Menjadi Guru Digugu dan Ditiru

0
1604
- Advertisement -

Buku : Meretas Jalan, Menjadi Guru Inspirasi, Studi Kasus Kompetensi Guru di Sulawesi Selatan                                      Pengarang: Basri    Editor: Bachtiar Adnan Kusuma

PINISI.co.id- Tidak banyak buku yang mengusung tema soal guru. Kendati sebenarnya membicarakan guru dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Seperti buku Meretas Jalan, Menjadi Guru Inspirasi, Studi Kasus Kompetensi Guru di Sulawesi Selatan, yang terbit dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Mei tahun 2020 ini, adalah momen yang tepat.

Mendapat pengantar dari Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, dan disunting Bachtiar Adnan Kusuma, pembaca bisa menelaah bagaimana sepak terjang dan perjuangan seorang guru menjadi pendidik idaman. Tidak mudah, tapi memang banyak syaratnya dan kendala untuk menjadi guru profesional.   

Mengambil studi kasus tentang guru-guru SMA di Sulawesi Selatan, kita bisa tahu kapasitas guru-guru dalam ajar mengajar. Kita akui bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah bekerja keras dan menaruh perhatian yang besar bagi pengembanagn guru, namun capaiannya belum memuaskan.   

Dengan bahasan yang menarik, penyunting mampu menempatkan buku yang didasarkan pada disertasi karya Basri ini, menjadi buku yang mulus dibaca, lancar seperti air mengalir di manapun bagian yang dipilih. Kecuali bagian hasil kajian yang menjadi subtassi buku, ihwal kompetensi guru, yang secara rinci menggambarkan hasil penelitian yang komprehensif.    

- Advertisement -

Simpulan buku ini, kita akan tahu dan mengenal  untuk menjadi guru yang baik, ideal, dan memenuhi komptensi yang baik, butuh tahapan-tahapan yang panjang dan persyaratan yang ditentukan.  Pembaca akan tahu roh dan jiwa seorang guru.

Diakui, tak ada negara maju apabila sistem pendidikannya buruk. Maka gurulah yang menjadi garda depan untuk menghasilkan peserta didik yang kualifaid. Karena itu, setiap negara memiliki karakteristik tersendiri dalam memajukan pendidikannya.

Dan guru hanya salah satu variabel dari segudang komponen lainnya yang memengaruhi sistem pendidikan kita secara makro.

Tak heran, jika indeks pendidikan kita selalu terpuruk dalam kancah dunia bahkan di tingkat ASEAN. Potret pendidikan Indonesia bisa direfleksikan pada kualitas guru SMA di Sulawesi Selatan sebagai barometer dan laboratorium. Ini dapat dilihat dari kualitas dan kompetensi guru SMA secara umum.

Yang jelas pesan moral buku ini, mari kita menghargai, mendorong, dan mendudukkan guru sebagai penyangga pendidikan yang berkualitas dan berkesinambungan. [Lip]

                                                                    Mendapat pengantar dari Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, dan disunting Bachtiar Adnan Kusuma, pembaca bisa menelaah bagaimana sepak terjang dan perjuangan seorang guru menjadi pendidik idaman. Tidak mudah, tapi memang banyak syaratnya dan kendala untuk menjadi guru profesional.   

Mengambil studi kasus tentang guru-guru SMA di Sulawesi Selatan, kita bisa tahu kapasitas guru-guru dalam ajar mengajar. Kita akui bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah bekerja keras dan menaruh perhatian yang besar bagi pengembanagn guru, namun capaiannya belum memuaskan.   

Dengan bahasan yang menarik, penyunting mampu menempatkan buku yang didasarkan pada disertasi karya Basri ini, menjadi buku yang mulus dibaca, lancar seperti air mengalir di manapun bagian yang dipilih. Kecuali bagian hasil kajian yang menjadi subtassi buku, ihwal kompetensi guru, yang secara rinci menggambarkan hasil penelitian yang komprehensif.    

Simpulan buku ini, kita akan tahu dan mengenal  untuk menjadi guru yang baik, ideal, dan memenuhi komptensi yang baik, butuh tahapan-tahapan yang panjang dan persyaratan yang ditentukan.  Pembaca akan tahu roh dan jiwa seorang guru.

Diakui, tak ada negara maju apabila sistem pendidikannya buruk. Maka gurulah yang menjadi garda depan untuk menghasilkan peserta didik yang kualifaid. Karena itu, setiap negara memiliki karakteristik tersendiri dalam memajukan pendidikannya.

Dan guru hanya salah satu variabel dari segudang komponen lainnya yang memengaruhi sistem pendidikan kita secara makro.

Tak heran, jika indeks pendidikan kita selalu terpuruk dalam kancah dunia bahkan di tingkat ASEAN. Potret pendidikan Indonesia bisa direfleksikan pada kualitas guru SMA di Sulawesi Selatan sebagai barometer dan laboratorium. Ini dapat dilihat dari kualitas dan kompetensi guru SMA secara umum.

Yang jelas pesan moral buku ini, mari kita menghargai, mendorong, dan mendudukkan guru sebagai penyangga pendidikan yang berkualitas dan berkesinambungan. [Lip]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here