Dengan Pemahaman Bismillah, Billah, Illah, Kita Sambut Pertaruhan Pilkada/Pilwali Makassar

0
737

Kolom Fiam Mustamin

Begitu menarik perhatian pemilihan Kepala Daerah/ Walikota Makassar, Mengapa?

MESKIPUN hanya dalam lingkup wilayah Kota, Makassar menjadi perhatian luas masyarakat yang pernah bemukim di kota itu yang suka disebut dengan kota Anging Mammiri/ kesejukan angin sepoi di pinggir pantainya atau kota Daeng, Juku Eja / ikan merah: sebutan bagi para pencinta klub sepakba PSM (Persatuan Sepakbola Makassar) yang selalu dinantikan laganya.

Komunitas ini menyebar di seluruh Tanah Air sampai ke mancanegara yang terhimpun dalam Paguyuban Kerukunan Keruarga Sulawesi Selatan (KKSS).

Apa Yang Menarik …

Menganalogikan laga sepakbola itu dengan Pesta Demokrasi Pemilihan Walikota Makassar yang akan berlangsung serentak beberapa hari kedepan 9 Desember 2020 di seluruh daerah.

Saya menggunakan kata Pertaruhan yang dinamis untuk menguji nyali dan keterampilan/ penguasaan pengetahuan untuk bagaimana memenangkan laga.

Dia bukan sekadar lomba dan kompetensi kontes nyanyian seperti Liga Dangdut.

Karenanya cukup menarik pertaruhan Pemilihan Walikota Makassar kali ini, dengan tidak tampillnya lawan tanding berupa kotak kosong, ruang hampa udara tak berjiwa yang kita hindari dalam membangun wajah demokrasi kita.

Empat pasangan calon yang akan tampil dalam laga pertaruhan yang kesemuanya berpeluang sejajar dan seimbang dengan visinya masing masing.

Kita tentu berharap kepada paslon yang akan tampil sebagai pemenang itu adalah figur yang akan memperjuangkan kemaslahatan kehidupan warga kota. Seperti dalam tulisan saya sebelumnya; kita merindukan hadirnya kota yang maju secara ekonomi dan terhormat karena budaya peradabannya yang tetap terjaga menjadi idaman : Kota Niaga dan Budaya.

Apa ukuran dari semua itu kita dapat melihatnya dari rekam jejak para Paslon di masyarakat tetutama dari Paslon yang sudah punya pengalaman di pemerintahan.

Sebagai acuan dalam pertaruhan ini saya menyitir perjuangan Jalan Dakwah di Bumi Barat dari Dr Imam Syamsi Ali al Kajangi yang bermukim di New York USA lebih 20 tahun.

Pedoman dakwah syiar Islam yang Ramatan lil Alamin, diimplementasikan dengan cara damai bersahabat dan menjalin komunikasi/ dialog antar umat beragama.

Beliau berpedoman kepada tiga hal : Bismillah … Billah … dan illah … Yang maknanya penyampaian pesan dakwah itu di awal dengan Niat Nya lalu Ikhtiar Nya dan terakhir memohon Ridho Nya.

Yang terakhir ini hak preogratifnya Allah SWT.

Dalam konteks Pemilihan Walikota itu, kita perlu meyakini pemahaman bersama bahwa keputusan hasil terakhir itu, kita tempatkan sebagai takdir (Qadar Allah)

Kita harus menyakini bahwa ada yang namanya garis tangan dan orang Bugis menyebutnya Were dan Toto.

Berahirkah Pilwali itu seperti yang dicontohkan Pilgub lalu.

Dengan sambutan damai dan senyum kita menapak jalan menjadikan kota yang kita idamkan bersama.

Harapan itu tertuju kepada Paslon satu ; Pamanto dan Fatmawati Rusdi Masse, Paslon dua ; Munafri Arifuddin dan Abdul Rahman Bando, Paslon tiga ; Syamsul Rizal dan Fadly Ananda dan Paslon empat ; Iman Yasin Limpo dan Andi Zunnan Nurdin Halid.

Penulis adalah budayawan
22 November 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here