Memahat Prasasti Cinta Chaidir Syam dalam Buku

0
880
- Advertisement -

Judul Buku : Chaidir Syam, Mendekap Maros: Dua Tahun Menjejak Makna
Editor : Bachtiar Adnan Kusuma
Penerbit : Yapensi
Tahun terbit : 2023
Jumlah Halaman : xvi – 210

Oleh Herman Lilo

“Chaidir Syam, Mendekap Maros” sebuah buku yang men-capture, rentang waktu dua tahun bupati Maros menjejak makna. Bagi yang berkesempatan membaca buku terbitan Yapensi tahun 2023 setebal 210 halaman ini tentu sudah menemukan kekayaan data serta grafis yang dideskripsikan dengan tata tutur yang menarik oleh editor Bachtiar Adnan Kusuma.

Lebih jauh, roh buku ini dapat ditemukan dalam petikan kata pengatar yang padat. “Di buku ini sejumlah cerita menarik tentang pergulatan Chaedir Syam (dalam) merebut mimpinya di kampus Universitas Hasanuddin menuju legislator di DPRD Maros sampai terpilih menjadi Bupati Maros. Banyak cerita menarik, humanis dan penuh harapan hidup dalam buku ini”.

Buku yang disayat-sayat dalam lima babak ini tidak membosankan untuk menjadi teman bacaan dalam segala suasana, apalagi saat santai menikmati segelas kopi. Ibaratnya sedang menikmati kue lapis dengan aneka rasa yang berbeda. Di bagian prolog, pembaca diantar mengenali jejak awal Chaidir Syam menemukan cinta terhadap wewangi Butta Salewangang.

“Andai Maros itu sebatang tubuh, maka ijinkan saya untuk mendekapnya lagi dan lagi. Berkarya untuknya dan memberikan kehangatan dengan pengabdian yang bertubi-tubi”. Kalimat dahsyat ini seperti prasasti yang terpahat di sepanjang dinding hati seorang Chaidir Syam yang mewujud dalam tagline “Maros Keren”.

Berangkat dari dua nama yang tak pernah lekang, yakni sang Ayah Andi Syamsuddin dan Andi Nadjmiah, ibunda tercinta yang kasihnya terus mengalir seperti mata air yang tak pernah kering. Begitulah bagian pertama diuraikan tentang pesta pengantin di desa Masaga, Salomekko kabupaten Bone, hingga putra yang dinantikan itu lahir pada tanggal 2 Februari 1977 dan oleh sang Ayah diberikan nama Chaidir, sesuai dengan nama seorang dokter yang merawat ibundanya.

Kisah lain yang didaras pada bagian ini adalah tingkah laku masa kanak Chaidir, sampai masuk SMP Negeri 2 Maros tempatnya mengenal organisasi Osis yang berlanjut hingga ke SMA Negeri 1 Maros. Di sana persentuhan dengan dunia panggung di sanggar Turi bagian yang menurutnya paling berbekas. Chaidir menyatakan dalam bukunya, “selalu saja ada alasan bagi saya untuk terkesima, takjub di kala mendengar cerita tentang budaya lokal”. Dari sanggar Turi ini pula menemukan passion bekesenian dan menemui asa untuk melestarikan budaya lokal Kabupaten Maros.

Pilihan jalan takdirnya kemudian untuk lanjut ke perguruan tinggi, tidak lepas dari ibundanya tercinta. Chaidir mengakui bahwa dirinya menjadi mahasiswa ilmu pemerintahan di FISIP Universitas Hasanuddin karena pilihan ibunya. “Ibu yang melingkari bulatan pilihan pada Ilmu Pemerintahan”.

Babak kehidupan selanjutnya bagi chaidir adalah menggeluti berbagai macam organisasi, baik intra kampus maupun organisasi ekstra kampus seperti Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Sulawesi Selatan. Dan menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat HPPMI (Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa) Kabupaten Maros. Semangat leadershipnya terinspirasi dari tokoh idolanya yaitu Amien Rais. Chaidir menyatakan “Tokoh idolaku adalah Bapak Reformasi Prof. Dr. H. M. Amin Rais. Bukan gaya beliau yang saya kagumi. Tapi pemikiran dan gagasannya yang berani.

