Waspadalah, Mutasi Virus SARS CoV-2 Ancam Efektivitas Vaksin

0
567
- Advertisement -

PINISI.co.id- Selain varian baru SARS-CoV-2 dari hasil mutasi di Inggris, kita harus mewaspadai varian baru mutasi di Afrika Selatan. Jika varian B.1.1.7 dari Inggris ditemukan di 40 negara, varian 501YV2. dari Afrika Selatan ditemukan di enarn negara lain. Selain lebih menular, varian baru dari Afrika Selatan ini dikhawatirkan mempengaruhi efektifitas vaksin.

Sebagaimana dilansir Kompas, (8/1/2020),  laporan epidemiologi mingguan dari WHO pada 5 Januari 2021 menyebut, dalam tiga minggu berturut-turut, ada lebih dari 4 juta kasus baru Covid-19 secara global dan kematian baru meningkat 3 persen menjadi 76.000 jiwa. Jadi, jumlah kumulatif lebih dari 83 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 1,8 juta kematian global.

“Munculnya varian terbaru SARS-CoV-2 rnenimbulkan kekhawatiran,” sebut laporan ini. Varian VOC-202012/01 atau  B.1.1.7 yang awalnya terdeteksi di Inggris ada di 40 negara.

Adapun varian 5011W2 yang awalnya terdeteksi di Afrika Selatan ditemukan di  enam negara lain.

Pada 18 Desember 2020, Afrika Selatan mendeteksi mutasi yang cepat menyebar. Varian ini dinamakan 501Y.V2 karena ada mutasi N501Y dalam protein lonjakan yang digunakan virus untuk rnasuk ke dalam sel tubuh. Mutasi ini juga ditemukan pada varian baru yang diidentifikasi Inggris pada Desember 2020, tetapi diperkirakan beredar sejak September 2020. Mutasi ini bisa meningkatkan penularan virus.

- Advertisement -

Menurut WHO, dua varian di Inggris dan Afrika Selatan berbagi mutasi N501Y, tetapi  berbeda. Varian di Afrika Selatan membawa dua mutasi protein lonjakan yang tak ada di strain Inggris, VOC202012/01, dengan VOC (Variant,of Concern) atau R1.1.7. Mutasi E484K varian baru di Afrika Selatan mengubah “domain pengikat reseptor”, bagian protein, lonjakan yang dipakai virus masuk sel manusia.

Tim peneliti di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, Amerika Serikat, menilai kemampuan antibodi yang diambil dari penyintas infeksi SARS-CoV-2 untuk menetralkan berbagai galur baru virus korona. Kajian itu terkait pada mutasi baru pada E484K, yang ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil.

Studi yang dirilis pada Selasa (5/1/2021) di Afrika Selatan dan Brasil pembawa mutasi E484K mengurangi kemampuan netralisasi oleh antibodi serum dari beberapa individu. Penurunan kemampuan netralisasi antibodi ini lebih dari 10 kali lipat.

Riza Arief  Putranto, peneliti genomik olekuler, mengatakan makin banyanya mutasi baru SARS-CoV-2 menunjukkan urgensi surveilans genomik di Indonesia. Sejauh ini, kata Riza, varian baru mutasi di Inggris dan Afrika Selatan belum ditemukan di Indonesia, karena bisa jadi keterbatasan analisis genom SARS-CoV-2. (Sol/Kompas 8/1/2020).    

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here