Berziarah ke Tujuh Makam Waliullah di Tanah Bugis Makassar

0
5704

Kolom Fiam Mustamin

SIAPA-siapa Waliullah ( Wali ) itu dan bermakam di mana?

Tulisan berikut ini untuk pengenalan kita bahwa di bumi Sawerigading yang dihuni oleh suku besar: Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja terpilih menjadi bumi peradaban dunia.

Mari kita menengok dan mendalami sejarah peradaban di tanah Bugis dengan hadirnya ulama yang datang mengembang amanah syiar/ajaran Islam sebagai berikut: Syeikh Jumadil Qubro (Sayyid Jamaluddn Al Akbar Al Hussin) kelahiran 1349 Masehi dari Samarkan Uzbekistan, Asia Tengah.

Ulama ini diyakini sebagai Wali yang bermakam di Tosora tanah Wajo. Wali yang lain yang ke tanah Luwu yakni Datuk Patimang dari Ranah Minang.

Selanjutnya Datuk Sulaiman dan Datuk ri Bandang yang dikenal dengan nama Khatib Tunggal (Abdul Makmur) dari Kota Tengah Minangkabau pertama mengislamkan Raja Tallo Mangkubumi Gowa, Malingkang Daeng Manyonri bergelar Sultan Abdullah Awalul Islam tahun 1605.

Syeikh Yusuf Al Maqassarl (Tuanta Salama) lahir 1626 dan wafat 22 Mei 1699 di Cape Town Afrika Selatan yang juga disemayamkan di Ko’bang Sungguminasa Gowa.

Datuk ri Tiro di Bulukumba.

Kemudian raja Gowa ke 14 Mangarangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin mengislamkan daerah kerajaan sekutunya yaitu awitto Suppa 1607, Sidenreng 1608, Soppeng 1609, Wajo 1610 dan Bone 1611.

Itulah tujuh Wali yang disebut Wali Pitu/ Tujuh Wali di tanah Bugis.

Bagi mereka yang berpaham dengan itu akan datang berziarah ke makam wali tersebut.

Di tempat bermakam Wali Pitu masih terbatas di ziarah oleh karena pemahaman yang masih terbatas. Belum seperti ke makam Wali Songo di pulau Jawa.

Makna Keberadaan Wali

PEWARISAN nilai ajaran agama yang penting diabadikan. Karena dari masing-masing Wali membawa ajaran yang bernilai Syariat, Tarikat dan Marifat /Tasauf dalam kehidupan umat untuk beribadah dan bermuamalat.

Perlu memperbanyak tulisan-tulisan dari keberadaan setiap wali tesebut dan menjadi referensi pustaka di setiap sekolah dan taman-taman bacaan masyarakat.

Belum banyak juga kita temukan kajian kajian akademis di perguruan tinggi.

Semoga ini menjadi warisan untuk kita pelihara bersama barakallah fikum aamiin.

Beranda Inspirasi Ciliwung 11 Februari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here