Sang Matahari, Novel Semi Biografis Rusman Latief yang Liris dan Inspiratif

0
963
- Advertisement -

PINISI.co.id- Lokalitas memiliki ciri cerita otentik dalam membangun sebuah cerita. Karena itu, novel biografis atau semi biografi Rusman Latief sangat kental elemen lokalnya, apalagi dikuatkan dengan latar sejarah konflik di Sulawesi Selatan khususnya era 60-an dan sedikit mundur di belakangnya tatkala islamisme menguat dan hendak mewujudkan bangsa Indonesia yang masih seumuran jagung sebagai negara agama.

Plot cerita yang linear, dialog-dialog yang liris dan plastis membuat novel setebal 287 halaman ini, mengalir dan pesan yang hendak disampaikan penulis mudah dicerap pembaca.

Salah satu keunggulan dari setiap novel biografis, adalah kenangan yang dibentuk oleh kesadaran soal waktu, peristiwa, momen-momen yang menggugah dan tonggak hidup seseorang sebagai subyek penceritaan.

Begitulah adanya, dalam novel “Sang Matahari” juga bercerita sosok seorang anak laki-laki bernama Baco Londong, yang lahir dengan keterbelangan mental.

Dengan predikat itu, Baco gagap dalam pergaulan, dan menjadi bulan-bulanan perundungan dan kerap dibuli oleh lingkungaan sosialnya, termasuk dari pihak keluarga intinya.

- Advertisement -

Namun, selalu ada kekecualian. Tokoh jahat dan protoganis selalu hidup berdampingan dalam bangunan kisah.

Adalah guru muda bernama Ibu Amona, laksana malaikat penolong yang kelak menuntun Baco menuju jalan terang. Guru ini mirip Bu Muslimah, yang dikenal bijak dan luhur dalam novel Laskar Pelangi.

Kehadiran guru Amona ibarat mercusuar bagi dunia pendidikan di kota kecil seperti Palopo. Murid-murid menemukan saripati pendidikan. Bagaimana belajar dengan suka cita dan menyenangkan. Pelajaran bukan soal yang menghantui.

Dari sinilah kemudian Baco menemukan diri dan kehidupannya. Adapun penggalan cerita lain hanya menguatkan narasi novel secara menyeluruh. Perwatakan juga mampu diekspresikan penulis dengan baik dan konsisten.

Alhasil, Sang Matahari adalah sebuah novel yang inspiratif dan filmis.

Kendati ini rilis novel perdana, namun Rusman fasih bercerita dan berhasil mengatasi kesulitan dalam menulis fiksi. Alur dan penokohan diramu dengan bahasa yang plastis.

Selama ini Rusman dikenal sebagai pengajar di Akademi Televisi Indonesia (ATVI) di Jakarta dan telah menerbitkan sejumlah buku panduan terkait pertelevisian di antaranya, Siaran Televisi Nondrama, Menjadi Produser Televisi, Kreatif Siaran Televisi, Panduan Produksi acara Nondrama, Jurnalistik Sinematografi, dan beberapa buku lainnya. (Alif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here