Wahidin, Putra Bone, Kepala BRSKPN Bogor: Komitmen Anti-Napza

0
958
Wahidin alias Didin.

PINISI.co.id- Wahidin nama yang begitu singkat adalah Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza “Galih Pakuan” Bogor, salah satu Unit Pelaksana Teknisdi bawah Kementerian Sosial RI yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan Napza dan berlokasi di Ciseeng Kabupaten Bogor.

Wahidin yang akrab disapa Didin lahir 45 tahun yang lalu di Watampone, sebuah kota kecil di Sulawesi Selatan. Didin adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Masa remajanya  tinggal di lingkungan Panti Asuhan Seroja di Bone dari kelas satu SMP sampai tamat SMA sehingga sangat mengetahui keseharian kehidupan anak panti. Inilah kemudian yang menumbuhkan sikap empati dalam dirinya terhadap para penerima manfaat yang ada di panti hingga sampai saat ini.

Didin menghabiskan masa sekolahnya sampai dengan tingkat SMA di Watampone. Setelah SMA Ia kemudian mengenyam pendidikan kuliah di UMI (Universitas Muslim Indonesia) di Makassar sebelum kemudian memutuskan untuk kuliah di STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) Bandung sebagai mahasiswa umum.

Selain menempuh pendidikan, banyak kenangan ketika Didin kuliah di STKS Bandung. Kecintaannya terhadap budaya Bugis Makassar mendorong Didin bersama sahabatnya Syaiful Samad yang sekarang menjadi Kepala Balai Wirajaya Makassar, membuka Kedai Daeng yang menjual makanan dan minuman  khas Bugis Makassar (Sarabba, Pisang Epe dan Singkong goreng) di Simpang Dago.

Perjalanan Karir

Setelah selesai menyelesaikan pendidikan di STKS, Didin lolos mengikuti tes CPNS kemudian ditugaskan di Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu. Ia mengabdikan diri di tempat tugasnya yang pertama tersebut selama 7 tahun. Pada tahun 2007 didin mutasi ke Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar.  Di sana Didin bertugas sebagai aplikator SAI selama 3 tahun.

Pada tahun 2010 Didin mendapatkan promosi sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha di Panti Sosial Mmarsudi Putra Todopoli Makassar.  Pada tahun 2017 di tempat yang sama Ia kemudian menjadi Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial. Desember 2018 Ia kemudian dipromosikan kembali menjadi Kepala di BRSKPN Galih Pakuan Bogor.

Tidak Pernah Berhenti Belajar

Bekerja di sebuah Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Didin untuk terus belajar. Karakteristik penerima manfaat korban penyalagunaan Napza di BRSKPN “Galih Pakuan” Bogor yang dinamis dan kadang manipulatif memberikan sebuah pengalaman baru bagi Didin dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala untuk selalu  memberikan upaya pelayanan maksimal bagi mereka dalam mencapai keabstinenan. Didin menyadari bahwa perkembangan kasus penyalahgunaan Napza yang terjadi sekarang semakin dinamis dan dia harus selalu memperbaharui konsep berpikirnya untuk dapat membawa Galih Pakuan agar selalu menjalankan fungsinya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para korban penyalahguna Napza.

Komitmen dan Semangat Anti Napza

Kementerian Sosial selalu mendorong Balai“Galih Pakuan” Bogor untuk berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan pelayanannya. Beberapa pengembangan program kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai “Galih Pakuan” Bogor diantaranya adalah program Desa Sejahtera Bebas Narkoba dan Program Edukasi Sekolah Bebas Napza.

Program Desa Sejahtera Bebas Narkoba melibatkan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya preventif untuk mencegah terjadinya kasus penyalahgunaan Napza dan melayani konsultasi edukasi jika ada anggota masyarakatnya terlibat kasus penyalahgunaan Napza. Program ini juga menggunakan konsep pemberdayaan (empowering) sehingga keberlanjutan program ini sangat tergantung dari partisipasi masyarakat setempat. Menyadari bahwa keberlanjutan program ini merupakan suatu hal yang penting, salah satu strategi yang dilakukan Didin adalah dengan membangun komitmen kerjasama dengan pemerintah setempat baik Dinas Sosial/Kecamatan/Desa untuk menjalankan program ini secara mandiri.

Selain itu pada masa kepemimpinannya ini, BRSKPN “Galih Pakuan” Bogor melaksanakan kegiatan Jambore pelajar anti Napza diikuti oleh 30 SMA di Kabupaten dan Kota Bogor dan diikuti sekitar 150 peserta. Kegiatan ini berhasil membentuk duta anti napza di sekolah masing-masing serta menanamkan semangat memerangi narkoba di kalangan pelajar dan mendapatkan apresiasi positif dari kalangan guru SMA di wilayah Bogor raya. [Solihin]

Description: Mgid


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here