Jejak rekam Chaidir di panggung politik tak lepas dari karya besar Amien Rais yang mendeklarasikan Partai Amanat Nasional. Keberadaan PAN seperti menjadi “matahari baru” juga harapan baru bagi masyarakat Muhammadiyah. Pada Pemilu Legislatif tahun 1999, Chaidir mulai iseng ‘maccaleg’ dan mendapatkan nomor urut 2. Lanjut ikut bertarung lagi pada Pemilu 2004 namun belum lolos jua meski telah mencurahkan segenap tenaga. Namun, pucuk dicinta PAW datang, Chaidir kembali ke DPRD Maros usai Hatta Rahman terpilih menjadi bupati Maros.

Di tahun 2014, akhirnya Chaidir kembali manggung di DPRD Maros sampai pada Pemilu 2019 dipercaya menjadi ketua DPRD Kabupaten Maros pada usia 37 tahun. Menjadi seorang pemimpin itu bukan soal usia. Man jadda wajada. Pilkada langsung 2020 di era pandemik Covid-19 menjadi batu ujian bagi sang the young leader. Sejarah mencatatkan namanya sebagai Bupati Maros terpilih priode 2020-2025 yang mengusung tagline Maros Keren.

Dua tahun berlalu sejak Chaidir Syam didaulat oleh masyarakat Maros sebagai Bupati Kabupaten Maros sejak dilantik tanggal 26 Februari 2021. Waktu yang masih relatif singkat untuk gelaran sejadah pengabdian menunaikan mimpi dan cita-cita masyarakat Maros yang keren. Pada rentang waktu tersebut, telah tampak sederet torehan prestasi yang ditorehkan oleh sang pemimpin.

Program-program strategis ataupun kontrak politik yang telah atau sedang berjalan dan populer di masyarakat antara lain program mewujudkan Maros Kabupaten Literasi dan pencapaian individual sebagai bukti keseriusan Bupati Maros yang memeroleh award dari Perpustakaan Nasional sebagai pemimpin publik yang menggiatkan gerakan literasi. Pencapaian berikutnya adalah program wisata green tourism kawasan Karst yang menjadi warisan dunia atau Geo Park, dan lain sebagainya.

Penguatan infografis deskiptif membantu pembaca memudahkan memahami komparatif pencapaian Chaidir Syam. Misalnya, tren kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) tercatat yakni 69,04 tahun pada tahun 2021, kemudian naik menjadi  69,28 tahun. Secara umum, penduduk masyarakat kabupaten Maros saat lahir mencapai 69,28 tahun pada 2022. Angka tersebut meningkat 0,14 tahun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 69,04 tahun.

