Terbakarnya Rumah Adat Lontar/Tae di Sao Mario Batubatu Soppeng

0
601
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

SEBUAH adegan dengan jarak pandang (full shot) pekarangan penuh rumput.

Kamera video itu membuka lebar lenzanya panning arah ke kiri kanan hingga tetlihat nyala api yang sedang melahap rumah kayu yang perabotannya dari bangunan pohon lontar ( Bola Tae).

Saya menerima sher video itu dari Dek Aprial usai berbuka puasa Jumat 8 April 2022.

Sekitar tujuh menit saya terus memandangi nyala api yang melalap hangus rumah adat peradaban itu yang dibangun 33 tahun silam oleh Andi Mustari Pide, penggagasnya.

- Advertisement -

Di kawasan rumah adat yang disebut Sao Mario terbangun 4 rumah adat etnis; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.

Dengan sedih dalam batin … Marilaleng Pesseku (kesedihan terdalam dalam batin) saya meneruskan rekaman video itu ke beberapa sahabat yang memiliki Rasa Pesse seperti yang sama saya alami dengan narasi ajakan Rembuk Tudang Sipulung untuk bagaimana kita merawat warisan peradaban yang begitu berharga yang diciptakan oleh penggagasnya.

Warisan itu telah menjadi amanah bagi pemerintah dan masyarakat Soppeng khususnya.

Perlu ada perawatan permanen pelestariannya serta pemanfaatan dari nilai-nilai peradabannya seperti benda benda pusaka dan pemberdayaannya yang tersimpan di dalam rumah adat itu.

Menjadi destinasi/tujuan wisata budaya serta sarana untuk dialog/pertemuan dan pargelaran budaya secarara berkala.

Respon Berkah Ramadhan

NAWA-nawa patuju dalam bahasa lontara kita terjemahkan untuk selalu berpikir positif kebaikan/kemaslahatan orang banyak.

Wakil Bupati Soppeng, Lufti Halide bersimpati menyaksikan bahwa Sao Mario tak terurus dengan rumput yang lebat di pekarangan kawasan rumah rumah adat itu.

Dengan itu mengandung implikasi adanya kepedulian pemerintah untuk bersama-sama merawat warisan itu yang menjadi salah satu ikon kebanggaan masyarakat Soppeng.

M. Pangkar Umram salah seorang profesional bankir yang memiliki penghayatan yang memandang perlunya merawat pelestarian warisan budaya jatidiri sebagai Ogi Tau Soppeng. Beliau berharap warisan budaya di Sao Mario itu, perlu Yassisoppengi.

Andi Wanua Tangke, penggerak peradaban yang telah mengabadikan sebuah rumah dinamai Bola Budaya Latangke di Pising Tajuncu.

Memiliki obsesi kerinduannya bertahun tahun untuk pelestarian peradaban untuk empat etnis di Sulsel yang telah dirintisnya dengan penerbitan sejumlah buku-buku tentang adab budaya empat suku besar itu.

Berharap Sao Mario menjadi Monumen Peradaban dalam skala empat suku bangsa besar itu.

Demikian halnya dengan Andi Wahida Tuan Guru Sulainan yang perlu mengambil hikmah dari musibah kebakaran itu.

Lalu Aspar Paturusi merespon dua kata ; apakah terbakar atau dibakar?

Saya tidak bisa mengabaikan begitu saja dua kata komen itu.

Pertanyaan kata dibakar ini, adalah fenomena cara pintas di perkotaan untuk sebuah lahan permukiman yang diperlukan oleh pengembang.

Kalu di kampung untuk apa ? Kemungkinan kecil karena alasan itu, yang mungkin terjadi karena Sere Ati / kecemburuan.

Begitu banyak kebaikan yang telah ditebar oleh keluarga pemilik Sao Mario di lingkungan sekitarnya.

Kita berharap tidak akan ada kebakaran lagi, kita jaga dan rawat warisan Sao Mario itu sebagai amanah.

Legolego Ciliwung 9 April 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here