UMI Makin Eksis di Usia 66 Tahun. Ini Harapan Para Alumninya

0
2304
Kampus modern UMI Makassar.
- Advertisement -

PINISI.co.id- hari ini, Selasa 23 Juni, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar telah berusia 66 tahun.

Di usiaya yang ke-66, UMI menjelma menjadi universitas berkelas dengan berbagai pencapaian yang membanggakan. Dengan 13 fakultas dan program pascasarjana dengan 57 program studi, termasuk 4 program doktoral dan menyandang status akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) yang menjadikannya sebagai PTS pertama di luar Pulau Jawa yang mampu meraih akreditasi unggul.

Rektor UMI Prof. Dr. H. Basri Modding, SE, M.Si bersyukur karena masih bisa memperingati ulang tahun UMI meski dilanda pandemi global Covid-19. “UMI bakal menerapkan konsep “Kampus Merdeka” dan “Merdeka Belajar” yang diharapkan bakal bisa dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021,” kata Basri.

SDM Andal

Alumni UMI pun tak kalah terkenal dan terus berkarya. Tidak sedikit dari mereka yang eksis di berbagai sektor pemerintahan dan swasta. Ribuan sarjana, S2 dan doktor melengkapi gelar tokoh yang lahir di kampus ini; mulai jenderal polisi, hakim agung, akademisi, pengusaha, ulama, pengacara, politisi, kaum profesional hingga pejabat.     

- Advertisement -

Salah satu alumnus yang dikenal luas ialah Prof. Dr. Abdul Latif, SH., MH yang kini menjabat sebagai hakim ad hoc tindak pidana korupsi.

 “Semoga cita-cita ideal UMI sebagai kampus Islami dan kampus pengabdian diamalkan secara konsisten dan menjadi semangat dan inovasi bagi insan akademika UMI demi meningkatkan kompetensi global melalui berbagai inovasi seperti transformasi digital, softskill, kompetensi abad 21,” harap Latif.

Selain itu ada Ir. Lulut Stiyani (58), alumnus Fakultas Elektro angkatan pertama tahun 1989 yang berharap peringkat UMI bisa dikerek naik menjadi 10 besar untuk perguruan tinggi swasta di Indonesia. “Jika peringkat UMI tinggi, otomatis dapat meredusir citra mahasiswa UMI yang sering unjuk rasa anarkis. Sebagai keluaran UMI saya sering ditanya tentang demonstrasi mahasiswa UMI yang sering kebablasan, meski unjuk rasa bagian dari demokrasi jangan sampai berbuat anarkis,” ujar Lulut ketika dihubungi PINISI.co.id.

Selain itu, Ketua Ikatan Pensiunan PLN Depok, Jawa Barat ini juga mengharapkan supaya UMI memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi dan disekolahkan ke luar negeri sehingga kualitas UMI ikut terdongkrak. “Program Studi Elektro sejatinya mengikuti perkembanagn IT dan terus memperbarui diri,” ucap Lulut.

Hal senada diungkapkan Dr. Ma’ruf Akib, SH, MKn, M.Hum (53) yang mendorong UMI menjalin kerja sama dengan universitas luar negeri terkait pengadaan bidang studi hukum yang bermata ajar bahasa Inggris. “Setamatnya nanti akan bergelar LL.M. Dengan begitu UMI meraih kepercayaan masyarakat,” kata jebolan UMI Fakultas Hukum pada 1990 ini.

Pun dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kendari, Sultra ini, menyarankan agar UMI memberdayakan potensi para alumninya, seperti sektor usaha dan UMKM mengingat kekuatan ekonomi umat ada di bidang ini.  

Prestasi

Kini UMI diperkuat 1.357 dosen dan tenaga kependidikan, selain 51 Guru Besar yang membuatnya menempati posisi teratas penyumbang guru besar terbanyak (67,12 persen) untuk perguruan tinggi swasta dalam lingkup Lembaga Layanan DIKTI Wilayah IX Sulawesi.

Jumlah mahasiswa 23.406 dan sarat akan prestasi baik di dalam maupun luar negeri. Sejumlah pencapaian terbaik di antaranya meraih Gold Medal dalam kegiatan Choral Ochestra Folklore Festival ke-3 Tahun 2019. Sedangkan pada tingkat nasional dan regional, mahasiswa UMI berhasil menyabet Juara Umum Pekan Integritas Kesatria Cendikia (UNJ) Jakarta, Juara 1 Lomba Vidgram (Al-Insyirah Public Health Competition) Pekanbaru, Juara 2 Expo Kewirausahaan Mahasiswa Nasional di Universitas Haluoleo dan banyak lagi prestasi cemerlang lainnya.

UMI juga mendidik mahasiswanya untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship, sehingga sebagian dari mereka kini sudah ada yang berwirausaha baik di bidang fashion, kuliner dan berbagai industri kreatif.

Dalam bidang pengembangan karakter, UMI satu-satunya perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam 36 PTN se-Indonesia yang dipercayakan mengembangkan konsep pendidikan karakter Nasional.

Pencerahan qalbu, menjadi program unggulan UMI dalam membina karakter mahasiswanya. UMI juga menanamkan 16 Karakter Moral dalam jiwa setiap civitas akademikanya. Empat diantaranya adalah cinta tanah air, menjaga lingkungan, menghargai keragaman dan semangat kebangsaan.

Dalam bidang sains, UMI tidak kalah canggih dengan universitas-universitas bernama besar lainnya. Torehan prestasi inilah yang kemudian mengantarkan UMI menempati ranking ke-69 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan Science and Technology Index (SINTA).

Akhir kata, besar harapan Rektor UMI Prof. Dr. H. Basri Modding, SE., M.Si agar UMI senantiasa berkembang dan mampu terus beradaptasi menghadapi gelombang perubahan ke depannya.

“Insya Allah kita optimis dan antusias bahwa UMI senantiasa siap beradaptasi dengan segala situasi dan kondisi perkembangan masyarakat,” tutupnya.

Kampus UMI berawal dari sebuah bangunan yang didirikan di areal tanah terbatas di daerah Kakatua, Makassar pada 23 Juni 1954 silam. Kala itu, UMI menjalankan program civitas akademiknya di bawah Yayasan Wakaf UMI dan hanya memiliki Fakultas Ilmu Pengetahuan Islam, Ilmu Masyarakat dan Fakultas Hukum Sosial Politik.

[Lip/NOV/Kompas]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here