Rempang, Ujian Kearifan Pemimpin yang Amanah untuk Rakyat

0
200
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

Hanya ada dua pilihannya, jadi penyandang pemimpin yang amanah atau penguasa yang zalim.

Jadi pemimpin yang amanah itu memilki sikap moral dan ikrar dalam dirinya dalam memangku jabatan dengan tindakan/perbuatan untuk pengayoman/perlindungan kepada rakyat yang dipimpinnya.

Penguasa yang kepemimpinannya mengabdi kepada kekuasaan dan kapital yang menunjangnya dengan cara apapun, termasuk menindas dan memisahkan rakyat dengan waris adat budaya leluhurnya yang telah dihuni ratusan tahun.

Pemimpin mengabdi kepada kepentingan rakyat, sementra penguasa menghamba kepada pemilik modal/kapital.

- Advertisement -

Pemimpin Jadi Penguasa yang Menindas Rakyatnya

MASIH adakah pemimpin yang amanah dan bagaimana membentuknya ?

Kita perlu menciptakannya dengan memilih Capres dan Cawapres 2024 yang menampakkan integritasnya untuk membangun bangsa yang Berdaulat, Mandiri dan Bermartabat.

Berdaulat dalam politik tidak dikendalikan oleh negara adikuasa atau negara manapun.

Mandiri dalam pengelolaan sumberdaya alam dan ekonominya, tidak didikte oleh investor asing atau oligark.

Bermartabat dengan kepribadiannya, memiliki jati diri sebagai bangsa, tidak bermental anak jajahan.

Insiden tragis yang menimpa masyarakat adat Rempang baru-baru ini, dapat dicegah apabila saja pemimpin tidak bermetaforse menjadi penguasa yang zalim.

Masyarakat adat di Pulau Rempang adalah suku Melayu dari laut dan darat yang telah mendiami tanah keluhur mereka sejak tahun 1834. Akan digusur dan dipisahkan dengan tanah tempat kehidupan mereka secara temurun dari warisan leluhurnya tanpa ada kepastian/ kesepahaman untuk Apa dan siapa proyek investasi kaca, solar dan panel itu ?

Banyak cara yang bisa ditempuh bila kearifan akal sehat dikedepankan, bukan arogansi kekuasaan.

Negara/ Pemerintahan ini diperkuat dengan berbagai kelembagaan dan kementarian, khususnya dengan Dewan Penasehat Presiden.

Dewan Penasehat itu dengan orang orang yang terpilih kearifannya yang seyogianya dapat melakukan fungsinya sebagai penasehat datang berdialog bersama dengan masyarakat adat dan menformulasikannya untuk menjadi pertimbangan Presiden, apa mudaratnya proyek Rempang itu bagi rakyat untuk diteruskan.

Kebijakan pemerintahan itu tidak harga mati seperti perintah komando, perlu nalar dan nurani apalagi bersentuhan dengan adat dan budaya yang dijunjung oleh masyarakat.

Tidak hanya di Rempang, masih terbentang luas lahan di tanah air ini.

Bila masyarakat adat diperlakukan secara beradab/ duduk berbincang berembuk dan bersepakat bulat kata, akan terbuka jalan solusi terbaik tanpa terpisah dan tercerabut dari akar adat dan budaya mereka.

Apapun semua dari insiden itu akan menjadi sorotan kepada Presiden dan Kepala Negara.

Akibat penerapan penafsiran perintah dari pejabat dan aparat tanpa pendalaman pemahaman sejarah dan sosio kultural daerah itu.

Jangan karena dengan Rempang, menutup semua karya pengabdian Presiden/Pemerintahan selama dua priode yang prorakyat membangun dari pedesaan ke perkotaan.

Legolego Ciliwung 15 September 2023.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here