JK: Masjid Dibuka Kembali, Sebagian Warga Sulsel di Jabodetabek Mulai Menunaikan Shalat Jumat

0
884
Masjid Bumi Mutiara di Kabupaten Bogor telah mulai membuka untuk shalat Jumat dengan protokol kesehatan. (Foto Bahran Mile).
- Advertisement -

PINISI.co.id- Setelah kurang dari tiga bulan umat Islam beribadah di rumah, mulai Jumat ini (6/5/20) sebagian besar warga Sulawesi Selatan di Jabodetabek sudah melakukan aktivitas shalat Jumat di masjid setempat, terkhusus bila kawasan huniannya zona hijau. 

Seturut imbauan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla yang sepakat masjid dibuka kembali mulai Jumat ini.

“Yang paling aman justru di rumah ibadah. Berbeda dengan di mal atau di pasar, mungkin Anda tidak bisa jaga jarak dengan betul. Tidak bisa cuci tangan setiap saat. Kemudian di masjid itu paling lama setengah jam shalat Jumat, apalagi kita minta diperpendek. Itu kenapa Bapak Presiden dan Gubernur DKI Jakarta dengan DMI sepakat untuk mulai Jumat ini masjid buka,” kata Kalla dalam video yang jadi viral.

Tak ayal, warga mengucapkan rasa syukur ketika Kalla yang didukung presiden untuk mengaktifkan kembali masjid dalam kegiatan ibadah Jumat.

“Alhamdulillah geliat kaum muslimin kembali terlihat, khususnya di Tangerang Selatan. Beberapa masjid telah kembali melaksanakan shalat Jumat setelah beberapa bulan di rumah karena khawatir terpapar Covid-19,” ujar Rusuddin Gunturu.

- Advertisement -

Menurut Pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Tangsel ini, masjid Baiturrahmah  Legoso, Ciputat kembali bisa melaksanakan shalat Jumat, demikian pula masjid Darurrahman Cipayung melakukan hal yang sama.

“Tidak kalah gembiranya majelis guru SMK/SMA Nusantara Pisangan Ciputat yang kembali bisa Jumatan di sekolah,   di masjid Aldiana Nusantara. Alhamdulillah,” kata mantan Ketua IKAMI Sulsel Ciputat ini dengan taksim.  

Sukacita juga dirasakan Haji Bustamin yang tinggal di daerah Koja, Jakarta Utara. Di masjid Nurul Iman, Lagowa sudah dibuka pada 6 Mei ini, guna melaksanakan ibadah Jumat. “Kita harus patuh pada Pak JK yang memerintahkan membuka masjid,” ujar Bustamin, yang menjadi pembina di situ.

Meskipun kawasannya zona hijau, namun, kata Bustamin, jamaah disiapkan sabun pencuci tangan dan masjid juga disemprot dengan cairan disinfektan. “Jadi aman sembahyang di sini. Tetap jaga jarak dan pakai masker,” ucap Bustamin.

Di Jakarta sendiri, masih banyak zona merah sehingga Gubernur DKI memperpanjang PSBB – disebut masa transisi hingga 18 Juni.

Sementara di Kota Bekasi, Mursalin Sappe yang mukim di Kelurahan Pekayon Jaya, merasa aman beribadah Jumat di masjid kompleksnya sejak 6 Juni ini. ”Setelah beribadah sekian bulan di rumah, lega rasanya sudah merasakan suasana masjid,” ucap Sappe bersyukur.

Sebaliknya di Kabupaten Bekasi, tepatnya daerah Gunung Putri, kendati wilayah ini termasuk zona merah, namun masjid di Perumahan Bumi Mutiara tetap menggelar shalat Jumat. “Makanya jemaah mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum masuk masjid,” kata Bahran Mile yang ikut shalat Jumat di sini, bahkan memotretnya dari lantai dua.

“Kelamaan mi orang shalat di rumah, jadi kangen dengan masjid tawwa,” kata Mile yang bekerja sebagai ASN di Departemen Kehutanan ini.

Sementara di Kota Bogor, yang juga tercakup dalam zona merah, membuat Ketua KKSS Kota Bogor Awaluddin merasa khawatir menjalakan ibadah Jumat dekat kantornya di Jalan Siliwangi.

“Lihat kondisi dulu. Situasi normal saja orang shalat meluber hingga ke jalan, apalagi dalam kondisi PSBB begini. Insya Allah minggu depan saya Jumatan di masjid, sementara saya mengganti Dhuhur di kantor,” kawa Awal, yang siap melanjutkan Jumat Berkah dengan membagi nasi bungkus kepada kaum  dhuafa  di sekitar masjid.

Hal sama dirasakan Pembina KKSS Depok Ibrahim Rauf. Walaupun masjid dalam perumahannya sudah dibuka Jumat ini, akan tetapi Ibrahim masih sangsi melaksanakan ritual Jumat di masjid, mengingat banyak warga Depok yang tidak disiplin menjaga diri. Kelurahan Rangkapan Jaya, tempat Ibrahim menetap sudah ditetapkan sebagai zona hijau.

“Tapi usiaku sudah kepala tujuh, saya tergolong rentan sehingga saya Dhuhur di rumah saja,” ungkap Ibrahim yang berharap Jumat depan ia dapat berjamaah dengan warga kompleknya seiring wabah berlalu. [Lip]  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here