- Advertisement -

Chaidir Syam, Mendekap Maros” sebuah buku yang men-capture, rentang waktu dua tahun bupati Maros menjejak makna. Bagi yang berkesempatan membaca buku terbitan Yapensi tahun 2023 setebal 210 halaman ini tentu sudah menemukan kekayaan data serta grafis yang dideskripsikan dengan tata tutur yang menarik oleh editor Bachtiar Adnan Kusuma. Lebih jauh, roh buku ini dapat ditemukan dalam petikan kata pengatar yang padat. “Di buku ini sejumlah cerita menarik tentang pergulatan Chaedir Syam (dalam) merebut mimpinya di kampus Universitas Hasanuddin menuju legislator di DPRD Maros sampai terpilih menjadi Bupati Maros. Banyak cerita menarik, humanis dan penuh harapan hidup dalam buku ini”. Buku yang disayat-sayat dalam lima babak ini tidak membosankan untuk menjadi teman bacaan dalam segala suasana, apalagi saat santai menikmati segelas kopi. Ibaratnya sedang menikmati kue lapis dengan aneka rasa yang berbeda. Di bagian prolog, pembaca diantar mengenali jejak awal Chaidir Syam menemukan cinta terhadap wewangi Butta Salewangang. “Andai Maros itu sebatang tubuh, maka ijinkan saya untuk mendekapnya lagi dan lagi. Berkarya untuknya dan memberikan kehangatan dengan pengabdian yang bertubi-tubi”. Kalimat dahsyat ini seperti prasasti yang terpahat di sepanjang dinding hati seorang Chaidir Syam yang mewujud dalam tagline “Maros Keren”. Berangkat dari dua nama yang tak pernah lekang, yakni sang Ayah Andi Syamsuddin dan Andi Nadjmiah, ibunda tercinta yang kasihnya terus mengalir seperti mata air yang tak pernah kering. Begitulah bagian pertama diuraikan tentang pesta pengantin di desa Masaga, Salomekko kabupaten Bone, hingga putra yang dinantikan itu lahir pada tanggal 2 Februari 1977 dan oleh sang Ayah diberikan nama Chaidir, sesuai dengan nama seorang dokter yang merawat ibundanya. Kisah lain yang didaras pada bagian ini adalah tingkah laku masa kanak Chaidir, sampai masuk SMP Negeri 2 Maros tempatnya mengenal organisasi Osis yang berlanjut hingga ke SMA Negeri 1 Maros. Di sana persentuhan dengan dunia panggung di sanggar Turi bagian yang menurutnya paling berbekas. Chaidir menyatakan dalam bukunya, “selalu saja ada alasan bagi saya untuk terkesima, takjub di kala mendengar cerita tentang budaya lokal”. Dari sanggar Turi ini pula menemukan passion bekesenian dan menemui asa untuk melestarikan budaya lokal Kabupaten Maros. Pilihan jalan takdirnya kemudian untuk lanjut ke perguruan tinggi, tidak lepas dari ibundanya tercinta. Chaidir mengakui bahwa dirinya menjadi mahasiswa ilmu pemerintahan di FISIP Universitas Hasanuddin karena pilihan ibunya. “Ibu yang melingkari bulatan pilihan pada Ilmu Pemerintahan”. Babak kehidupan selanjutnya bagi chaidir adalah menggeluti berbagai macam organisasi, baik intra kampus maupun organisasi ekstra kampus seperti Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Sulawesi Selatan. Dan menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat HPPMI (Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa) Kabupaten Maros. Semangat leadershipnya terinspirasi dari tokoh idolanya yaitu Amien Rais. Chaidir menyatakan “Tokoh idolaku adalah Bapak Reformasi Prof. Dr. H. M. Amin Rais. Bukan gaya beliau yang saya kagumi. Tapi pemikiran dan gagasannya yang berani. Jejak rekam Chaidir di panggung politik tak lepas dari karya besar Amien Rais yang mendeklarasikan Partai Amanat Nasional. Keberadaan PAN seperti menjadi “matahari baru” juga harapan baru bagi masyarakat Muhammadiyah. Pada Pemilu Legislatif tahun 1999, Chaidir mulai iseng ‘maccaleg’ dan mendapatkan nomor urut 2. Lanjut ikut bertarung lagi pada Pemilu 2004 namun belum lolos jua meski telah mencurahkan segenap tenaga. Namun, pucuk dicinta PAW datang, Chaidir kembali ke DPRD Maros usai Hatta Rahman terpilih menjadi bupati Maros. Di tahun 2014, akhirnya Chaidir kembali manggung di DPRD Maros sampai pada Pemilu 2019 dipercaya menjadi ketua DPRD Kabupaten Maros pada usia 37 tahun. Menjadi seorang pemimpin itu bukan soal usia. Man jadda wajada. Pilkada langsung 2020 di era pandemik Covid-19 menjadi batu ujian bagi sang the young leader. Sejarah mencatatkan namanya sebagai Bupati Maros terpilih priode 2020-2025 yang mengusung tagline Maros Keren. Dua tahun berlalu sejak Chaidir Syam didaulat oleh masyarakat Maros sebagai Bupati Kabupaten Maros sejak dilantik tanggal 26 Februari 2021. Waktu yang masih relatif singkat untuk gelaran sejadah pengabdian menunaikan mimpi dan cita-cita masyarakat Maros yang keren. Pada rentang waktu tersebut, telah tampak sederet torehan prestasi yang ditorehkan oleh sang pemimpin. Program-program strategis ataupun kontrak politik yang telah atau sedang berjalan dan populer di masyarakat antara lain program mewujudkan Maros Kabupaten Literasi dan pencapaian individual sebagai bukti keseriusan Bupati Maros yang memeroleh award dari Perpustakaan Nasional sebagai pemimpin publik yang menggiatkan gerakan literasi. Pencapaian berikutnya adalah program wisata green tourism kawasan Karst yang menjadi warisan dunia atau Geo Park, dan lain sebagainya. Penguatan infografis deskiptif membantu pembaca memudahkan memahami komparatif pencapaian Chaidir Syam. Misalnya, tren kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) tercatat yakni 69,04 tahun pada tahun 2021, kemudian naik menjadi  69,28 tahun. Secara umum, penduduk masyarakat kabupaten Maros saat lahir mencapai 69,28 tahun pada 2022. Angka tersebut meningkat 0,14 tahun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 69,04 tahun. Selanjutnya, terserak data dari sumber otoritatif BPS terkait angka-angka pencapaian yang baik selama pemerintahan A. S Chaidir Syam, S.IP., dan Ibu Hj. Suhartina Bohari, menahkodai kabupaten Maros. Hal tersebut mengundang pujian dari berbagai tokoh dan kalangan. Testimoni tersebut terekam dalam bagian akhir buku ini. Sebagai contoh adalah testimoni Jamaluddin Syamsir, Mantan Ketua KNPI Sulsel yang menyebutkan Chaidir Syam sebagai Jejak prestasi, karakter dan kualitas pribadinya sangat pantas untuk diberi amanah yang lebih besar dengan memimpin Kabupaten Maros 2021-2026. Saya yakin dan percaya dengan dedikasi, karya dan kedekatannya dengan masyarakat Maros, Chaidir Syam mampu memimpin dan memajukan Kabupaten Maros. Simpulannya, buku ini sangat pantas untuk dibaca dan jadi referensi bagi anak-anak muda ataupun politisi. Ada banyak kisah-kisah inspirasi yang tersaji tanpa terasa narsis. Diksi-diksinya menunjukkan kerendahan hati seorang Chaidir. Artinya, buku ini telah memahat prasasti cinta yang terpatri dalam diri Chaidir Syam.

