Beranda Rumah Kebon Itu di Tepi Sungai

0
1943
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

BERANDA di pinggir pertikungan sebuah sungai yang menghadap ke hulu. Sungai itu nampak penuh dengan bebatuan, airnya mengalir jernih.

Nampak pegunungan di hulunya dan pepohonan yang rimbun di bantaran kiri kanan sungai itu.

Aneka burung yang beterbangan dan hinggap di dahan pepohonan yang menjulang tinggi. Bila petang dan malam hari tiba terdengar bunyi hewan yang bersahut sahutan berirama.

Di sekitar rumah kebon itu, terdapat beberapa petak persawahan
perbukitan yang tertanami padi. Di petak sawah terendah yang pematangnya berimpitan dengan bantaran sungai terdapat empang yang diaburi ikan sungai.

- Advertisement -

Setiap saat ikan-ikan itu dipanen lalu dimasak asem kunyit, dibakar dan digoreng tumis tomat, bawang putih, kemiri dan jahe sebagai lauk. Disantap bersama duduk bersila di beranda rumah kebun yang tak berdinding.

Berada atau teras rumah kebon itu memberi nuansa/ inspirasi untuk merenung/ berkontemplasi yang begitu penting dilakukan oleh para yang memegang amanah sebagai pemimpin/ pejabat publik sebelum mengambil suatu kebijakan dan tindakan bagi kemaslahatan hajat hidup orang banyak.

Bukan tiba masa tiba akal … tanpa renungan yang dalam lontara Bugis menyebutnya, Sumange/daya hidup dan Ininnawa/hati murani, kalbu sebagai landasan dalam ( menciptakan blue print apa yang akan dikerjakan).

Mengabaikan hal itu yang sering kali menyeret seorang pejabat publik jatuh ke hal-hal yang tercela … berurusan dengan hukum misalnya ber-KKN dan mengorupsi uang/aset negara dan seterusnya.

Bagi seorang seniman dan budayawan di tempat seperti itu menginspirasi untuk melahirkan/menciptakan karya-karya yang bernilai kemanusian berupa syair, novel, seni rupa/disain grafis, komposisi tari, musik/lagu, naskah teater, skenario film dan sebagainya.

Adapun jurnalis menuliskan opininya yang bersifar esai.

Akademisi menulis karya ilmiah untuk publikasi Jurnal internal serta buku dari hasil penelitian yang sudah teruji untuk dipersembahkan ke khalayak umum.

Karya literer itu akan menjadi referensi bacaan di Pustaka Baca masyarakat di perkampungan dan perkotaan.

Sebagai suatu upaya Gerakan Pencerdasan Kehidupan Bangsa yang tak bokeh terabaikan dari Pembangunan Sumberdaya Manusia. Manusia yang berkerakter, terpelajar dan bermartabat.

Di teras rumah kebon itu pula selalu terhidang rebusan dari kayu bakar ; singkong, ubi, sukun, pisang, jagung pulut dan kacang berikut peco-peco sambel terasinya.

Ada pula tuak aren, minuman banrek, bajigur dan sarabba yang hangat.

Hidupkan dan ciptakan kehidupan itu di lokasi terdekat dengan domisili kita.

Beranda Inspirasi Ciliwung 22 juli 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here