Gereja Katedral: Raja Gowa Ijinkan Portugis Sebarkan Kristen dan Pembangunan Gereja di Makassar

0
2711
- Advertisement -

PINISI.co.id- Sikap moderasi dan toleransi beragama sebetulnya sudah ditunjukkan ratusan tahun lalu oleh raja-raja di Makassar (Gowa Tallo).

Perlu diingat, sebelum agama Islam dianut oleh mayoritas penduduk Makassar — kerajaan kembar Gowa-Tallo, dan kerajaan Bugis (Bone) orang-orang Portugis sudah lebih dulu menyebar agama Kristen di Makassar.

Selain menjalin hubungan dagang dan persahabatan dengan Makassar, orang-orang Portugis juga menyebar agama Nasrani dengan aman dan mendapat jaminan dari kerajaaan Makassar. Sebaliknya orang Makassar memperoleh manfaat karena dapat belajar membikin istana yang keren dan indah dan benteng seperti halnya bangunan di Eropa abad pertengahan.

Berawal pada 1525 kota Makassar pertama kali disinggahi oleh tiga orang pastor dan misionaris dari Portugal, yaitu Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, Bernardinode Marvao, dan seorang bruder. Namun baru tahun 1548 Pastor Vincente Viegas datang dari Malaka dan ditugasi di Makassar. Di sana dia melayani para saudara Portugis yang Katolik serta beberapa raja dan bangsawan Sulawesi Selatan yang juga telah dibaptis menjadi Katolik.

Namun, belakangan Belanda datang dan dengan agresif menantang kemapanan Makassar  menyebabkan peran Portugis berangsur surut. Akibatnya penyebaran Kristen tidak berkembang, dan di pihak lain penyebaran Islam di Nusantara mulai marak. Akhirnya Makassar (Gowa-Tallo) menerima Islam sebagai agama resmi kerajaan.

- Advertisement -

Tak kalah penting, sikap menenggang terhadap pendatang juga diperlihatkan oleh raja-raja Makassar yang ramah dan toleran terhadap orang luar dan bahkan dibolehkan bermukim. Orang-orang Portugis, Spanyol, Belanda, Melayu, Maluku, Jawa, Mingkabau dan China diijinkan tinggal di Makassar. Makassar menjadi kota kosmopoltan dan terbuka.

Tak heran, orang Melayu dan Minang dibuatkan masjid oleh kerajaan, padahal mungkin raja sendiri masih menganut agama leluhur mereka dan belum memeluk Islam. Nakoda Bonang dari Melayu misalnya mendapat izin dari Raja Gowa X Tunipallangga untuk menetap di Makassar dan diberikan pula keistimewaan bagi pendatang dari Pahang, Johor, Campa dan Minang. Raja Tunijallo (1565-1590) mendirikan sebuah masjid bagi pedagang-pedagang ini di Makassar.

Saat itu Makassar adalah bandar (pelabuhan) yang ramai dan penting di Asia Tenggara. Pedagang-pedagang dari China, Arab, India dan Eropa menjadikan Makassar sebagai pelabuhan utama, sebagaimna dinukil dalam buku Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah, (Mattulada, 1982).   

Dan belakangan adalah Raja Gowa Sultan Alauddin (1591–1638) yang pertama memeluk Islam dan beberapa raja penggantinya memberikan kebebasan kepada umat Katolik untuk mendirikan gereja tahun 1633.

Namun gejolak politik antara VOC dan orang-orang Portugis menyebabkan para rohaniwan Portugis tersingkir dari Makassar. Penyebaran agama Kristen tidak berlanjut. Dan jatuhnya Malaka ke tangan VOC dan perjanjian Batavia 19 Agustus 1660 menyebabkan Sultan Hasanuddin diharuskan mengusir semua orang Portugis dari Makassar pada 1661.

Hasanuddin mengatur dengan baik keberangkatan orang-orang Portugis. Bruder Antonio de Torres yang mengasuh sebuah sekolah kecil untuk anak laki-laki meninggalkan Makassar pada 1668. Sejak itu selama 225 tahun, tidak ada pastor yang menetap di Makassar, seperti dikutip Wikipedia, Sejarah Katedral Makassar.

Pada 1892, Pastor Aselbergs, SJ, dipindahkan dari Larantuka menjadi Pastor Stasi Makassar, 7 September 1892 dan tinggal di suatu rumah mewah di Heerenweg yang kini bernama Jalan Hasanuddin. Pada 1895 dibeli sebidang tanah dan rumah di Komedistraat, Jl. Kajaolalido sekarang, lokasi gereja saat ini. Gereja ini dibangun pada 1898 dan selesai 1900; direnovasi dan diperluas pada 1939, selesai pada 1941 dengan bentuk seperti saat ini.

Dan gereja Katedral yang dibom bunuh diri Minggu kemarin, tempat saudara-saudara kita, penganut Kristen beribadah tetap kokoh berdiri dan terselamatkan dari serangan ‘teroris’.

( Alif we Onggang)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here