Langkah Awal, Tablik Budaya Saromase Gelar Diskusi Budaya di TMII

0
665
- Advertisement -

PINISI.co.id- Peradaban terus hidup apabila digelorakan dan dirawat oleh komunitasnya. Karena itu, Tablik Budaya Saromase lahir dari wujud keprihatinan terhadap tergerusnya nilai-nilai luhur dan budaya Sulawesi Selatan atau tepatnya nilai adab Bugis-Makassar Mandar dan Toraja dalam perilaku dan kehidupan.

Menurut salah satu isiniator Tablik Budaya Saromase Fiam Mustamin,
“Nilai nilai moral dan budaya Sulawesi Selatan penting dibudayakan dalam perilaku kehidupan berpaguyuban kekeluargaan kita,” kata Fiam.

Sebagai langkah awal Tabligh Budaya Saromase menggelar diskusi di anjungan TMII, Sabtu (18/3) dengan penyaji A. Pawennei dan didampingi Muslimin Mawi.

Tablik Budaya berkala dengan tema ; Peradaban dalam Perilaku Kehidupan Berpaguyuban dengan Adab si Pangadereng.

Hadir sejumlah penginisiatif yaitu Fiam Mustamin, Muslim Mawi, Muzakkir Muannas, Sjamsul Salewangan, Andi Bohar Alam, Syahrir, Jay Jay Luis, Ina Mutmainnah dan Andi Tenri Ajeng. Juga tampak Aprial Hapsah dan Murham Ramli.

- Advertisement -

Menurut Syahrir, setiap bulan akan ditampilkan tema yang medukung perikehidupan si Cirinnai, si Pesseaang Bebbua, kepedulIian moral sosial.

Selain itu ditampilkan narasumber yang selektif dan memiliki kompetensi yang sudah terukur dari tokoh lintas etnis Sulsel khususnya.

Lahirnya Tablik ini dipandang Muslimin Mawi sebagai respon berbagai pihak dari rasa keresahan yang menginginkan berada dalam satu komunitas paguyuban silaturahmi kekeluargaan yang penuh dengan adab dan tata krama, pangedereng/pangadakkang yang tidak tersekat dengan status sosial.

Fiam menambahkan gagasan ini disadari sebagai suatu kebutuhan kehidupan bermasyakat yang berbasis dari adab budaya Bumi Sawerigading dengan sub etnisnya.

“Mewujudkanya dalam bentuk majelis tablik dengan bertahap yang mengajak bersama para warga yang memiliki pemahaman mengenai nilai pangadereng, si pakaraja, saling menghargai, si kamaseang, saromase, si pacceang, si pesseang peru,kepedulian moral dn sosial.

Hal ini juga dikenal di komunitas yang namanya Mabbulo Sibatang, si Bali Parri, to Pada Tindo, Mesa Kada Niputuo, Pantang Kada Nipomate, Toddopuli Temmalara, Seddi Ada na Gau/ satunya kata dan perbuatan. (Lip)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here