Taufik Fachruddin: Untuk Pikirkan Diri Sendiri, Bukan Tempatnya di Perusda Sulsel

0
863
Taufik Fachruddin (kiri) bersama Bachtir Adnan Ksuma
- Advertisement -

PINISI.co.id- Dirut Perusda Sulsel Taufik Fachrudin, kembali menegaskan kalau pihaknya bertekad mengembalikan kejayaan Perusda Sulsel  lebih berdaya saing dan memberikan manfaat keuntungan bagi Pemerintah Provinsi Sulsel. Taufik mengakui kalau tugas dan tanggung jawab besar ini tidaklah mudah, apalagi ada pihak-pihak tertentu merasa terganggu. Sebagai tantangan haruslah kita hadapi, namanya mau berubah untuk maju demi Sulawesi Selatan yang lebih baik, pasti banyak tantangan. “Insya Allah kami akan hadapi, apalagi Perusda Sulsel sudah berjalan sesuai rel aturan,” papar Taufik Fachrudin, Kamis (21/5/20) di Makassar.

Menanggapi adanya laporan Perhimpunan Pergerakan Mahasiswa (PPM Sulsel) tentang adanya indikasi pelanggaran hukum Perusda Sulsel di Mapolda Sulsel terkait unit usaha pengangkutan/transportasi limbah B3 yang diduga tidak punya izin dari kementerian Lingkungan Hidup, Taufik menanggapi santai.

Menurut putra keempat mantan Rektor Unhas Prof.Dr.Ir.H. Fachrudin ini,  selama ini bisnis limbah B3 masih dikuasai oleh orang-orang Jakarta. Akibatnya, bisnis B3 ini tidak memberikan keuntungan maksimal kepada Pemerintah Provinsi Sulsel karena keuntungannya dikuasai oleh orang-orang di luar Sulsel. 

Makanya, dengan gerakan Perusda Sulsel ingin mengembalikan kejayaan Perusda Sulsel dengan menyetor hasil bisnis B3 kembali ke kas Pemerintah Provinsi Sulsel. “Kita mau ada nilai tambah yang kita peroleh ketika keuntungan dari bisnis B3 kembali pada pangkuan kas Pemprov Sulsel,” tegas Taufik.

Taufik mengakui kalau sejak 2019 UPTD pengolahan limbah B3 Sulsel sudah mulai beroperasi. Hal ini juga terkait bantuan Perusda Sulsel  membantu pengurusan izin UPTD tersebut.  Memang, kata Taufik, dulu tidak ada izin limbah B3 yang dikelola di Sulsel karena izinnya belum keluar. Nah, dengan keluarnya izin UPTD tersebut, maka seluruh limba B3 tidak lagi dikirim ke Jakarta dan Surabaya. “Semuanya diolah di Sulsel,” jelas Taufik.

- Advertisement -

Karena itu, Taufik mengajak semua pihak secara terbuka mengecek  berapa besar dana yang masuk setiap bulan ke Kas Daerah Pemprov dari hasil pengolahan limbah B3. Yang jelas, kata Taufik, pihaknya hanya berpikir bagaimana agar potensi Sulsel bisa kita angkat. “Sekali lagi, untuk memikirkan diri sendiri, bukan tempatnya di Perusda Sulsel kodong,” kunci Taufik.

[Fan]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here