TIADA LAGI MERAH DARAHKU

0
745
- Advertisement -

Pukul 23.59.
Mata tak kuasa terpejam…
Dentingan detik demi detik…

Dada mulai sesak…
Sesaat lagi 76 tahun negeriku
Negeri Indonesiku
Maha Subur nan Jaya…

Kibaran bendera Kebesaran Bangsa …
Bangsa Indonesia
Di tiap- tiap rumah…kota sampai pelosok desa
Rutinitas rakyat mengibarkan bendera di bulan Agustus…

17Agustus…kebesaran..keberanian..keperkasaan, harga diri, bangsa Indonesia menjadi sebuah Bangsa.
Tanah Airku Indonesia.
Berkibarlah benderaku
Merah Putihku
Merah Darahku…
Tanah Tumpah Darahku…

Indonesia Raya
Adakah tangan masih bisa bertakbir
Berhormat pada Sangsaka?
Adakah getaran jiwa menengadah
Adakah kesejukan menatapnya?
Adakah bangga melihatnya?
Adakah desiran…?

- Advertisement -

Adakah lutut bisa tegak
Tak getar karena seluruh sendi rapuh nan keropos
Adakah kaki bisa menapak di bumi pertiwi..

Adakah bumi pertiwi masih terbentang dari Sabang sampai Marauke adalah bernama Bangsa Indonesia…

Pintu rumahku
Pintu kampungku
Pintu kotaku
Pintu pulauku sudah hanyut diterjang badai….
Tak ada lagi penyekat di antaranya….

Semua arah angin…
Semua penjuru termasuki….
Bebas melenggang
Darat, laut dan udara….
Tiada lagi mampu berdiri tegak sebagai bangsa …..
Sebagai tanda bahwa hari ini ….76 tahun lalu dan sampai kapanpun…
Merah Darahku
Tanah Tumpah Darahku…

Aku hanya mampu duduk.di pojok pembaringan
Menatap tak bertumpu…
Dengan gawai tua retak….
Menunggu desiran…
Alunan takbir
Terkurung dengan covid
Asing bebas sebebasnya masuk ke ruang-ruang yang tak pantas dia ada.
Kematian tiap hari…..
Melemahnya daya beli …..
Kemiskinan ya kemiskinan…..

Perapuhan dari dalam tak kalah dahsyatnya..
Mengoyak-ngoyak seluruh sendi kehidupan..
Letupan-letupan dahsyat begitu nyata.
Berlomba bangun narasi tak bernalar dan tak beralas
Apalagi berhati…..

Hilangnya kepatutan dan kepatuhan ….

Karena narasi yang berhatilah yang berjiwa

Akankah ada suara lantang di 76 tahun negeriku…..
Hormat pada Sang Saka Merah Putih…??
Lantang ..bangga sebagai Bangsa Indonesia…..

Polesan rupa dengan segala atribut di tubuh tanpa makna….hianat pada para pejuang
Hianat pada rakyat
Semakin papa

Menari..berjingkrat di atas darah pejuang….
Tersenyum
Tertawa terkekeh meledek
Berpijak di atas angin
Bermain di awan…

Para pemain berayun ke sana kemari mencari pijakan
Mencari cantolan sana sini seerat-eratnya mengikuti irama sang pelakon…
Yang penting SELAMAT….

Berbaris bergitu rapi
Tertata begitu rupa…
Siap mengangguk setiap saat..
Menjalankan Parentah….
Yang penting semua genggaman aman dan senang….

Adakah angin hari ini bisa menari gemulai mengelus Sang Saka Merah Putih..
Hati ikhlas, bangga bersama Merah Putih.
Adakah ombak bisa hening sejenak…..??

76 tahun
76 tahun
Angka hanyalah angka
Tapi di 76 tahun ini sesama anak bangsa…tiada lagi genggaman tangan yang erat
Desiran nadi
Buncahan patriotik…..

Tiada lagi Merah Darahku…
Menggumpal beku
Merusak jaringan
Menuju peti mati bersama covid 19…..
Akankah angin mampu mencium, membelai, membisikkan kekaguman pada Sang Saka Merah Putih…??

Negeriku nan indah dan makmur…masihkah bisa bebas bertani ataupun melaut…walau hanya sekadar melepas lapar dan dahaga…..

Di manakah saudaraku sebangsa dan se tanah air?

Jumrana Salikki (17/8/2021-pukul 1.29 wib)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here