Prof. Anhar Gonggong: Pemberani, Modal Perantau Bugis

0
9348
Prof. Anhar Gonggong bersama Saleh Mude.
- Advertisement -

PINISI.co.id- Kemarin, setelah saya shalat duhur di Masjid Lemhannas Jl. Merdeka Selatan, saya melihat dan menyapa Bapak Prof. Dr. Anhar Gonggong, pakar dan bengawan sejarah kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan, yang kini berumur 76 tahun.

Saya diberi kesempatan berfoto dan memvideokan komentar Prof. Anhar tentang keunggulan perantau asal Sulawesi Selatan yang kini menyebar hampir seantero Indonesia dan puluhan negara di mancanegara.

Prof. Anhar menyebutkan perantau Bugis-Makassar itu memiliki modal sebagai pemberani, mudah menyatu bahkan menikahi putri penguasa (baca raja) setempat, seperti di Riau, Kalimantan, dan Johor, Malaysia. “Tapi orang Bugis itu memiliki kelemahan, emosional atau implusif dalam istilah ilmu psikologi,” kata Prof. Anhar.

Saya berhasil meminta komentar Prof. Anhar tentang keberanian seorang perantau yang sempat berkawan kemudian berperang dengan Raja Siak, Thailand, Daeng Mangalle. “Itu karena keberaniannya, Daeng Mangalle dapat memimpin pasukan 200-an orang bisa mengalahkan ribuan orang pasukan Kerajaan Siak dibantu pasukan sekutu Perancis dan Inggris, lengkap senjata modern. Banyak korban di kedua belah pihak tahun 1686. Dua anak Daeng Mangalle yang masih kecil, Daeng Ruru’ dan Daeng Tulolo dikirim ke Perancis oleh Kepala Dagang Perancis. Daeng Ruru’ dan Daeng Tulolo dipelihara oleh pihak Kerajaan, diberi gelar Louis oleh Raja Louis XIV. Keduanya dididik menjadi tentara di Perancis. Daeng Ruru’ di Angkatan Laut dan Daeng Tulolo di Angkatan Darat,” pungkas Prof. Anhar. [M. Saleh Mude]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here