Puasa Sehat di Tengah Wabah dan Puasa Ala Rasulullah

0
909
- Advertisement -

PINISI.co.id- Insya Allah, besok, Jumat 24 April, umat Islam akan menjalankan ibabah puasa selama sebulan penuh. Namun, puasa kali ini terasa berbeda tersebab kita beribadah di tengah wabah Covid-19. Muncul kekahwatiran lantaran wabah virus ini dikaitkan dengan daya tahan tubuh dan gizi.

Terkait hal itu, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (koalizi), Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) menyelenggarakan diskusi virtual dengan tema “Pausa: Sehat dan Menyehatkan”, Rabu (22/04/20).

Narasumber adalah praktisi gizi klinik, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK dan Pimpinan Pesantren Syawarifiyyah Rorotan Jakarta Utara, Ustad Abul Hayyi Nur, S.Pd.I, S.Sos.

Akademisi dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK menjelaskan, puasa memberikan efek medis yang baik bagi kesehatan, karena memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch, mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak. 

“Penggunaan sumber energi yang berbeda ini menjadi salah satu bentuk detoksifikasi yg memberi dampak metabolisme yg berbeda bagi tubuh,” kata Tirta. 

- Advertisement -

Di tengah pandemi seperti ini, urai Tirta, ada baiknya tidak mengonsumsi makanan yang memicu terjadinya inflamasi. Itu sebabnya, disarankan menjauhi makanan bergula tinggi, lemak jenuh dan trans yang tinggi seperti teh manis dan minuman manis lainnya serta aneka gorengan yang seringkali menjadi tipikal menu berbuka di Indonesia. Lebih baik mengkonsumsi kurma dan buah2an yg banyak mengandung air untuk mensuplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.  

“Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh. Indikator seimbangnya makanan yang dimakan dapat dilihat dari variasi jenis dan warna yang terhidang dalam piring makan,” beber Tirta, yang juga Ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi.

Menurut Tirta, pastikan selalu menghadirkan protein hewani dan nabati, sumber karbohidrat, yaitu makanan pokok terutama yang mengandung serat tinggi seperti nasi merah, umbi, jagung atau nasi putih yang ditambahkan dengan aneka biji-bijian serta sumber lemak baik yg bisa diperoleh dari alpukat dan minyak tak jenuh ganda lainnya. 

Pasalnya, protein hewani akan mensuplai asam amino yang lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Pastikan selalu ada setidaknya 1- 2 porsi protein hewani.  Jenis white meat seperti unggas dan ikan merupakan pilihan terbaik.  “Jika sulit sebutir telur perhari menjadi jalan keluar yang paling baik untuk protein berkualitas. Protein yang menjalani proses fermentasi sangat baik untuk kesehatan saluran cerna. Tahu dan tempe lebih baik daripada kacang kedelai. Yogurt dan keju memiliki kelebihan daripada susu,” katanya menerangkan.  

Lebih jauh diungkapkan, tidak hanya zat gizi makro, zat gizi mikro juga sangat dibutuhkan. Memastikan di piring kita memiliki sayuran dan buah dengan 5 warna berbeda akan menjadi penanda yang baik bahwa asupan vitamin dan mineral kita tercukupi. Proses memasak memengaruhi kualitas dan kuantitas vitamin dan mineral.  “Hindari proses memasak yang rumit dan menggunakan bahan yang terlalu banyak. Fokus pada rasa asli sayuran dan masaklah sesingkat mungkin. Sayur bening bayam lebih baik daripada bayam yang disayur bobor (memakai santan). Daun ubi rebus lebih baik daripada gulai daun ubi tumbuk,” katanya. 

Selan itu, hindari untuk mengkonsumsi gorengan baik saat sahur dan berbuka. Kebiasaan masyarakat kita, gorenganan jadi hidangan utama saat berbupa puasa sementara gorengan mengandung lemak yang tinggi. 

