Seru!Prof. Amran, Appi, BAK, Quraish dan Para Guru Besar Bedah Covid di Hardiknas

0
703

PINISI.co.id- Forum Peduli Pendidikan Sulawesi Selatan dan LPM Parangtambung memperingati Hari Pendidikan Nasinal 2 Mei 2020 dengan membedah Covid-19 via zoom Sabtu (2/5/20) pukul 16.00-17.30 Wita. Diskusi yang diikuti 50 orang dari Kabupaten Maros, Sulawesi Barat, Jawa Barat, Jakarta dan Makassar memeroleh antusias para peserta.

Pembicara Utama Prof.Dr.H.Amran Razak, M.Kes., Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, memulai diskusi setelah diantar ketua MOI Sulsel selaku moderator Muslimin Kamase. Menurut Amran, penanganan Covid masih terkesan pada penanganan struktural, belum menyentuh aspek penanganan fungsional. Akibatnya, masyarakat lebih agresif mengambil peran utama ikut serta terlibat menangani Covid daripada pemerintah.

“Pemerintah Indonesia akhirnya memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan mengecualikan 8 perkara. Sebelumnya, sejumlah Perguruan Tinggi ternama, pakar-pakar kesehatan masyarakat dan sejumlah pemerintah provinsi (pemprov) serta Kab/Kota di Indonesia lebih memilih lockdown” kata Amran Razak dalam pengantarnya di Diskusi Bukunya berjudul” Menakar Kemampuan Negara Menangani Covid 19 Dalam Perspektif Ekonomi dan Politik”.

Sementara CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin, S.H., berharap ravid tes sebaiknya memilih random dari lorong-lorong dimulai 100 orang setiap lorong atau RT. Selain itu, Appi berharap Pemkot Makassar harus mentracing OTD harus diinapkan di hotel-hotel berbintang sebagai titipan sementara. Dari perspektif ekonomi, Appi meminta Pemerintah memberikan kesempatan kepada industri kecil dan ekonomi menengah kebawah dengan memesan masker tanpa harus melibatkan orang di luar kota Makassar.

“Saya berharap semua pihak termasuk pemerintah memberikan informasi yang akurat tentang covid 19 langsung ke warga masyarakat. Masyarakat kita butuh kepastian terkait penanganan covid 19 ini,” harap Appi.

Sekjend Asosiasi Penulis Profesional Indonesia, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) lebih menyoroti aspek edukasi terkait pandemi dari semula lambat.

Menurut Ketua LPM Parangtambung ini, sejak awal sosialisasi tentang Covid 19 mestinya dilakukan secara simultan dari SD, SMP dan SMA SMK takkan terjadi penyebaran di mana-mana. Akibat kampanye edukasi lambat, sekolah libur tak ada lagi kesempatan tatap muka antara guru, siswa dan orang tua siswa melakukan upgrading pencegahan Covid.

“Saya melihat cara paling penting memutus mata rantai penyebaran virus dari keluarga, RT, RW dan LPM dan sekolah. Untuk memutus mata rantai Covid cara yang paling ampuh hanya dengan pendidikan keluarga, anak-anak dan sekolah”, kata Ketua Forum Peduli Pendidikan Sulsel ini.

Quraish Mathar, Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Sulsel, tegas menyebutkan setuju harus kampanye pencegahan wabah dimulai dari keluarga. “Kita berharap anak-anak kita sekarang punya daya tangkal kuat agar tak mengalami kejadian seperti saat ini,” kata Quraish. [Irfan]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here