Pengukuhan Guru Besar Kehormatan Unair Prof Dr Sunarto, Cikal Bakal Pimpinan MA Berikutnya

0
1209
- Advertisement -

PINISI.co.id- Selamat dan Sukses Yang Mulia Bapak Prof Dr Sunarto SH MH, Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Non Yudisial sebagai Guru Besar Kehormatan atau Honoris Causa Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya.

Ucapan selamat disampaikan oleh Syamsul Bahri, Ketua Umum Dewan Penasehat serta Pengurus Harian Forum Silaturahmi Media Mahkamah Agung Republik Indonesia (FORSIMEMA-RI)

Menurut Sunarto, dalam melaksanakan tugas profesi hakim banyak tantangan dan harus siap dikritisi oleh publik. Walaupun berat tugas hakim, itu sangat mulia, kenapa bisa mulia, karena seorang hakim lah yang bisa menentukan nasib terdakwa apa dihukum atau tidak. Tentunya hakim harus memiliki pemahaman yang mendalam pada nilai keadilan.

“Di samping pemahaman terkait keadilan juga kepekaan hati nurani. Layaknya hukum tanpa keadilan seperti seperangkat aturan yang kering tanpa ruh di dalam nya,” kata Sunarto.

Hakim, lanjut Sunarto, harus mampu melihat di luar batas formalitas hukum serta memperhatikan dampak sosial, budaya dan kemanusiaan di saat hakim mengambil keputusan.

- Advertisement -

“Ketika hakim mengambil keputusan, ilmu dan nalar harus dipergunakan. Keadilan tidak akan terwujud jika hakim terpaku pada ilmu hukum semata,” ujarnya menambahkan.

Karena itu, Sunarto percaya, dengan tegaknya keadilan maka sebuah negara akan mencapai puncak kemajuan yang berdampak pada kepuasan masyarakat terhadap sistem peradilan yang adil dan transparan dan akan menjadi pondasi kuat bagi keberlangsungan bangsa.

“Hakim harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, terus-menerus mengasah pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu,” jelas Sunarto.

Akan tetapi, lanjut dia, keadilan akan sulit terwujud bila hakim hanya menjadi mesin yang memproses hukum. Baginya, hakim harus bisa merasakan denyut keadilan yang hidup di setiap bagian jiwanya.

Selain itu, integritas seorang hakim juga dirasa penting baginya. Menurutnya, integritas bukan sebatas tidak menerima suap atau tidak terlibat korupsi, melainkan hakim dapat terlihat saat ia konsisten dalam menjalankan prinsip keadilan, meskipun dalam kondisi tidak nyaman bahkan berisiko.

Ia juga mengajak para hakim untuk membuka pandangan pada keadilan secara menyeluruh. Di mana kebenaran dapat ditegakkan dengan memegang teguh nilai kemanusiaan dan keadilan.

“Hakim adalah cerminan rasa keadilan yang sejati. Masyarakat dapat mempercayai bahwa kebenaran akan selalu muncul. Keadilan selalu bisa ditegakkan,” tuturnya.

Menurutnya, seorang hakim harus menjadi tonggak dari sebuah bangsa. Karena negara dapat dinyatakan tentram dan sejahtera apabila seorang hakim berlaku tegak lurus dengan kebenaran dan keadilan, serta memiliki peran strategis dalam penentu masa depan bangsa.

“Karena posisi hakim itu sangat strategis, maka mekanisme pendidikan yang menghasilkan calon-calon hakim harus berkualitas dan relevan,” imbuhnya.

Menanggapi gelar profesor ini, Syamsul Bahri mengakui bahwa perjalanan karir yang panjang bagi Prof (HCUA) Dr Sunarto SH MH selama 37 tahun di Lembaga Peradilan sangat istimewa. Ia telah berkiprah dan membawa dampak yang besar bagi bidang ilmu hukum di Indonesia. Hal-hal itu harus menjadi contoh untuk generasi mendatang. (Lip)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here