Masjid Tua Tosora, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Tanah Wajo

0
609
- Advertisement -

Berusia nyaris empat abad, kini hanya tersisa reruntuhan

PINISI.co.id- Area situs bersejarah Masjid Tua Tosora di Desa Tosora, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo.

Berjarak 19 kilometer dari Sengkang, ibu kota Kabupaten Wajo, Tosora selama ini dikenal atas pertanian dan perkebunannya. Tetapi sekitar tiga setengah abad lalu, desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Majauleng tersebut merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Wajo.

Sebuah benteng pertahanan seluas kira-kira seratus hektare berdiri gagah di sini. Menurut laporan Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan tahun 1984, Benteng Tosora mulai dibangun oleh Arung Matoa (sebutan Raja Wajo) ke-16 yakni La Tenrilai To Uddamang (1636-1639).

Proyek Benteng Tosora kemudian dilanjutkan dan rampung di masa pemerintahan Arung Matoa XVII La Sigajang To Bunne (1639-1643). Benteng ini kelak menjadi saksi bisu gigihnya prajurit Wajo menahan gempuran bala tentara koalisi Bone-VOC pada tahun 1670.

- Advertisement -

Masjid Tua Tosora dibangun pada masa pemerintahan Arung Matoa XV La Pakallongi To Allinrungi (1621-1626
Namun sebelum benteng, di area tersebut sudah lebih dulu berdiri sebuah masjid. Rumah ibadah muslim itu dibangun atas perintah Arung Matoa XV La Pakallongi To Allinrungi (1621-1626) di tahun 1621. Butuh waktu lama setelah La Sangkuru Patau’ Mulajaji (Arung Matoa XII, 1607-1610) jadi penguasa Wajo pertama yang memeluk Islam.

Menurut Abdurrazak Daeng Patunru dalam buku “Sejarah Wajo” (Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan, 1983), hadir beberapa penguasa negeri tetangga. Seperti Raja Gowa Sultan Alauddin, Raja Bone La Tenripale dan Datu’ Soppeng We Adang.

Kehadiran mereka tak lepas dari hasil upaya pengislaman yang dilakukan Gowa-Tallo sejak 1608. Sementara itu, Raja Bone dan Datu’ Soppeng datang dalam kapasitas sebagai sesama pemimpin Persekutuan Tellumpoccoe, aliansi tiga kerajaan Bugis yang dikukuhkan pada tahun 1582.Masjid Tua Tosora, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Tanah Wajo. Berusia nyaris empat abad, kini hanya tersisa reruntuhan. (Andi Wahida)

.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here