Perlu Tindak Lanjut PCBM, Aspar Paturusi dan Dr. Mansur Beri Catatan

0
1198
Anggota DEwan Pembina BPP KKSS Aspar Paturusi. (Foto Rakyat Sultra).
- Advertisement -

PINISI.co.id- Pertemuan Cendekiawan Bugis Makassar (PCBM) I yang diselenggarakan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, menghadirkan 45 pembicara dan penanggap dari berbagai latar keilmuan.

Meski diadakan secara virtual, namun tidak mengurangi minat 1000-an peserta selama dua hari 27-28 Juni 2020.

Ketua Dewan Kehormatan KKSS Jusuf Kalla yang membuka PCBM berharap para tau macca ini bisa menghasikan hasil nyata. “Jangan cuma seminar saja menghabiskan waktu. Harus ada yang bisa dihasilkan,” kata Kalla.  

Terkait hal itu, Ketua BPW KKSS Papua Dr. Mansur yang memandu acara, memberi catatan penting bahwa orang Bugis Makassar di perantauan memiliki aspek budaya dan sejarah yang saling terkait. Contohnya di Sumatera, Kalimantan, Singapura, Malayaia dan Philipina, Brunei bahkan di Eropa, dan Timur Tengah yang masih kental dengan adat istiadat dan bahasanya.

“Perlu ada pembutan buku atau literasi yang bermuatan sosial budaya, sejarah orang Bugis Makassar, juga membangun museum para pejuang termasuk La Galigo, agar generasi muda memahami sejarah,” kata Mansur.  

- Advertisement -

Selain itu, perlu BPP KKSS mensponsori pelaku ekonomi di kawasan Pantai Tanjung Bunga Makassar. Penataan regulasi mulai dari sekarang, guna mencegah masalah konflik sosial di masa datang.

“BPP KKSS dan cendekiawan KKSS, melakukan pengembangan bahasa Bugis Makassar agar kelestarian bahasa  tetap kokoh dan dipahami oleh generasi pelanjut,” ujarnya.

Adapun penyair dan budayawan Aspar Paturusi, terkesan lewat pendekatan budaya yang disampaikan penulis yang juga pegiat literasi Nirwan A. Arsuka. Soal siri yang dinilainya masih berupa siri individu. Memang pelaku siri masih dilaksanakan oleh perorangan. Seperti itulah yang tampak. Akan tetapi sebenarnya  tetap bertolak pada roh kolektif. Yakni, atas nama keluarga. Walau keluarga adalah bagian terkecil dari landasan kehormatan berbangsa dan bernegara 

Menurut Aspar, siri dalam pengertian yang luas sudah bersifat atau berjiwa kolektif. Atas dasar siri, martabat dan kehormatan bangsa, kita proklamirkan kemerdekaan. Dan untuk itu kita ikhlaskan pengorbanan jiwa raga.  Aspar menyebut pertempuran habis-habisan di Thailand, yang hanya menyisakan dua anak yakni Daeng Ruru dan Daeng Tulolo, adalah demi menegakkan kehormatan. Dua anak yang ketika itu berumur 14 dan 13 tahun kemudian menjadi perwira Angkatan Laut Perancis .

“Banyak kegiatan kemasyarakatan warga Sulsel di daerah atau di mana saja, bertolak atas nama siri,” catat Aspar yang juga dikenal sebagai aktor film ini. 

Kemudian Nirwan Arsuka juga membicarakan karya puisi almarhum Rahman Arge, yang mengangkat diksi puisinya pada prinsip “mate risantangi” , suatu jalan kematian yang mulia.

Namun penkatakan bahwa betul daya ungkap puisi Arge kreatif, hanya Arge baru merekam falsafah kehidupan orang Bugis Makassar. Baru berupa salinan. Baru pada tingkat copas.

“Sewaktu saudaraku dan kakanda Rahman Arge masih hidup kami sering terlibat polemik keras terutama untuk karya teater. Pada suatu kesempatan nanti saya dan Nirwan Arsuka, bisa berbicara lebih jauh.” kata Anggota Dewan Pembina KKSS ini.

Menyinggung Prof. Mashadi Said yang membicarakan “Panngaderreng“, menurut Aspar, hal itu sesuatu yang relevan dalam wajah baru kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Panngaderreng adalah salah satu inti budaya yang tidak digerogoti hingga ke akar oleh pergaulan budaya modern. 

Tetapi, menurut Aspar, tetap perlu diaktualisasikan seperti penolakan pada protokol kesehatan dalam memutuskan mata rantai Covid-19 adalah suatu sikap merendahkan semangat Panngaderreng 

Dalam catatan Aspar, Mashadi adalah perekam falsafah dan prinsip hidup orang Bugis. Tentu punya  pandangan yang dapat turut menjaga peradaban kita. Peradaban Bugis Makassar yang diwariskan leluhur tetap cukup mampu menguatkan nilai-nilai peradaban yang akan berperan aktif dalam kehidupan new normal. [Lip]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here