Inilah Cara ‘Berdamai’ dengan Corona

0
1022
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo (memegang mic) saat berkunjung di Banjarmasin beberapa waktu lalu.
- Advertisement -

PINISI.co.id- Pesawat Boeing 737-400 TNI-AU mendarat mulus di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu sore (7/6/20). Tenaga Ahli BNPB, Egy Massadiah mengawali turun dari tangga pintu depan pesawat menuju karpet merah.

Tanggap situasi, Egy segera mendekati Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama TNI Haris Haryanto yang tampak siap menyambut tiga pejabat negara dari Jakarta. Mereka adalah Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkes Terawan Agus Putranto, dan Ketua Gugus Tugas Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo.

Ketiganya bersiap turun dari pesawat. Sementara di bawah, Egy tampak sedang berbincang serius dengan Marsma Haris. Egy seperti menyampaikan sesuatu yang penting.

Tak lama kemudian, Marsma Haris segera menginstruksikan jajarannya agar memecah “kerumunan” wartawan yang berjubel agar menjadi lebih berjarak. Jelas kiranya, rupanya Egy meminta agar penyambutan dilakukan dengan tetap menjaga jarak.

Tak heran, sebab Egy adalah saksi langsung ketika Doni Monardo komplain suasana berkerumpun di ruang transit bandara Lanud Syamsuddin Noor Banjarbaru, Kalimantan Selatan, beberapa jam sebelumnya. Ia juga menyaksikan gestur Doni yang tidak nyaman setiap melihat ada kelompok orang berkerumun tanpa mengindahkan protokol “jaga jarak”.

- Advertisement -

Benar. Sebelum Makassar, rombongan terlebih dulu mengawali kunjungan ke Kalimantan Selatan. Setiba di Lanud Syamsuddin Noor Banjarbaru, tidak ada tari baksa kembang, yang biasa digunakan untuk menyambut tamu-tamu spesial. Yang tampak adalah pemuda-pemudi datang menyongsong kedatangan para tamu dengan alat ukur suhu tubuh dan hand sanitizer.

Lebih ke belakang lagi, sekitar 1,5 jam sebelumnya, pesawat Boeing 737-400 TNI-AU lepas landas dari base ops Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, menuju Lanud Syamsuddin Noor, Kota Banjar Baru. Ketiga pejabat bersama rombongan melakukan kunjungan kerja ke dua provinsi: Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Di Banjarmasin dan Makassar, mereka melakukan rapat koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Daerah serta menyerahkan bantuan untuk percepatan penanganan Covid-19.

Saat pesawat terbang tenang di ketinggian 33.000 kaki Doni Monardo sempat ke kabin bagian tengah, tempat duduk para staf pendamping dari tiga instansi: Kemenko PMK, Kemenkes, dan BNPB (Gugus Tugas Nasional Covid-19). Tampak Doni berdiskusi dengan wartawan senior Suryo Pratomo dan Deputi III BNPB, Dody Ruswandi.

Sesaat setelah tiba di ruang kedatangan Lanud Syamsuddin Noor, rombongan singgah sejenak di ruang transit. Tiga pejabat dan para pejabat teras yang mendampingi, memasuki ruang khusus. Mendadak, Doni Monardo muncul dan menunjuk petugas berpakaian militer. “Tolong atur supaya tetap jaga jarak yaaa….” Prajurit siap grak dan segera melaksanakan instruksi Letjen Doni.

Dalam perjalanan menuju Gedung KH Idham Khalid, di Komplek Kantor Gubernur Kalsel, Jalan Aneka Tambang, Trikora, Palam, Cempaka, Kota Banjar Baru konvoi rombongan singgah di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendian Penyakit (BBTKLPP) Kementerian Kesehatan yang terletak di Jl Mistar Cokrokusumo, Banjarbaru.

Di tempat ini, rombongan terbatas mendapat penjelasan hal-hwal pengendalian Covid-19 di Kalsel. Plt Kepala BBTKLPP Banjarbaru, Hamidi menjelaskan ihwal kegiatan PCR di wilayahnya. Saat ini, instansinya mampu melakukan pemeriksaan PCR hingga 300 spesimen per hari.

Lagi-lagi di tempat ini, Doni Monardo mengingatkan para hadirin untuk jaga jarak. Sebab, memang, ruang presentasi tampak penuh sesak, sehingga tidak mengindahkan protokol kesehatan.

Raker Gugus Tugas Daerah

Jarum jam hampir menunjuk pukul 12.30 WITA ketika akhirnya rombongan tiba di komplek Gubernur Kalsel. Pasangan Gubernur Sahbirin Noor dan Wagub Rudy Resnawan menyambut rombongan dari Jakarta. Keduanya mengenakan baju batik warna hitam motif batik Banjar. Tampak serasi.

Sisi kanan jalan conblock menuju Gedung KH Idham Khalid, panitia Raker memajang display foto di jejeran _easel_. Tak kurang dari 10 foto berukuran A-3 terpajang sebagai hiasan penyambut tamu.

