Sukses Hasan Musa di Amerika, Jejak Saudagar dari Enrekang

0
566
- Advertisement -

PINISI.co.id- Tak mudah hidup di New York, ibu kota dunia selama hampir setengah abad. Tapi itulah yang dilakoni Hasan Musa, pasompe dan diaspora asal Enrekang, yang sudah hidup di Amerika selama 48 tahun.

Maklum, perantau asal Bugis Makassar dikenal memiliki genetik-keturunan, bakat, keberanian, dan spirit tangguh untuk menjadi orang-orang sukses dalam melakoni dirinya sebagai pengembara atau perantau dari satu pulau, daratan, atau negara ke negara lainnya.

Keunggulan lain dari perantau Bugis-Makassar ketika merantau adalah membawa budayanya.

Bakat, spirit, corak, dan karakter seperti ini masih kelihatan dalam diri dan aktivitas sehari-hari Hasan Musa. Pria kelahiran 19 Maret 1949, yang sudah 73 tahun, dan 48 tahun di Amerika, mula pertama mendarat di pelabuhan New Orleans, kemudian pindah ke New York hingga hari ini.

“Saya awalnya masuk daratan Amerika di New Orleans setelah bekerja di kapal selama 6 bulan. Tapi, saya memutuskan turun dari kapal, bergabung dengan teman-teman pekerja asli Amerika dan imigran lainnya di kawasan New Orleans selama 2 tahun,” kata Hasan Musa.

- Advertisement -

Setelah itu, Hasan Musa diajak oleh temannya asal Austria berpindah ke New York. Mereka berdua selama lebih 10 tahun membuka dan mengelola restoran Italia. Kuliner Italia termasuk favorit di New York. Dari pasta hingga pizza.

Hasil dari restoran itu, Hasan Musa sudah bisa pulang kampung ke Makassar untuk menikah, membawa istri ke negeri Paman Sam ini dan membeli rumah dan apartemen di New York.

Hasan Musa menikahi putri asal Enrekang, sekampungnya, Hasniaty Darmawi Hasan Musa, telah memiliki 2 putra dan 1 putri, dan tinggal di kawasan Bronx, New York. Di kawasan ini petinju legendaris Mike Tyson pernah tinggal.

Ketiga anaknya sudah remaja dan bekerja. Anak pertama lulusan John Hopkins University dan kini bekerja di perusahaan Boeing California. Anak kedua, lulusan dari Concordia College, spesialis Radiologi dan kini bekerja di hospital Lenox Hill Manhattan, New York, dan anak ketiga, lulusan master elektrikal and matematik sains Columbia University New York, kini bekerja di perusahaan Jerman, Siemens di New Jersey, Amerika Serikat.

Hasan Musa merasa beruntung karena dapat berteman baik dengan seorang pemilik modal asal Austria. Hasan dan sahabatnya kerjasama membuka dan mengelola restoran Italia. Hasil usaha dari restoran itu dijadikan modal awal untuk beli satu rumah (pertama) yang berkapasitas 3 family (keluarga). Mereka hanya memakai satu family, dua family disewakan ke orang lain, hasilnya bisa menutupi cicilan rumah itu yang berukuran 10-40 meter, totalnya 400 meter persegi.

Faktor lain adalah karena mereka memiliki trust (kepercayaan) dari petugas (staf) perbankan di New York, mudahkan mereka mendapatkan kredit. Pada saat yang sama, Hasan Musa dan istri berani mengambil resiko dengan mengambil kredit untuk membangun bisnis property lainnya, dan itu tentu dilengkapi karena factor lucky (keberuntungan), dan ketika itu belum seketat peraturan seperti hari ini dari pemerintah New York, terutama terhadap imigran.

Faktor-faktor itu yang mendorong dan menguntungkan keluarga Hasan Musa yang 48 jatuh bangun membangun usaha restoran dan property di sekitar Bronx, New York. BB bb. (M. Saleh Mude)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here