Prosesi Assimorong Appabattu Nikka Adat Makassar Putra Bungsu Wakapolres Koltim Kompol Drs Tawakkala Daeng Rola

0
672
- Advertisement -

PINISI.co.id- Kegiatan pesta pernikahan yang digelar warga Karaengta Kota Baubau. Adalah putra bungsu Wakapolres Kolaka Timur Kompol Drs Tawakkala Daeng Rola dan Risnawati mendapatkan Putri tunggal Dewangga SP. dan Nasma bertempat di Jalan Sultan Dayanu Ikhsanuddin, Perumahan Topas 3 Blok C5 pukul 09:30 Wita, Kamis (7/9/2023).

Turut Hadir para Sesepuh Karaengta Kota Baubau Djafar Yusa Daeng Bonto, Bongkasa S.Ag Daeng Rela, Ketua Karaengta Kota Baubau Abd Rahman Naba Daeng Lira didampingi Sekretaris Asbar Bilu dan segenap Warga Karaengta Kota Baubau.

Pantauan Karaengta News Wakapolres Kolaka Timur Kompol Drs. Tawakkala Daeng Rola terlihat datang di Kota Baubau Selasa 5 September 2023 untuk menghadiri prosesi pernikahan anak bungsu orang kedua di jajaran Polres Kolaka Timur.

Terlihat senyum bahagia sejak datang, duduk mendampingi putra bungsu kesayangan dalam acara Akkorongtigi hingga acara Assimorong, termasuk keluarga dari Jeneponto, Keluarga besar Haji Rasyid dari Takalar, Keluarga Besar Karaengta Kota Baunau turut meramaikan acara.

Semua orang tua mengharapkan agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang supaya setelah besar dapat menikah dengan ramai yang disebut Bunting Lompo. Harapan ini terwujud apabila sang anak baik laki-laki maupun perempuan mengikuti aturan adat dan taat melakukan ajaran agama yang dianutnya

- Advertisement -

Sebuah ungkapan bahasa Makassar yang menyinggung tentang perkawinan adalah “Tenapa nagana se’re taua punna tenapa na situtu ulunna salangganna”, ( seorang belum sempurna jikalau kepalanya belum berhubungan dengan bahunya). Makna dari ungkapan tersebut adalah bahwa seseorang baru bisa dikatakan sempurna yang dalam bahasa Makassar disebut tau, bila ia sudah kawin.

Seorang yang belum kawin diumpamakan mempunyai tubuh yang belum lengkap karena kepala dan selangkanya dianggap belum berhubungan. Suami dan istri dipersamakan sebagai kepala dan badan yang harus dihubungkan untuk menjadi manusia yang sempurna. Suami dan istri merupakan perlengkapan utama antara dengan lainnya.

Seorang orang tua yang akan mengawinkan anaknya, baik putra maupun putri maka akan mengatakan “la nipajjari taumi atau la nipattumi uluma salangganna.”Artinya akan dijadikan manusialah dia, dihubungkanlah kepalanya dan selangkanya, sebab anak, disebut gadis ataupun jejaka yang belum kawin maka dia belum bisa disebut “tau”. Ia belum punya hak untuk berbicara pada acara-acara tertentu.

Oleh sebab itu, tanggung jawab seseorang sesudah dikawinkan akan bertambah.

Dikatakan pula bila seseorang mengawinkan anaknya “Nisungkemi Bongonna” artinya selubungnya telah dibuka oleh anaknya. Orang tua yang mencarikan jodoh untuk anaknya tidaklah mudah, karena mengawinkan anak menghubungkan atau mempertautkan dua keluarga menjadi satu sebab itu memerlukan berbagai pertimbangan.

Hubungan perkawinan itu menyebabkan kedua keluarga terikat oleh suatu ikatan yang disebut Ajjulu Sirik maksudnya kedua keluarga Bersatu alam mendukung kehormatan keluarga. Orang yang tidak berketeurunan di sebut “Tau puppusuk”. Artinya orang yang tidak berlkembang biak dan termasuk orang sial. Terhadap seseorang yang banyak anak dikatakan “kalumannang mako kajaimi anaknu”, artinya engkau sudah kaya karena anakmu sudah banyak. Anak itu adalah pembawa rezeki.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam adat perkawinan Makassar dan setiap tahap menggunakan ungkapan yang berbeda-beda. Pada dasarnya, prosesi perkawinan terbagi atas tiga, yaitu sebelum perkawinan, perkawinan sedang berlangsung, dan sesudah perkawinan. Berikut ini dipaparkan tahap-tahap perkawinan beserta ungkapan yang digunakan dalam bahasa Makassar.

Pernikahan tidak hanya penyatuan dua mempelai, tetapi sekaligus penyatuan dua keluarga besar mempelai. Oleh karena itu, pernikahan bagi orang Makassar adalah acara yang sakral.

Sebagai bagian dari kekayaan budaya Makassar, ada beberapa ritual/tahapan yang mesti dilalui oleh pihak calon mempelai yang hendak menikah, diantaranya; Accini Rorong Penjejaka, Appabattu Kana Melamar, Appakkuling (Mengulangi untuk Mempertegas), Appakajarrek/Annyikkok (mengikat), Appakajarrek/Annyikkok (mengikat).

Pada malam hari berlanjut acara Akkorngtigi sebagaimana berlangsung Semalam dan pagi ini berlanjut Simorong atau Naikmi kalenna (Pengantin laki-laki di antar ke rumah pengantin perempuan). Laki-laki disambut dengan ganrang iareka nirateki. Setelah itu, pengantin diapanggil oleh Anrong bunting/yang ditunjuk untuk melantunkan syair pakkiok bunting.

Setelah calon pengantin di apanggil masuk dalam rumah calon mempelai wanita akan berlankut hingga acara puncak yakni Appabattu Nikka ‘Ijab Kabul.

Setelah Appabattu Nikka ‘Ijab Kabul maka ananda Wilda Ainun S.M dan Teguh Aprianto S.Pi. seragam agama, adat Budaya Makassar telah sah menjadi suami istri.

Ucapan selamat buat kedua mempelai, baik melalui Medsos, Facebook hingga WhatsApp, semoga bahagia hingga menua bersama.

“Baarokalaahu laka wabaaroka ‘alaika wajama’a bainakumaa fii khoirin.”

“Semoga Allah SWT Memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, dan semoga Allah menyatukan kalian berdua dalam kebaikan.” (AB)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here