Tantangan IA ITB di Era Revolusi Peradaban dan Isu Kebangsaan

0
771

Kolom Ir. Ramli Kadir Brotodihardjo (MS-87)

Pilketum IA ITB yang diadakan setiap 4 tahun kali ini telah memasuki Kongres Nasional ke X yang akan diadakan pada tgl 26 – 27 Maret 2021. Sebagaimana umumnya kongres atau perhelatan pergantian kepengurusan organisasi ditandai dengan pemilihan ketua untuk masa bakti/kepengurusan berikutnya, sidang2 komisi, sidang paripurna untuk menyempurnakan AD/ART mengikuti dinamika dan tantangan organisasi. Pemekaran dan pengembangan komisariat berbasis kawasan seperti solo raya, indonesia timur dan kawasan2 lainnya yang berpotensi sebagai mitra pemerintah dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sangat mendesak untuk direalisasikan.

Event yang tak kalah penting dan meriah/eforia adalah masa konsolidasi dan kampanye dari tiap tim sukses dari masing-masing calon untuk memuluskan pencalonan hingga memenangkan pilketum dengan melakukan “mandatory hearing” ke beberapa pengda/komisariat di seluruh indonesia bahkan tidak jarang ada calon yang dapat menjangkau hingga ke pengda manca negara.

Tidak berlebihan jika beberapa kalangan menilai pesta demokrasi ala pilketum IA ITB setara dengan pilpres bahkan melebihi dalam pengertian kualitas SDM yang terlibat didalam pesta demokrasi ini, ITB adalah representasi dari Indonesia baik dalam hal pluralisme manusia2 ITB juga aliran pemikiran, ideologi hingga life style berbagai komunitas tumbuh subur di kalangan ITB/Alumni. Bahkan dalam 2 dekade terahir ITB semakin memperkaya budayanya dengan perkembangan jurusan di ITB spt SBM, Prodi S2, S3, dll. Program S2 n S3 yang mahasiswanya berasal dari berbagai perguruan tinggi seluruh indonesia bahkan mancanegara akan banyak membawa pengaruh positif dalam mewarnai IA ITB kedepan.

Mendefinisikan kriteria alumni ITB semakin luas dan dinamis seperti mencuatnya isu kealumnian yang tak kalah menarik belakangan ini adalah alumni ITB yang pernah kuliah di ITB hanya setahun bahkan dibawah setahun dan melanjutkan pendidikan di luar negeri lewat program2 beasiswa dll merasa “nasionalisme” ke ITB an tidak luntur dan tetap bangga dengan almamater ITB jelas ini akan memperkuat posisi IA ITB kedepan jika Ketua IA ITB adalah orang yang mempunyai kemampuan dan track record organisasi yang komplit dalam memimpin organisasi utamanya yang berbasis ITB seperti IA ITB.

Dalam bidang politik kepartaian dinilai perlu mendapat perhatian khusus IA ITB mengingat alumni ITB sejak generasi Bung Karno hingga kini banyak melahirkan tokoh2 politik bahkan berapa menjadi ketua umum partai politik. Fenomena beberapa tahun terahir menunjukkan alumni muda/millenial menempati posisi2 penting dipartai politik, ini menandakan bahwa alumni ITB tetap diperhitungkan selain dalam bidang sains dan teknologi.

Tantangan dan Solusi

Melihat perkembangan yang begitu cepat dibutuhkan seorang Ketua IA ITB yang mempunyai kemampuan dalam memimpin, merangkul, memanage seluruh potensi alumni.
Pada era ini juga ditandai dengan banyaknya alumni muda yang berprestasi yang dalam istilah generasi disebut millenial, IA ITB harus mampu memberikan perhatian dan peran yang lebih luas krn generasi inilah (angkatan 2000 keatas) yang akan memimpin IA ITB dimasa depan.

Tantangan lain yang menanti ketua IA ITB adalah is-isu kebangsaan besar yang sudah masuk kedalam kampus seperti isu2 sensitif khilafah, radikalisme dll yang sangat menguras energi dan dapat menghabiskan waktu2 produktif dengan semakin meruncingnya polarisasi2 di media2 sosial. IA ITB harus mampu mendeteksi dan menjauhkan diri dari isu2 yang yang boleh jadi adalah untuk mengadu domba dan memecah belah persatuan bangsa.

Tantangan lain adalah isu covid dan pemulihan ekonomi nasional, sudah jelas dimasa kondisi bangsa masih dalam suasana keprihatinan dengan pandemi covid n berbagai bencana dibutuhkan semua komponen bangsa bahu membahu untuk membantu meringankan berbagai permasalahan dimasyarakat, diharapkan IA ITB lebih meningkatkan peran.

Dari ulasan dan uraian di atas serta pengamatan dari pilketum ke pilketum, penulis yang juga mantan pengurus PP IA ITB 2007-2011 saat Ir. Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum serta aktif di berbagai organisasi berbasis ITB sejak mahasiswa hingga kini menyimpulkan bahwa figur yang dapat memimpin IA ITB periode 2021-2025 adalah yang mempunyai latar belakang pengalaman berorganisasi dengan jaringan ke alumni yang merata serta jaringan yang luas diluar alumni.

Selamat Kongres Nasional X IA ITB semoga berjalan dengan baik dan sukses serta melahirkan gagasan2 dan isu2 besar kebangsaan.

Penulis, pengurus PP IA ITB 2007-2011 dan Dewan Pakar BPP KKSS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here