Sekolah Kehidupan di PARFI, KKSS dan Institut Lembang Sembilan

0
1666
Tiga tokoh PARFI (kiri ke kenan) Sophan Sophiaan, Aspar Paturusi, dan Ratno Timor.
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

BILA menghitung waktu, umurku separuhnya diabadikan untuk pelayanan publik kemasyarakatan.

Apakah itu pekerjaan ?

Ya … itu sebuah pilihan dalam kehidupan.

Pilihan itu dengan suatu kesadaran penuh bahwa memilih bekerja dalam pelayanan yang bersifat administrasi keorganisasian dan menjadi pelayan kepada yang mendapat amanah sebagai pengurus yang mengendalikan organisasi.

- Advertisement -

Di tahun 1980 an saya dua periode menjadi Kepala Hubungan Masyarakat merangkap Kepala Kantor sebuah organisasi profesi keartisan pemain film Indonesia bernama Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). yang Ketua Umumnya Ratno Timoer.

Di PARFI saya bersentuhan dengan sejumlah pemain film yang disebut aktor dan aktris. Selain berinteraksi dengan organisasi perilman bidang kekaryaan kreatif, produser, perbioskopan, peredaran/distribusi, studio dan pers film.

Bahkan suatu pengalaman otodidak yang dalam waktu yang bersamaan saya mendapat kepercayaan untuk membuat Buletin Stensilan untuk tiga organisasi : Karyawan Film dan Televisi (KFT), Produser Film (PPFI) dan PARFI yang berkantor satu gedung di Pusat Perfilman Usmar Ismail Kuningan Jakarta Selatan.

Saya sering terdiam mengingatnya, bagaimana hal ini bisa dilakukan hanya dengan bermodalkan percaya diri yang cenderung sok tau. Kemudian hari saya mendapatkan hikmahnya dari kegiatan nekad itu.

Di PARFI sendiri saya perlu mengenal dengan para senior yang pernah menjadi pimpinan puncak seperti ibu Sofia WD, Soedewo dan Sukarno M. Noer. Mereka mereka itu menjadi mentor yang perlu saya gali pengetahuan dan pengalamannya.

Dengan posisi jabatan itu, saya bisa berinteraksi akrab dengan senior : Oom WD Mohtar, Kang Rahmat Hidayat, Kang Dicky Zulkarnaen, Bang Rahmat Kartolo, Kang Muni Cader, Bang Jefry Sani, Bang Doddy Sukma, Bang Him Damsyik, Bang Mansyur Syah, Bang Kaharudfin Syah dan Daeng Sophan Sophiaan.

Sahabat yang sepantaran usia antaranya : Sultan Saladin, El Manik, Robby Sugara, A. Rafiq, Eddy Wardi, Iwan Wahab, Ramli Ivar, Resa Pahlawan dan lain- ain yang tidak saya sebutkan namanya.

Inilah antara lain yang memliiki hubungan emosional persahabatan yang perlu saya utarakan sebagai ungkapan persaudaraan dan doa kepada mereka mereka yang telah berpulang.

Saya juga perlu menyebutkan aktris senior yang telah memberikan perhatian khusus dan ucapan terimakasihku kepada Mbakyu Citra Dewi, Deliana Surawijaya, Rahayu Effendy, Mieke Wijaya, Nani Wijaya, Sari Narulita, Mutiara Sani, Dien Novita, Rini S Bono, Alice Djohar, Mila Karmila, Netty Hade, Norma Maulana dan Nizmah.

Sutradara KKSS

TIGA periode menjadi Sekretaris Pelaksana/Eksekutif dalam kepemimpinan Ketua Umum Beddu Amang yang memberi bekal pembelajaran yang sangat berharga.

Saya diberi amanah untuk merancang / menkonsep implementasi program kerja sebagai acuan dasar kepada pengurus untuk dirapatkan dan diputuskan serts dilaksanakan.

Sesuai dengan jabatan saya yang perlu membuat TOR proposal kerja dan naskah/teks pidato atau kata sambutan Ketua Umum.

Tugas ini sangat menantang yang memerlukan wawasan dan keterampilan khusus untuk membuat narasi sebagaimana layaknya sebuah editorial atau tajuk sebuah penerbitan media pers.

Inilah sebuah tantangan yang perlu saya kuasa, ibarat berfungsi sebagai sutradara sebuah pementasan.

Saya mengambil referensi pelajaran dari penulisan sebuah naskah teater dan skenario film.

Ketika teks itu terbacakan oleh Ketua Umum atau siapapun, saya mengamatinya pada bagian bagian mana yang perlu tanda baca penekanan untuk dramatisasi yang merangsang dukungan atau keharuan.

Bertahun tahun pelatihan ini saya jalani di KKSS dengan sukaria 24 jam melakukannya dengan ikhlas tanpa beban.

Saya melakukan kewajiban pelayanan semampunya kepada siapa saja warga tanpa pamrih dari mulai yang bergelar cendekia sampai ke yang setengah waras.

Modal dari organisasi profesi PARFI dan paguyuban kekerabatan sosial budaya KKSS menjadi panduan dalam mengendalikan lembaga kajian Institut Lembang Sembilan dari tahun 2004 sampai saat ini tahun 2020.

Dari setiap Pilpres, lembaga ini juga berperan sebagai tim sukses pemenangan dimana Jusuf Kalla selaku pendiri ikut berkompetisi.

Bila sekian puluh tahun pengabdian itu dikonversi dengan sebuah nilai studi bisa menjadi gelar akademik dalam kehidupan.
bermayarskat dan berbangsa.

Beranda Inspirasi Ciliwung 24 Oktober 2020.
.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here