Dari Lantai 33 Sudirman Park Apartemen Membayangkan New York City

0
643
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

SETENGAH abad lampau di SMA Makassar saya sering diajak teman sekolah, namanya Mahmudin ke rumahnya di jalan Emy Saelan. Rumah itu adalah milik Rusdy Akib dan Darsiah.
Keduanya pernah bermukim di kota Buffalo Amerika Serikat.
.
Bu Darsiah yang akrab disapa Chia alumnus pertukaran siswa American Field Service/ AFS Amerika dan Indonesia di tahun 1960 an.

Sejak itu saya terobsesi dengan nama Amerika dengan seringnya saya dengar kedua orang tua suami isteri yang baik hati itu berbahasa Inggris kepada 2 orang puteranya yang satunya diberi nama Calif dan seorang puteri sulungnya dengan nama Carolina.

Selain itu, rak-rak bukunya penuh dengan buku bergambar dari Amerika serta atribut vandel cendramata nama kota termashur di Amerika Serikat.

Dari rumah itu saya juga sering mendengar nama Tanri Abeng. Perbincangan dari aktivis alumni KAHMI dan pentolan pengurus PSM Makassar.

- Advertisement -

Sudirman Park Apartemen

SUATU hari Hj Mochammad Amin Badawi, pengusaha dari Palu mengundang untuk jamuan makan siang di lantai 33 apartemen tempat tinggalnya. Dia menempati apartemen itu bersama isterinya Tiwi dan seorang puteranya.

Di tempat itu saya mencoba menghidupkan cerita-cerita orang dan buku-buku yang pernah saya baca. Saya mencoba mereka reka kamar apartemen yang di tempati Aji, sekitar 6 kali 8 meter, 2 kamar tidur, ada ruang pantri, kamar mandi dan ruang tamu.

Saya mendekat ke dinding dan menaksir ketinggian apartemen ini sekitar 150 meter sampai ke lantai 40.

Di luar sana terlihat pekuburan Karet Bivak, perumahan penduduk dan bangunan berlantai yang belum merata.

Nampak di kejauhan arah pantai seperti terselimuti kabut. Mungkin karena itu, kota Jakarta, kampung besar, menjadi judul film The Big Village produksi 1960- an karya Asrul Sani.

Mengingat apartemen, saya menghubungkan dengan Cerita Pendek yang ditulis oleh budayawan Umar Kayam dengan judul Seribu Kunang Kunang di Manhattan, dari apartemen di kota New York.

Cerpen Seribu Kunang Kunang adalah penggambaran kehidupan sosial masyarakat di kota yang digelari sebagai kota dunia yang hidup 24 jam dihuni oleh beragam suku bangsa.

Hartford Connecticut Universitiy

APA Yang istimewa di universitas itu.

Seperti yang digambarkan Umar Kayam dalam cerpennya itu. Dengan keberagama suku bangsa yang ada di kota itu.

Saleh mendapat kesempatan untuk memperdalam studi tentang Sejarah Perbandingan Agama di Amerika Serikat atas bimbingan Prof Scott Thumma, Sosiolog dan Antropolog.

Saleh akan mengejar targetnya menjadi Doktor/S.3. di studi American Relegios Realities History.

Karena itu Saleh mendapat apresiasi istimewa menempati perumahan dosen guru besar dalam kampus seluas 60 meter persegi berlantai 3 lengkap dengan fasilitas isi rumahnya kurang lebih mirip dengan rumah dinas/ jabatan Menteri
atau Dirut BUMN.

Kepada Saleh yang nasibnya penuh keberuntungan saya berpesan bahwa semua keberuntungan yang didapat itu harus beramanah dan bermaslahat paling tidak bila nanti ada rombongan yang ke New York menyiapkan rumahnya yang luas itu pengganti hotel.

Kebaikan pihak kampus menyiapkan fasilitas itu bisa jadi Saleh sedang dipersiapkan menjadi guru besar di kampus almamater Dr Alwi Shihab.

Di perumahan itu, Saleh bertetangga dengan guru besar Prof Mt Winter dan Dr Hans Harmakaputra keturunan Cina Indonesia beristrikan Cina Toraja.

Salam hormat saya kepada segenap warga KKSS New York dan Civitas Akademika Hartford Connecticut.

Beranda Inspirasi Ciliwung 9 Agustus 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here