Selanjutnya, terserak data dari sumber otoritatif BPS terkait angka-angka pencapaian yang baik selama pemerintahan A. S Chaidir Syam, S.IP., dan Ibu Hj. Suhartina Bohari, menahkodai kabupaten Maros. Hal tersebut mengundang pujian dari berbagai tokoh dan kalangan. Testimoni tersebut terekam dalam bagian akhir buku ini. Sebagai contoh adalah testimoni Jamaluddin Syamsir, Mantan Ketua KNPI Sulsel yang menyebutkan Chaidir Syam sebagai Jejak prestasi, karakter dan kualitas pribadinya sangat pantas untuk diberi amanah yang lebih besar dengan memimpin Kabupaten Maros 2021-2026. Saya yakin dan percaya dengan dedikasi, karya dan kedekatannya dengan masyarakat Maros, Chaidir Syam mampu memimpin dan memajukan Kabupaten Maros.

Simpulannya, buku ini sangat pantas untuk dibaca dan jadi referensi bagi anak-anak muda ataupun politisi. Ada banyak kisah-kisah inspirasi yang tersaji tanpa terasa narsis. Diksi-diksinya menunjukkan kerendahan hati seorang Chaidir. Artinya, buku ini telah memahat prasasti cinta yang terpatri dalam diri Chaidir Syam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here