulangan bencana banjir di Jabodetabek dan sekitarnya tentunya harus memperhatikan pertumbuhan awan. Hal itu menjadi faktor penting yang harus terus dipantau secara berkesinambungan.

Karean itu, guna membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, BPPT bekerjasama dengan BMKG untuk analisa data cuaca dari radar Stasiun Meteorologi Cengkareng.

Manfaat TMC untuk Penanggulangan Bencana

Selain mereduksi dan meredistribusi curah hujan untuk menanggulangi masalah banjir, TMC juga dimanfaatkan untuk operasi penanggulangan bencana lainnya seperti pemadaman kebakaran hutan dan lahan, pembasahan lahan gambut, pengisian waduk atau embung, hingga meningkatkan elevasi sungai untuk irigasi sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian.

Pada puncak musim kemarau tahun 2019, BNPB bersama BPPT dan BMKG juga telah menggunakan operasi TMC untuk memadamkan karhutla di sejumlah titik di Sumatera dan Kalimantan. Upaya tersebut telah membuahkan hasil seperti yang dilakukan di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Dalam kesempatan yang sama Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa kapasitas manusia hanya dapat mengurangi potensi bencana dengan merawat alam. Bagaimanapun manusia tidak bisa menahan kekuatan alam itu sendiri.

“Tidak ada manusia yang mampu menahan kekuatan alam, tapi kita masih bisa mengurangi apa yang dapat menjadi potensi bencana. Kita bisa mengurangi 20 persen dan itu sudah membantu menyelamatkan masyarakat,” kata Doni. [Syam]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here