Gubernur Ganjar, Musdalifah Pangka dan Ustad Das’ad Berhikmat di Acara Tausiah Kebangsaan

0
716
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) tengah berbincang-bincang dengan Ketua KKSS Jateng Musdalifah Pangka (tengah) dan ustad Dasád Latif (kiri) dalam acara Tausiah Kebangsaan yang dihelat di Semarang.
- Advertisement -

PINISI.co.id- Ketua KKSS Jawa Tengah Musdalifah Pangka hadir dalam acara Tausiah Kebangsaan yang digelar Pemerintah Provinsi Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat kemarin, 4 Juni 2021.

Menurut Musdalifah, tausiah kebangsaan merupakan pengingatan nilai-nilai kebangsaan yang belakangan mulai mengendur. “Kita ingin terus memupuk nilai-nilai kesatuan dan kerukunan untuk saling menghormati perbedaan sebagai sesama anak bangsa,” kata Musdalifah kepada PINISI.co.id.

Ustad Das’ad Latif yang memberi tausiah mampu menyentuh hadirin termasuk Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dengan gayanya yang kocak, Das’ad Latif memberi wejangan dengan selipan yang mengena dan konkret.

“Beliau pas di Semarang dan mau ketemu saya, jadi saya minta sekalian isi tausiah. Dan yang disampaikan beliau itu bagus banget. Blak-blakan, tidak ada yang disembunyikan. Betul-betul gaya Makassar banget,” ucap Ganjar seperti dikutip pikiranrakyat.com. (5/6/2021).

Gubernur Ganjar tak mampu menahan tawa ketika mendengar ceramah ustad Das’ad. Penceramah asal Makassar ini bahkan berhasil membuat mata Ganjar berkaca-kaca.

- Advertisement -

Meski hanya sebentar, namun ustad Das’ad berhasil membuat acara yang digelar luring dengan protokol kesehatan ketat serta daring itu ger-geran.

Gaya tegas khas Makassar yang dibawakannya berhasil membuat pesan-pesan yang disampaikan begitu mengena. Selain itu, kelucuan yang disampaikan juga berhasil membuat semua jamaah tertawa.

Misalnya saat ustad Das’ad menceritakan tentang pentingnya bersyukur. Manusia harus banyak bersyukur karena diberi tubuh yang sempurna. Apalagi Aparatur Sipil Negara (ASN), semuanya harus bersyukur karena meski pandemi tidak ada yang diberhentikan.

“Bersyukur itu penting, apapun itu kita harus bersyukur. Saya kasih contoh, kita diberi telinga, tanpa latihan, dia bisa membedakan mana suara gubernur, mana suara Pak Wakil Gubernur. Kita diberi mata, coba kurang hebat apa. Tanpa latihan, dia sudah bisa membedakan mana istri sendiri dan mana istri tetangga,” kata ustad yang tergolong laris ini.

Lelucon-lelucon yang disampaikan ustad Das’ad itu berhasil membuat Ganjar dan seluruh jemaah yang hadir sampai terpingkal-pingkal. Bahkan sesekali, Ganjar mengambil tisu untuk menyeka air mata.

Dari ceramah singkatnya itu, ada dua poin penting yang disampaikan Ustad Das’ad, yakni tentang bagaimana menjadi orang baik. Mau jadi orang biasa, pejabat, atau siapapun, tugas manusia hanya bersabar dan memperbaiki salat.

“Apalagi jadi pemimpin seperti Pak Ganjar ini, harus banyak-banyak sabar. Kalau tidak bisa stress Pak. Gimana tidak, tiap hari di-bully terus sama orang yang tidak suka. Bapak harus sabar, jangankan bapak yang gubernur banyak prestasinya, security aja sering di-bully kok. Jadi bapak santai saja. Kecil itu masalah-masalah yang sekarang dihadapi bapak,” ucap Das’ad.

Ustad Das’ad juga mengajak semua umat untuk memperbaiki ibadah kepada Tuhan. Kalau umat Islam, maka diminta memperbaiki salatnya.

“Resepnya hanya dua itu, sabar dan perbaiki salat. Sama satu lagi pesan saya, jangan sekali-kali termakan informasi hoaks,” ujar Das’ad.

Menurut Ganjar, pesan-pesan yang disampaikan juga sangat cocok dengan budaya kerja yang dilakukan di Pemprov Jateng. Di antaranya reformasi layanan publik, tidak korupsi, selalu berintegritas dan lainnya.

“Maka tadi disampaikan, semua harus bersyukur dengan apa yang dimilikinya saat ini. Jadi ASN contohnya, harus bersyukur dengan cara melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Kalau mau naik jabatan tidak perlu cari muka, perbaiki saja kinerjanya. Jadi cocok saya,” kesan Ganjar. (Aco)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here