Digitalisasi Gagasan dalam Bursa Demokrasi

0
317
- Advertisement -


Kolom Ruslan Ismail Mage

Pada era teknologi informasi ini hampir semua bidang ilmu diimplementasikan dengan teknologi informasi, tidak terkecuali dalam menerapkan ilmu investasi politik. Bahkan era digital ini bisa menjadi ladang paling empuk tumbuh suburnya metode investasi politik kalau memahami strateginya. Suatu metode yang mengajarkan bagaimana melakukan proses aktualisasi diri sedini mungkin untuk mengikuti kontestasi memperebutkan dukungan rakyat di pasar demokrasi. Salah satunya melalui penyebaran gagasan dan pemikiran kreatif ke ruang-ruang publik.

Pada dua dasawara lalu ketika masih era media massa konvensional, proses aktualisasi diri lewat gagasan dan pemikiran kreatif tidaklah gampang. Harus memiliki kemampuan ekstra untuk bisa menembus media-media lokal terlebih media nasional untuk mensosialisasikan gagasan dan pemiliran cerdas ke publik. Di samping tidak mudah, media massa waktu itu juga sangat terbatas, sehingga orang berebut masuk di dalamnya memperkenalkan gagasan dan foto dirimya.

Namun pada era digital ini dengan berbagai turunannya berbentuk media sosial, setiap orang bebas menyebarkan gagasan dan pemikiran kreatifnya ke ruang-ruang publik, melewati batas-batas daerah, kota, bahkan negara. Setiap orang bebas menulis ide-ide kreatifnya untuk disebar, memperkenalkan produk karyanya, membagikan gambar-gambar aktivitas sosial kemanusiaannya yang menyentuh hati rakyat melalui akun media sosialnya. Itulah salah satu sisi positif era digital yang bisa dimanfaatkan para politisi muda untuk menawarkan gagasan besarnya kepada rakyat sebagai pemegang hak suara.

Berkaitan digitalisasi konsep yang dihubungkan dengan metode investasi politk, teori adaptasi John William Bennett penting dipahami. Bennett menerangkan bahwa asumsi dasar adaptasi berkembang dan berasal dari pemahaman evolusioner yang melihat manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Kalau mengacu pada teori Bennett ini, berarti semua eleman masyarakat tidak terkecuali politisi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital.

- Advertisement -

Dalam konteks investasi politik melalui gagasan dan pemikiran, nasehat Cokroaminoto, guru politik Soekarno wajib dimaknai para calon anggota legislatif (caleg). Nasehat bijak Cokroaminoto mengatakan, “Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator”. Bung Karno menjadi pemimpin besar karena menerapkan nasehat gurunya itu sejak muda dalam melakukan pergerakan menuju kemerdekaan bangsanya. Salah satu alat perjuangan Bung Karno adalah senjata penanya. Sang proklamator menyebarkan gagasan pentingnya bersatu berjuang melawan penjajah bangsa melalui tulisannya.

Dengan melihat perkembangan teknologi digital dan pentingnya menyebar gagasan sebagaimana yang di contohkan Bung Karno, maka jika ingin maju kontestasi 2024 menjadi pemimpin besar dan politisi tangguh yang visioner, wajib melakukan secara dini “Digitalisasi gagasan”. Suatu metode bagaimana menyebar gagasan dan pemikiran kreatifnya, serta karya-karya produktifnya secara digital. Bisa dengan membuat website berbayar, blog pribadi menulis, melalui media online, atau media sosial dengan berbagai variannya. Terlambat melakukan digitalisasi gagasan, berkemungkinan besar hanya menjadi tukang tepuk tangan di pinggir panggug demokrasi Indonesia.

Penulis, akademisi, inspirator dan penggerak, penulis buku-buku politik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here