Perjalanan Trans Sumatera Ke Jambi, Bawa Bekal/Bokong Burasa, Sebagai Tradisi Bugis

0
517
- Advertisement -

Kolom Fiam Mustamin

BERSAMA isteri Agusnawati menjenguk cucu laki-laki berusia tiga bulan di Jambi.

Kali ini datang dengan menggunakaan bus umum Mercedes Bens 1626 trans lintas Sumatera Sempati Star dengan 7 daerah tujuan yaitu Palembang, Jambi, Pekan Baru, Medan, Banda Aceh, Takengon dan Meulaboh.

Perjalanan ditempuh selama tiga hari hingga Meulaboh dan ke Jambi satu setengah hari, sekitar 17 jam dengan waktu keberangkatan sedapatnya penumpang.

Persiapan Bekal Makanan / Bokong di Perjalanan

- Advertisement -

BAGAIMANA membayangkan perjalanan sejauh itu.

Tahun 1950 an, masa sulit dan kekacauan pemberontakan Darul Islam Tentara Isalam Indonesia ( DI /TII) di Sulsel dan Sultra pimpinan Abdul Qahhar Mudzakar. Kartosoewirjo di Jawa Barat dan Daud Beureuh di Aceh.

Pada masa itu, perjalanan antar daerah Kabupaten perlu mempersiapkan bekal makanan yang ditempuh dengan kendaraan di jalan yang tanah berbatu maupun dengan berjalan kaki dan hewan kuda.

Bisa menginap di perjalanan bila keadaan tidak menjamin keamanannya.

Lalu bagaimana situasinya dengan perjalanan di Era Orde Baru dan Reformasi.

Kita patut mensyukuri bagi generasi yang lahir di tahun 1960-an tidak mengalami masa sulit seperti itu.

Mereka memperoleh kesempatan belajar dan peluang kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik.

Menghidupkan Kenangan dengan Orangtua Dulu

MEMBUAT bekal dengan sadar mempersiapkannya untuk membuat lontong/ burasa dan rendang / lekku manu ( adonan ayam dan lengkuas ) seperti menghadapi hari raya Lebaran.

Sekalipun kami tahu bahwa sepanjang
perjalanan bus berhenti di rest area jalan tol dan warung makan langganan sang sopir yang menyediakan aneka makanan.

Menyeberang Selat Sunda Menikmati Bekal

DENGAN kapal fery mobil bus
terangkut dari pelabuhan Merak Banten ke seberang pelabuhan Bakuheimi Lampung. Kami penumpang naik ke ruang dek , restoran dan mushallah.

Kami memilih lorong pinggir anjungan yang terbuka pandangan bebas ke laut. Di tempat itu, kami menggelar bekal dan mencicipinya sembari memandang arah kanan dan depan pelabuhan yang dituju.

Kami menyaksikan dari kejauhan cahaya lampu di kapal yang sedang berlabuh yang rasanya seperti sedang berada di perairan luar negeri.

Berwisata di Tol dari Lampung Ke Palembang

PERJALANAN lepas kota Bandar Lampung ke Palembang denga tol tanpa ada hambatan.

Dari mobil kami menyaksikan hamparan areal kebun lahan sawit di kiri kanan, ada bagian lahan luas yang belum tertanami serta lahan aneka tumbuhan pohon untuk penghijauan.

Disepanjang perjanan terdapat pemukiman warga dari rumah batu dan rumah panggung di areal rawa berair. Sementara penduduk berumah diseputar bantaran sungai.

Penduduk melakukan aktivitas dengan trasnportasi perahu. Kami membaca nama-nama kampung antara lain Ogang Komerin.

Terbayang bagaimana warga menenuhi kebutuhan kehidupannya di alam seperti itu. Suasana itu mengingatkan dengan sebuah roman Dian Tak Kunjung Padam, Pujangga Baru tahun 1920 an.

Perjalanan sekitar enam jam memasuki wilayah Sumatera Selatan berbelok ke timur arah ke Jambi.

Warung Makan Pagi Sore

WARUNG makan itu bernama Pagi Sore dan buka 24 jam di wilayah Sumatera Selatan.

Disepanjang perjalanan memasuki wiilayah Jambi terlihat lahan sawiit yang hijau dengan area perbukitan,
bangunan yang permanen di pinggir jalan raya yang tak ubahnya suasana perkotaan.

Ada perkampungan bernuansa Bali dengan gapura dan tempat ibadahnya.

Tidak terasa menjelang magrib kami sudah tiba di kota Jambi yang disebut Negeri Serpujuk Jambi Sembilan Lurah, yang terkenal gurih udang galanya dan kenyal dengan pepes ikan patinnya yang berlemak. Tak ayal Jambi kota kenangan yang sering di kunjungi 3O tahun silam.

Di masa-masa itu kondisinya tidak seaman saat ini, ada gangguan diperjalanan yang dusebut bajing loncat. Kawanan perampok yang nekad mencederai dan mengambil barang berharga penumpang.

Jambi, 30 November 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here