Ibu Nusi Nurhani, Ibu Bahagia Dirawat Oleh Semua Anak Laki-lakinya

0
2009
Dra. Hj. Nursari Ahmad Nurhan.
- Advertisement -

PINISI.co.id- Sepeninggal Pak Ahmad Nurhani, saya kerap ke rumah beliau untuk menengok Ibu Nusi…sekadar ngobrol-ngobrol, itu juga dalam rangka menyapa memastikan isteri pendiri KKSS, alumni HMI itu dalam keadaan sehat.

Senyum dan tawa khasnya tetap menghiasi wajahnya yang masih cantik. Usia jualah yang kadang harus melalui perawatan.

Sepeninggal sang suami, Ibu Nusi adalah ibu yang bahagia di akhir hidupnya. Menapak hari-hari tuanya dengan kasih sayang anak-anaknya.

Boleh orang lain khawatir jika hanya melahirkan anak laki-laki semuanya, lalu timbul pertanyaan.. siapa yang akan merawat jika di hari tua kelak. Tak ada anak perempuan kandung yang lahir dari rahim sendiri.

Tapi Ibu Nusi adalah ibu yang beruntung, tanpa anak perempuan. Anak laki-lakinya mampu memberi segalanya menjalani hari-harinya dengan bahagia. 

- Advertisement -

Kasih sayang, lagi-lagi tak berbatas oleh gender, laki-laki pun mampu memberi segalanya pada sang ibu.

Karena anak laki-laki  pulalah, menantu dan cucu menyayanginya sepenuh hati.

Ibu Nusi adalah ibu beruntung.

Kasih sayang anak-‘anaknya tak berbatas. Luar biasa. Karena luar biasa itulah menyisakan rasa ‘tidak enak’ terhadap anak-anaknya.

Beliau mengeluh tidak mau merepotkan anak-anaknya yang semua laki-laki…tapi sangat menyayanginya.

Sulung Mugi, saban hari mengunjungi Ibu Nusi di kediaman Jaln Mangunsarkoro, Jakarta Pusat, memastikan sang Mama dalam kondisi baik.

“Karena anak-anak terlalu baik. Justeru saya tidak enak. Kasihan. Tiap hari mereka selalu memastikan kondisi mamanya,” sahut Ibu Nusi kepada saya tahun lalu.

“Makanya, saya berdoa supaya cepat saja dipanggil Allah. Kasihan anak-anak,” ujarnya lirih.

Mendengar itu, air mata saya pun nyaris tumpah, lalu mengatakan secepatnya, ibu bersyukur diberi anak laki-laki soleh..ibu adalah ibu beruntung di dunia ini. Diberi nikmat rezeki dan anak- soleh, walau anak laki-laki semua. Ini juga adalah tauladan bagi yang lain. Bahwa anak laki mampu dan bisa luar biasa merawat ibunya di hari-hari tuanya.

Rasa bahagia bercampur haru di wajah  Ibu Nusi. Air mata bahagia menggenangi bola matanya. 

Pipinya yang tembempun dikeluhkan karena sajian makanannya.

“Jumrana, saya sudah siap. Alhamdulillah sudah mendapatkan di dunia. Anak-anak semua baik. Coba  lihat, gak satu pun perhiasan saya pakai. Menantu dan cucu-cucu saya sudah saya siapkan,” begitu kata Ibu Nusi sambil mengangkat kedua tangannya sambil tersenyum manis.

Mantan Ketua Umum IWSS ini bersama suaminya Ahmad Nurhani, sudah memberi tauladan dalam mendidik anak. Sehebat apapun sang anak, ridho orang tua adalah keutamaan. 

Sang bapak Ahmad Nurhani-pun di akhir hayatnya duduk di kursi roda, anak-anaknya yang selalu memegang kaki sang ayah jika akan pindah di kursi di mana ia harus duduk. Mugi Nurhani antara lain melakukan itu di depan publik dengan ikhlas. Generasi metropolitan, pengusaha, melanglang dunia, biasa hidup di luar negeri, tidak meninggalkan akar budayanya Bugis Makassar. Sederhana, santun, Makkiade’.

Sebagai anak, Mugi bersudara, isteri dan anak telah menunaikan kewajibannya sebagai anak soleh.

Covid 19 yang membatasi langkah saya mampir di Mangungsarkoro untuk menyapa Ibu Nusi. 

Selamat kembali Ibu Nusi menghadap Sang Khaliq yang sudah tersiapkan jauh hari sebelumnya. Semoga kebaikan dan amal ibadahnya diterima Allah SWT, segala dosa dan kekhilafan terampuni…Aaminn YRA.

[Jumrana Salikki]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here