Sumando Andi Takdir Mattalitti, Penyambung Kekerabatan Bugis Minangkabau

0
749

Kolom Fiam Mustamin

TERBILANG puluhan tahun sudah bermukim tetap di Padang. Dari bujangan hingga mempersunting Jusmita Weriza gadis Minang turunan Datuk Batu Sangkar.

Mulanya Andi Takdir datang sebagai tenaga pengajar di Universitas Eka Sakti yang dibangun oleh Andi Mustari Pide, almarhum yang beristerikan Erawati Toelies Sutan nan Sati.

Saya selalu merindukan negeri Padang tanah/ranah peradaban Minang.

Ke rumah Gadang basuo dengan Nan Tigo Tungku Sajarangan; Ninik Mamak, Cerdik Pandai dan Alim ulama.

Duduk basilo melingkar menghadap talang/baki makan basamo bajambak namanya. Bercengkrama mengenang masa kecik, menghalau kerbau dan membajak di sawah. Musim tanam hingga panen padi.

Nikmatnya makan basamo di pondok sawah tepi parit.

Usai panen ada pesta sekampuang, segala adat dan pernainan rakyat di pagelarkan.

Lalu ada barasanji/maulid Nabi, hajat sunatan, kawinan dan menempati rumah baru.

Di surau bersama mengaji dan berguru adab pergaulan.

Adat basadi syarak dan syarak basandi agama kitabullah.

Ketiga komponen ajaran itulah yang memiliki kedudukan tertinggi yang memandu kehidupan berkaum dan bermasyarakat secara umum di Minangkabau.

Di halaman nagari itu anak-anak belajar seni pencak jurus silat.

Pengajaran itu untuk pertahanan diri bila musuh datang menyerang.

Ke nanagari pula untuk musyawaroh dan bermufakat menjunjung kehormatan bersama, bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek mufakat.

Kemudian dalam tata cara/etika kehidupan berdiplomasi.

Iyoi Diorang, Lakukan Diawak, untuk suatu pembicaraan di majelis.

Tidak elok berbantahan saling mempermalukan dihadapan orang banyak. Bertutur kata yang santun dan terukur yang saling memuliakan.

Saya menempatkan perilaku itu sebagai filosofi diplomasi bermartabat yang telah dipraktekkan oleh leluhur Minang termasuk para pujangga antara lain Abdul Muis, Mara Rusli, Buya Hamka, Sutan Takdir Alisyahbana, Toelies Sutan nan Sati.

Para pemimpin negeri: Muh Natsir, Sutan Syahrir, Agusalim dan Mohammad Hatta.

Majelis Kedai Kopi

KEBIASAAN usai shalat subuh di surau mampir ke kedai kopi yang menyediakan pisang goreng dan ketan sebagai sarapan pagi. Kedai itu tempat bertemu untuk berbagi segala topik cerita yang sedang hangat.

Ada pencerita, ada pula pendengar sejati dan penanya.

Kedai itu ibarat sebuah forum majelis tidak resmi, tempat melepaskan cerita tentang pengamatan sehari hari apa didengar, dilihat dan dialami masing- masing pengunjung.

Tak ada perdebatan bersilang kata dan berbantah bantahan, yang ada membagi informasi dan konfirmasi untuk saling menguatkan pendapat.

Budaya majelis kedai kopi ini sebuah peradaban bagi orang yang berkeinginan banyak tahu tentang kehidupan sekitarnya.

Adakah generasi sekarang ini yang masih setia melakoni perilaku seperti itu sebagai pembekalan sebelum ke luar nagari merantau.

Saat ini, kampus Eka Sakti itu di almamater Tuan Takdir mengajar berbagi ilmu telah menjadi Perguruan Tinggi Swasta terkemuka di kota Padang.

Negeri Minang tanah/rana peradaban,
selain dengan kesejukan alamnya seperti di daerah Bukit Tinggi, Solok, Tana Datar, Agam, 50 Kota dan Batu Sangkar.

Saya juga begitu menyenangi perkampungan dengan rumah-rumah di perbukitan yang disekitarnya dengan lahan persawahan dan pegunungan.

Saya membayangkan disana itu ada bangunan nagari/balai rakyat, surau, masjid dan rumah gadang.

Pemandangan dan suasana itu sama dengan kampung saya di tanah Bugis.

Ke Minang serasa pulang kekampung sendiri.

Kepada Andi Takdir yang telah bergelar Sumando dengan panggilan Tuan Takdir saya sering bercurhat tentang negeri Minang.

Tuan Takdir adalah Ketua Lembaga Pengkajian Institut Lembang Sembilan Sumbar yang telah tiga kali memenangkan Pilpres yang pertama, ke tiga dan ke empat. Tuan Takdir yang turunan Arung Bila, pemangku adat dan mangkubumi kerajaan Soppeng berperan menyambungkan perekat silaturahmi Bugis dan Minangkabau.

Sungguh elok berkerabat urang Minang, putus asap rokok disambung lagi, tak putus cerita untuk bagaimana meraih kebajikan dalam kehidupan.

Layar terkembang perahu melaju,
ke pulau impian negeri yang damai, sejahtera dan berkepribadian.

Barakallah … aamiin.

Beranda Inspirasi Ciliwung 14 Januari 2022.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here