Pesan Jenderal Jusuf : Jaga Kampungku, Rawat PSM dan Kawinkan Suwardi Arland

0
909

Kolom Fiam Mustamin

WASIMAH … apa lagi yang kau risaukan,  semua yang kau  inginkan telah kau dapatkan …

Suara batin Wasimah Salman Sapo ini muncul dikala hatinya sedang galau. Dan topik ini yang akan jadi fokus tulisan ini.

Tiga pesan jenderal  berdarah bangsawan Bugis itu, disampaikan dengan singkat di sebuah lapangan dalam  upacara timbang terima jabatan Panglima KODAM 14 Hasanuddin kepada Solihin GP.

Serah terima jabatan itu setelah penumpasan DI TII tertembak matinya Kahar Muzakkar. 

Pesan jenderal ini bisa diartikan sebagai perintah atasan kepada bawahan.

Tiga hal itu bagi masyarakat Bugis diartikan sebagai … Paseng/ Amanah yang bisa diuraikan menjadi tiga buku.

Membicarakan Wasimah, isteri mendiang Suwardi Arland yang dikenal playmaker dan Trio maut yang disegani  ( Suwardi, Ramang dan Noor Salam ) dari kesebelasan Persatuan Sepak Bola Makassar/PSM tahun 1950/1960 an.

Sama dengan kita membicarakan tim berjuluk Juku Eja/ikan merah di mana Suwardi jadi pemain dan pelatih. 

Menikah dengan Playmaker Lagendaris

MENURUT catatan referensi yang saya ketahui bahwa Wasimah termasuk dalam hitungan Wanita Srikandi dari tanah Bugis Makassar dari sisi kejuangan dan tugas kemiliteran.

Ada 7 wanita  turunan bangsawan yang terjun langsung ke medan tempur mengadapi penjajah Belanda antaranya I. Fatimah Daeng Takonto Karaeng Campagaya putri Sultan Hasanuddin tahun 1600, Besse  Langelo, raja ke 23 Bulo Bolo Sinjai tahun 1817/1819, I. Tenri Awaru Besse Kajuara, raja Bone ke 28 tahun 1859, Pancai Tana Bungawalie raja Endekang, Opu Daeng Risaju di Luwu pimpinan PSII,  Andi Depu Maraqdia Balanipa sampai ke Emy Saelan di Makassar untuk mempertahankan Kemerdekaan, dati sumber  Alief We Onggang, Sebelum Emansipadi Kartini, Siinga  Singa Betina Bugis Makassar  ‘Sudah Lama Meraung.

Bahkan jauh sebelum itu di abad ke 13 sudah tampil seorang raja wanita, We Takke Wanua menjadi Datu ke 4 Soppeng dikenal dengan demokrasi pemisahan kekuasaan eksekutif dan legislatif

Wasimah, wanita pertama Bugis yang berpendidikan militer di Pusdikoad/ Angkatan Darat Lembang Bandung dan Pendidikan Instruktur Bahasa Inggeris di Texas, Pentagon militer Amerika Serikat.

Wasimah, remaja putri kelas 2 SMA Katolik Rajawali Makassar terpilih di antara 5 orang dari 160 peserta calon pendidikan Bintara 1962.

Mereka adalah Wasimah dari Maros,  Latifa Bustami dari Bone, Nur Haerani Nur dari Bone,  Maria Tana dan Christina Tandipang dari Toraja. Tinggal berdua Wasimah dan Maria Tana yang saling mengunjungi.

Wasimah pernah bertugas di Tansania Afrika, menjadi pengawal Ibu Negara Tien Soeharto beberapa saat.

Wasimah juga dikenal sebagai wanita  pertama penerbang yang mendapat bintang Brevet Wing dengan 7 kali penerjunaan resmi.

Selain itu, Wasimah juga melakukan penerjunan refreshing yang mencapai rekor 17 kali penerjunan.

Masa purna bhaktinya menjadi sekretaris Letjen Solihin GP,  Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan.

Wasimah pernah menjadi pemain sepakbola wanita/ Persijawati yang dilatih oleh lagendaris playmaker yang kelak menjadi suaminya.

Pernikahannya di tahun 1973- an itu dicatat historis/bersejarah, yang hadir jadi saksi mempelai ialah Solihin GP/ Mang Ihin untuk mempelai wanita dan Sjamsuddin, ayah Sjafrie, mantan Wakil Menhankam untuk saksi mempelai laki.

Kemudian Andi Baso Amier yang memberi sambutan mewakili keluaga.

Bawaan/ erang-erang dari mempelai laki digotong oleh Andi Tabusalla dan pemain pemain PSM.
 
Wanita berperawakan ramping ini adalah cucu Kh Abdullah, pendiri Muhammadyah Sulawesi Selatan, tarunan bangsawan ayah dari Tete Aji Sidenreng.

Wasimah lahir di Maros  26 September 1943, kini usianya 78 tahun selisih 10 tahun dengan suaminya Suwardi Arland kelahiran tahun 1933 di Bone.

Saya bersyukur  pernah berada satu kepengurusan di KKSS di masa kepemimpinan Brddu Amang yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, budaya dan olahraga.

Kami rutin berkomunikasi dengan wanita Srikandi ini yang well inform dan fasih bahasa Inggrisnya serta baik hati.

Saya banyak menyerap berbagai hal  pengetahun tentang masa-masa yang saya belum ketahui, bahkan ia terbuka membicarakan hal siflatnya secret yang dialami bersama suaminya Suwardi hingga hijrah ke Jakarta.

Enam belas tahun kepulangan Sang Lagendaris pemain sepakbola Indonesia yang menjadi panutan dan kebanggaan keluarga telah membekas dalam batin.

Kenangan yang terasakan itu, bukan saja oleh Wasimah, anak-anak dan cucunya tapi juga oleh kita yang mengenal pribadi kebaikan Suwardi Arland.

Beranda Inspirasi Ciliwung 4 Oktober 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here