“Mengkonsumsi suplemen vitamin tidak selalu harus dilakukan. Vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari makanan seimbang yang kita konsumsi. Suplemen vitamin dianjurkan jika tubuh sangat membutuhkan atau kita dalam kondisi sakit,” tambahnya.

Sementara untuk mengatasi dehidrasi akibat berpuasa maka dianjurkan untuk mencukupkan asupan cairan saat waktu berbuka hingga sahur. Pastikan kebutuhan cairan sekitar 2-2,5 liter.  Konsumsi secara bertahap agar tidak kembung dan tidak memberatkan fungsi ginjal.

Terkait pola minum air bisa disesuaikan misalnya saat buka puasa minum satu gelas, saat makan ketika berbuka satu gelas dan seterusnya hingga kuota kebutuhan terpenuhi hingga ketika sahur. Disesuaikan dengan kondisi tubuh kurang lebih 2-2,5 liter. Kecuali ketika kita memiliki aktivitas yang tinggi atau olahraga maka dianjurkan untuk mengkonsumsi air dalam jumlah yang banyak sehingga menjaga cairan tubuh sehingga  dehidrasi dapat segera teratasi.

Puasa Rasulullah SAW

Merujuk kepada Lembaga Fatwa mesir Darul Ifta menekankan tiga hal terkait puasa Ramdahan saat pandemi Covid 19, ustad Abul Hayyi Nur, S.Pd.I, S.Sos menjelaskan, bila seorang muslim sehat tidak terinfeksi virus dan memiliki kondisi yang lengkap dan sempurna untuk berpuasa, makai ia tetap wajib puasa.

“Sedangkan bagi yang terinveksi, maka tergantung saran dokter. Para dokter dan perawat yang terpapar covid 19 boleh tidak berpuasa sebab justru akan berbahaya bagi mereka,” jelas Hayyi.

Ustad mendasarkan pada ayat al Quran Surah Al Baqoroh :

أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدّة من أيَّامٍ أخر وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS.Al-Baqarah:184)

Ustad Hayyi menjelaskan bahwa puasa yang dilakukan Rasulullah adalah dengan memaksimalkan waktu siang hari dan memanfaatkan waktu malam hari hanya untuk ibadah kepada Allah SWT. Diantaranya, berniat puasa sebelum subuh atau semenjak malam tiba. 

عن حفصة أم المؤمنين رضي الله عنها : أنّ رسول الله صلم قال : لم يُبَيِّتَ الصِّيَامَ مِنَ الَّيْلِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Dari Hafsah Ummul Mukminin r.a  Rasululloh SAW bersabda : Barang siapa yang belum berniat untuk berpuasa (wajib) pada malam hari, maka tidak sah puasanya. H.R. An Nasai)

Kemudian menyegerakan berbuka dan mengakhiri sahur.

عَنْ عُمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُوْلَ الله ِصَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَصْلُ مَابَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكَلَةُ السَّحَرَ

Dari Amru bin Ash r.s bahwasanya Rasulullih SAW bersabda : Pembeda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur (H.R. Muslim)

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَسِحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً

Anas ra berkata Rasulullloh SAW bersabda  Makan sahurlah kalian karena di dalamnya terdapat berkah. (H.R. Bukhori Muslim).

Tak lupa memperbanyak doa dan amal ibadah-ibadah dalam waktu berpuasa dan menghidupkan malam-malam didalam bulan Ramadhan.

Namun, bagaimanakah cara sahur Rasul Muhammad SAW, ternyata Rasulullah mengakhiri sahurnya saat mendekati imsak atau adzan subuh. Ustad Hayyi menambahkan, dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat muslim harus melakukannya hanya karena Allah dengan niat dan ikhlas.

“Di balik perintah dan larangan Allah pasti ada hikmah. Kita ikuti dan kita jalani Insyaallah berkah bagi semua umat.”

[Man]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here