Telur Colombus di Formula E

0
601
- Advertisement -

Oleh Ruslan Ismail Mage

Ajang bergensi lomba balap mobil listrik Formula E 2023 seri kedua di Jakrta baru saja selesai digelar dua hari Sabtu dan Minggu (3-4/6) kemarin di Jakarta International ePrix Circuit (JIEC) Ancol, Jakarta Utara. Sehari sebelumnya panitia sudah mengumumkan harga tiket yang mencapai angka Rp 20 juta ludes terjual semua, walau menurut pantauan media di hampir semua tribune grand stand masih ada beberapa kursi yang kosong. Namun secara keseluruhan Jakarta untuk kedua kalinya kembali sukses sebagai tuan rumah kejuaraan dunia balap mobil bertenaga listrik yang diakui Federasi Otomotif Internasional sebagai kelas kompetisi tertinggi untuk mobil balap roda terbuka listrik. 

Maximilian Gunther dari tim Maserati MSG Racing, Jake Dennis dari tim Avalanche Andretti, dan Mitch Evans dari tim Jaguar TCS Racing, berhasil menaiki podium mengangkat piala kemenangan sebagai juaranya. Decak kagum para menonton menyaksikan ketiganya susul-menyusul saling-menyalip, dan sukses menyingkirkan pembalap lainnya.

Diantara sekian banyak penonton yang terpukau menyaksikan kelihaian dan skill pembalap saling menyingkirkan berebut untuk naik podium, tanpa disadari di luar sirkuit ada seorang penggagas atau inisiator balapan Formula E di Jakarta disingkirkan juga. Adalah Anies Rasyid Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta yang menjadi tokoh sentral berhasilnya Jakarta dipercaya sebagai salah satu kota pelaksana ajang balap mobil internasional berbasis listrik ini, tetapi pihak penyelenggara tidak mengundangnya. Apakah sengaja disingkirkan?

Menyikapi itu, pengamat politik Rocky Gerung di saluran Youtube-nya
mengatakan, Anies sejak awal menginisiasi Jakarta sebagai tempat ajang Formula E paling banyak dibully dan diserang. Namun memang biasanya dalam sejarah dan biografi, justru inisiator awal itu karena soal-soal persaingan lalu dihilangkan. Padahal Formula E itu identik dengan Anies. Ia kemudian mengatakan inilah ajang Furmula E yang tidak ada E-tisnya.

- Advertisement -

Tidak Ada Ekor di Depan

Memaknai semua itu, saya jadi teringat kisah “Telur Colombus” yang menghebohkan dunia itu. Lalu apa hubungannya telur Colombus dengan Formula yang tidak ada E-nya lagi kata Rocky Gerung di atas? Yang pasti menghubungkannya tidak ada unsur kebencian, tetapi ada daya jelajah literasi yang menarik dari kedua kasus berbeda di jaman yang berbeda. Ada hubungan serupa tidak sama yang menggelitik naluri jurnalistikku. Lebih jelasnya, berikut deskripsi singkat hubungannya.

Dalam catatan sejarah dunia, suatu hari Christopher Columbus yang berhasil menemukan benua Amerika diundang menghadiri sebuah acara jamuan makan untuk mendapatkan penghargaan dari seorang petinggi Spanyol. Tidak terbilang banyaknya orang menghadiri jamuan makan itu. Beberapa diantara tamu undangan itu tidak mempercayai cerita Columbus berhasil menemukan sebuah benua baru. Bahkan tidak sedikit tamu undangan yang melecehkan dan menghinanya hanya membual dengan mengatakan setiap orang pun bisa menemukan dunia baru itu.

Menghadapi kondisi dilecehkan, Columbus kemudian mengambil sebuah telur dan meminta semua orang yang hadir dalam acara tersebut untuk membuat telur berdiri tanpa memegangnya. Silih berganti orang maju ke depan mencoba membuat telur berdiri tanpa menyentuhnya, tetapi semua gagal.

Akhirnya semua yang mencobanya kemudia menyerah dan mengatakan tidak mungkin bisa membuat sebutir telur berdiri tanpa menyentuhnya.
Columbus kemudian mengambil telur itu, lalu sedikit memecahkan bagian bawah telur dan menaruhnya di atas meja. Telur itu pun berdiri tanpa dipegangnya. Semua orang terbalalak matanya menyaksikan cara Columbus membuat telur berdiri. Beberapa orang yang sinis kepadanya bereaksi setengah berteriak, kalau begitu semua orang juga bisa.

Mendengar itu, Columbus tersenyum sambil mengatakan, “Cara yang saya pakai sangat sederhana. Setiap orang dapat melakukannya, setelah orang itu ditunjukkan bagaimana caranya!” Seketika ruangan perjamuan itu menjadi sunyi senyap. Saking sunyinya, jarum pun kalau ada yang jatuh bisa kedengaran. Begitulah kisah lelaki sejati Christopher Columbus membungkam mulut pembencinya dengan sebutir telur.

Anies Rasyid Baswedan bukan Christopher Columbus, tetapi dua-duanya mengalami cercaan bahkan hinaan, istilah kekiniannya dibully. Keduanya ingin disingkirkan oleh pembencinya sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan. Columbus dilecehkan tidak mampu menemukan sebuah benua baru, tetapi setelah menemukannya orang berlomba mengambil keuntunganya. Anies oleh pembencinya tak hentinya dibully ketika merintis ajang balapan Formula E di Jakarta 2022 lalu. Bahkan terlalu sadis karena aspal untuk membut jalan sirkuit tidak boleh di jual untuk keperluan Formula E.

Namun setelah Anies berhasil menyelesaikan semua sarana prasarana sirkuit, dan sukses menggelar Formula E seri pertama di Jakarta 2022 lalu, kini hampir semua elite pembencinya di Jakarta berlomba menikmati hasilnya. Lucunya tidak sedikit orang yang awalnya berbusa mulutnya menolak gagasan penyelenggaraan Formula E di Jakarta berlomba menjadi panitia seri kedua ini. Bahkan pejabat dari Kota Medan pun ingin bergabung dalam kepanitian di gelaran Formula E 2023 yang baru selesai kemarin. Kalau saja ada secuil jiwa keangkuhan dalam diri seorang Anies mungkin ia akan berkata, “Sesukses-suksesnya penyelenggaraan Formula E 2023 ini, akulah perintisnya”. Untung tidak ada jiwa kesombongan itu dalam diri Anies, sehingga walaupun tidak diundang sebagai tamu VIP ia tetap datang bersama keluarganya. Membeli tiket sendiri berbaur dengan penonton di tribun, menyemarakkan dan mendoakan ajang Fornula E berlangsung sukses.

Sebagai pecentus, perintis, inisiator, penggagas, tokoh sentral terselenggaranya Formula E di Jakarta, yang tidak dihargai, diabaikan, dilupakan, dan cenderung disingkirkan oleh panitia penyelenggara, tetapi anies tertap tersenyum menyapa setiap orang yang ditemui. Mungkin Anies paham kata bijak, “Tidak ada ekor di depan”. Anies dan Columbus tidak dilahirkan menjadi ekor, tetapi menjadi kepala. Begitulah saya menemukan telur Columbus di Fornula E.

Penulis, akademisi, inspirator dan penggerak, penulis buku-buku politik dan motivasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here