PINISI.co.id- Untuk kesekian kali warga Papua asal Sulawesi Selatan jadi korban pembunuhan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Terakhir tenaga kesehatan (nakes) dan sebelumnya anggota TNI dan guru.
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Ikatan Kerukunan Toraja (IKT) Provinsi Papua, Edie Rante Tasak dan Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Papua, Dr. H. Mansur, mengecam pembunuhan terhadap tenaga kesehatan (nakes) dan pembakaran fasilitas kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua belum lama ini.
“Kejadian ini sangat melukai hati kita, saya pribadi mengutuk keras tindakan KKB di Kiwirok yang secara sadis menghilangkan nyawa para medis,” ujar Edie Rante Tasak kepada wartawan di Jayapura, Kamis (16/9/2021).
Tasak mengaku prihatin dengan kejadian tersebut, yang menurutnya kejadian itu berkelanjutan dan seolah-olah bergilir dengan korban masyarakat sipil bahkan petugas publik dan petugas kesehatan.
Ia juga meminta Komnas HAM Papua lebih bersuara soal kejadian tersebut. Ia menganggap Komnas HAM kurang berperan lebih saat menyikapi peristiwa tersebut.
“Kami minta ‘gaungnya’ dari Komnas HAM harus juga besar, harus profesional dalam tugas, lakukan keseimbangan informasi dan pelayanan, baik itu saat menimpa masyarakat lokal ataupun petugas publik termasuk nakes,” kata Tasak.
Ia juga mengharapkan nakes yang masih dinyatakan hilang dapat segera ditemukan.
“Zona damai kami harap bisa terwujud di Papua. Kami IKT dan KKSS mengimbau warga untuk mehanan diri dan jangan ada reaksi yang bisa menimbulkan persoalan baru, kami akan tetap berkoordinasi dengan aparat agar korban bisa segera dievakuasi.”
“Kami warga sipil di Papua hanya mencari nafkah, dalam suasana perang sekalipun nakes tidak boleh dijadikan sasaran, sehingga ini tidak benar,” jelasnya.
Kepada kelompok yang berbeda ideologi di Papua pihaknya pun meminta agar tak jadikan warga sipil apalagi nakes sebagai sasaran.
Sementara itu Mansur menyampaikan keprihatinan atas kejadian yang menimpa nakes, yang merupakan bagian dari IKT dan KKSS.
“Kami minta pemerintah memberikan perlindungan kepada warga KKSS termasuk yang menimpa warga kami di Kiwirok. Pemerintah tidak seharusnya kalah dari kelompok ini yang seolah-olah melakukan kejahatan bergilir dari satu wilayah ke wilayah lain. Ini ada apa, dimana diteksi dini aparat kita, kenapa setiap saat peristiwa ini terus ada, kenapa KKB ini semakin banyak, senjata dan amunisi mereka dari mana,” tanya Mansur.
Mansur menyatakan dalam waktu 10 tahun warga KKSS yang menjadi korban KKB mencapai hingga 170- an orang, termasuk aparat TNI-Polri.
“Kalau pemerintah pusat tidak mampu selesaikan, maka ini menjadi pertanyaan. Kami minta evakuasi dan kembalikan warga kami, bila perlu kembalikan mereka ke keluarganya,” pungkas Mansur seperti dikutip PAPUAinside.com. (Lip)