Ungkapan Syukur dalam Tradisi Islam dan Thanksgiving dalam Budaya Amerika

0
782
- Advertisement -

Kolom M. Saleh Mude

Kata atau istilah “syukur” dalam konsep al-Qur’an umumnya dilawankan dengan kata “kufr” atau “kafir”. Syukur dapat diartikan membuka diri atau mengakui diri, dan kufr diartikan menutup diri seseorang. Perbuatan atau ungkapan syukur itu adalah salah satu ekspresi tindakan (amal) yang indah di hadapan Allah dan di mata sesama manusia. Kata syukur dapat disamakan “terima kasih” atau “thanks” dan “gratitude ” dalam bahasa Inggris.

Setiap orang dapat mengungkapkan rasa syukur kepada Allah dalam banyak kesempatan, setiap saat dan di mana pun mereka berada. Kita bisa mengungkapkannya melalui berbagai aksi, misalnya; berbagi makanan, minuman, atau ilmu dan pengalaman kepada teman, sesama mahasiswa, atau tetangga. Orang-orang yang rajin beribadah, biasanya sering bangun tengah malam, “shalat tahajud” atau “shalat dhuha” atau “shalat syukur” minimal dua rakaat di pagi hari karena merasa bahagia, mendapat ketenangan hidup, kebahagiaan, dll. Itu adalah simbol rasa syukur kepada Tuhan.

Bagi saya, ungkapan syukur atau berterima kasih kepada orang lain itu perlu pembiasaan dan memiliki kenikmatan pada setiap hamba atau orang. Bagi orang yang sering menghayati makna syukur, ketika dia kelihatan miskin, justru dia selalu merasa kaya atau hidup berkecukupan; ketika dia sakit, dia merasa sehat atau baik-baik saja; ketika dia stres, dia merasa happy, atau bagi mahasiswa ketika sibuk bergulat belajar dan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, dia selalu dapat tampil ceria karena memiliki cita-cita, beeing (menjadi) Muslim scholar beberapa tahun kemudian. Memiliki rasa syukur itu dapat menumbuhkan self-confidence (percaya diri) pada setiap orang. Mari kita mulai praktikkan tradisi bersyukur dan berterima kasih kepada sesama karena itu adalah ajaran Islam yang utama dan indah.

Allah telah mendeklarasikan ancamannya kepada orang-orang yang angkuh atau tidak pandai mengungkapkan rasa syukurnya. Misalnya dalam Qur’an Surat Ibrahim (14), ayat 7: “Ingatlah ketika Tuhanmu mendeklarasikan bahwa jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan nikmat (favor) kepadamu, tapi jika engkau tidak bersyukur atau mengingkari (deny My Favor), maka azab-Ku sangat berat.”

- Advertisement -

Berikutnya, Surah an-Nahl (16) ayat 18: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya”; atau Surah 54 (al-Qamar) ayat 35, dan beberapa hadis Nabi Muhammad menganjurkan kita mengucapkan syukur, misalnya: “… Jika seorang Muslim mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” [Hadis Riwayat. Muslim].

Minggu lalu, kita menyaksikan penduduk Amerika merayakan hari :Thanksgiving”, hari libur nasional, diperingati setiap tahun di akhir November. Menurut beberapa referensi, Pemerintah Amerika menetapkan hari Thanksgiving sebagai tradisi rasa syukur bagi para petani setelah panen; ungkapan rasa syukur setelah perang saudara (civil war) di masa pemerintahan Abraham Lincoln; sebagai rasa syukur bisa berkumpul keluarga inti mereka, setelah beberapa bulan sibuk bekerja atau terpisahkan oleh jarak wilayah; dll.

Saya pikir itu adalah tradisi dan budaya orang Amerika yang baik dan indah, sebagai ungkapan rasa syukur mereka kepada Tuhan.

Sebagai mahasiswa internasional, kita patut bersyukur kepada Allah karena kita diberikan kesempatan belajar di sini di kota yang indah, bersih, penuh kekeluargaan, saling menghormati walau kita beda agama, kita punya kampus yang indah, Hartford International University, profesor-profesor dan guru-guru kita baik, ramah, dan suka berbagi makanan halal. Kita patut berterima kasih kepada pemberi beasiswa kita. Kita patut bersyukur karena dapat menjalankan ibadah (shalat) kita dengan baik dan bebas di negara ini, Amerika. Kita dapat membangun net-working internasional dengan teman-teman dari berbagai negara. Karena itu, saya mengajak hadirin sekalian untuk selalu bersyukur kepada Allah dan sering berterima kasih kepada sesama kita. Terima kasih. Mari kita shalat.

Hartford, 3 Desember 2021

Penulis, adalah mahasiswa Hartford International University (HIU). Materi khutbah ini dihantar dalam bahasa Inggris.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here