Omong Kosong Gerakan Menulis Buku Tanpa Praktek

0
359
- Advertisement -

Kolom Bachtiar Adnan Kusuma


Pekerjaan yang baik tanpa perencanaan hanya akan menjadi sulit dan perencanaan yang baik tanpa pelaksanaan hanya akan menjadi arsip” (Dr. H.M. Jusuf Kalla)


Baru-baru ini adalah Direktur Sekolah Islam Athirah, Syamril, S.T.M.Pd. membuka secara resmi dimulainya Gerakan Athirah Menulis (GEMA), pada Sabtu 25 September 2021 di Lt.2 Multi Media, Athirah Jl. Kajaolalido Makassar dan diikuti 25 orang peserta dari guru-guru dan staf Athirah di Makassar dan Bone. Genderang dimulainya Gerakan Menulis Buku bagi guru-guru dan staf Sekolah Islam Athirah telah ditabuh, ditandai dengan Penandatanganan MOU antara Athirah dan Gerakan Sayang Buku dan Ibu Suka Membaca Sulsel.

Penulis teringat kembali tentang Jean Paul Sartre adalah filsuf kenamaan Perancis yang gagasan-gagasannya dirumuskan para ahli dengan sebutan “Eksistensialisme”. Eksistensialisme adalah sebuah faham filosofis tentang makna kehadiran manusia di dunia. Karena itu, pemikiran-pemikiran Sartre dituangkan dalam karya tulis dalam bentuk nonfiksi dan fiksi yang ditulis dalam ketebalan di atas 500 halaman buku. Jika saja dibandingkan penulis lainnya, Sartre jelas lebih banyak. Nah, bagaimana cara Sartre menulis? Rupanya Sartre menulis satu jam di pagi hari dan satu jam di malam hari. Inilah yang dilakukan rutin Sartre dan karya-karyanya besar yang membuat harum namanya di seantero dunia.

Apa yang membuat Sartre punya nama besar sebagai seorang filsuf dan penulis buku? Kesederhanaannya, dalam menghasilkan karya tulisan yang tak bisa ditandingi di zamannya.  Cerita tentang Sartre, membuat penulis teringat tentang ruang menulis yang penulis sampaikan dari forum ke forum, membuat penulis sadar kalau forum menulis tanpa praktek adalah omong kosong. Sebab mendiskusikan tentang menulis tanpa ada karya kongkret, namanya juga bohong. Seperti teori tanpa fakta hanya sekadar ngibul. Karena itu, penulis menekankan perlunya komitmen internal para peserta pendidikan praktek menulis, komitmen penyelenggara dan lebih penting lagi adalah komitmen para mentor atau pelatih yang betul-betul profesional, fokus dan total mengawal jalannya Gerakan Menulis dan Membaca baik di Athirah maupun Sekolah Menulis Buku Keren di Kabupaten Maros dan tempat lainnya di Sulawesi Selatan.

Pertama, komitmen internal penyelenggara adalah janji personal dan janji kelembagaan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan menulis buku dengan membangun sistem, pola, struktur dan kinerja. Memulai dari penyelenggara menggelar program pendidikan dan pelatihan menulis dengan merekurt peserta secara terbuka, merekrut peserta dengan memulai janji kesetiaan atas pelaksanaan pendidikan menulis amat perlu. Karena dibutuhkan kesetiaan dan kedisiplinan yang tinggi dari peserta yang mengikuti pelatihan dan pendidikan menulis buku. Dan, inilah yang dibangun Gerakan Menulis Athirah yang begitu ketat dan mengikat peserta dengan MOU dari awal pelaksanaan Gema Athirah 2021-2022. hal-hal kecil.

Kedua, komitmen  para mentor atau pelatihnya sangat penting terutama menyediakan silabus atau kurikulum materi dan praktek pengajaran bagi para peserta. Namun, yang lebih penting lagi adalah sikap, kemampuan profesionalisme yang dimiliki para mentor, sangatlah penting. Melatih dan mengajar tak cukup hanya persentasi dan kurikulum yang apik. Tapi yang lebih penting lagi adalah kemampuan menyampaikan kepada peserta dengan menunjukkan praktek dan taktik strategis bagaimana melahirkan sebuah tulisan menjadi buku yang menarik dibaca.

Ketiga, fokus dan total. Kedua istilah ini mudah disebut, tapi acapkali sulit dilaksanakan. Karena hanya dengan fokus mengikuti dan melaksanakan pelatihan dan pendidikan menulis buku, bisa melahirkan satu peserta, satu buku (One Book One Teacher). Kuncinya, dibutuhkan totalitas menggerakan pikiran, ide, gagasan dan kerja nyata mewujudkan One Book One Teacher. Kita mulai dari hal-hal kecil seperti kata Sartre, buatlah jadual menulis rutin 1 jam pada pagi hari dan 1 jam menulis pada malam hari. Semoga…

Humas Tim Pendamping Literasi Daerah Sulsel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here