Hampir semua foto menunjukkan aktivitas Pemprov Kalsel dalam melakukan protokol kesehatan. Satu foto menunjukkan penyemprotan disinfektan di perkantoran, permukiman, dan pasar-pasar. Foto lain menunjukkan pembagian masker di jalan. Ada juga foto dramatis yang mengabadikan momentum pembagian masker di pasar apung Siring Banjarmasin, dan foto-foto dengan topik serupa lainnya.

Mengawali acara, Gubernur yang akrab disapa Paman Birin menyampaikan paparan berisi laporan perkembangan terakhir Covid-19 di Kalsel secara umum. Ia mengakui, kurva korban Covid-19 di Kalsel masih menunjukkan trend naik. Diakui, Kalsel termasuk salah satu provinsi yang relatif tinggi angka jumlah warga yang terpapar corona.

Pihaknya berusaha mengerahkan semua kemampuan mengatasi wabah yang belum diketahui kapan berakhir. Ia juga sudah melaksanakan arahan pusat, refocusing APBD ke sektor kesehatan, khususnya untuk menangani Covid-19. 

Di akhir paparan, Paman Birin berharap bantuan pusat, agar penanganan Covid-19 bisa lebih optimal. Harapan itu terbayar tunai, karena di akhir acara, memang dilakukan acara penyerahan bantuan secara simbolis.

Disiplin, Disiplin, Disiplin

Doni memotivasi Gugus Tugas Covid-19 Daerah Kalsel untuk tetap optimis dan semangat. Ia memastikan kita semua bisa terhindar dari paparan virus corona, jika disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Ada tiga cara lolos dari paparan virus corona. Pertama disiplin. Kedua disiplin. Ketiga, disiplin. Jadi intinya disiplin melaksanakan protokol kesehatan adalah cara kita hidup berdamai dengan Covid-19,” tandasnya.

Mengapa kata “disiplin” mendapat penekanan bertubi-tubi dari mantan Danjen Kopassus itu? Sebab, katanya, protokol kesehatan itu mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan, kecuali bagi yang berdisiplin tinggi. Disiplin harus ditumbuhkan, harus digelorakan.

Ia bahkan memberi contoh, sekaligus mengkritik keadaan yang baru saja ia alami. Pertama, kerumunan di ruang transit bandara. Kedua, kerumunan di BBTKLPP. “Bayangkan, kita-kita yang memegang jabatan saja, sulit untuk menjaga jarak. Bagaimana kita mau meminta masyarakat jaga jarak kalau kita tidak memberi contoh dan disiplin,” ujarnya.

Dalam banyak kesempatan, Doni juga mengulang-ulang pesannya kepada setiap warga negara untuk berjiwa patriot dalam menegakkan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ia sering mencontohkan, saat di lingkungannya, baik di komplek perumahan, di kampung, atau di tempat kerja melihat ada kerumunan yang tidak mengindahkan protokol jaga jarak, harus berani menegur.

Keberanian menegur teman-teman kerja, tetangga, atau bahkan orang yang tidak dikenal untuk jaga jarak adalah jiwa patriot. Sebab, langsung-tak-langsung ia sudah berjasa mencegah penyebaran Covid-19.

Micro-droplet

Sedangkan, point penting yang disampaikan Menkes Terawan ada dua. Bisa dibilang bad news dan good news. Berita buruk, bahwa penyebaran Covid-19 paling berbahaya justru dari micro-droplet. Ia tersembur dari mulut pengidap, lalu bertahan di udara hingga 20 menit di suhu normal. Maka, orang-orang di sekitar yang menghirup udara (tanpa masker standar), menjadi rentan terpapar.

Sedang kabar baiknya, kini sedang dikembangkan pengobatan Covid-19 menggunakan antibodi dari darah pasien yang sudah sembuh. Plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh, dimungkinkan bisa menjadi “obat”. Jepang sedang bersiap mempraktekkannya. Uji klinis rencana dilakukan Juli 2020.

Sementara, Menko Muhadjir menegaskan apa yang telah disampaikan Doni Monardo. Masyarakat harus mulai bisa berdamai –atau apa pun istilahnya– dengan Covid-19. Sebab, selagi belum ditemukan vaksin atau obatnya, maka selama itu pula kita akan hidup bersama Covid-19. Cara berdamainya adalah mengikuti protokol kesehatan.

Doni Monardo bahkan dalam banyak kesempatan tak bosan-bosan mengkampanyekan semboyan 4 sehat 5 sempurna era Covid-19. Pertama, pakai masker, Kedua rajin cuci tangan memakai sabun. Ketiga, menjaga jarak (social & physical distancing). Keempat, olahraga teratur, tidur cukup, dan tidak panik. Lima penyempurnanya adalah makan makanan yang bergizi.

Empat jam di Banjarmasin, rombongan segera bertolak ke Makassar untuk keperluan yang sama. Di Rapat Gugus Tugas Daerah Sulsel pun, topik protokol kesehatan kembali mendapat penekanan dari Doni Monardo. [Man]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here