Kolom Fiam Mustamin
PAGI tadi putra bungsu saya, Akram Ali Al Uraidi 10 tahun, merawat dengan telaten kucing itu, memberi alas selimut, menyuapi makanan dan minuman susu.
Menjelang Ashar kucing itu mati terbujur kaku.
Saya menguburkannya di halaman depan rumah.
Kucing betina itu bulunya coklat dan bersih, iya selalu mendekatkan diri di tempat tidur, berperilaku sok akrab. Iya baru 3 minggu di rumah.
Suatu saat saya marahi kucing itu karena selalu memilih tidur di kasur tempat tidur saya dan Akram.
Iya terdiam, lalu meninggalkan kasur seperti tahu iya dimarahi, kata isteri saya.
Rumah Tempat Kucing Melahirkan
RUMAH di Condet sudah tak terhitung jumlahnya menjadi tempat pilihan kucing untuk melahirkan.
Tidak diketahui dari nana saja datangnya kucing yang sudah hamil tua dan menunggu hari melahirkan datang ke rumah mencari tempat untuk melahirkan, bisanya nemilih lemari pakaian rak paling bawah.
Kucing yang mekahirkan itu dirawat, diberi makanan dan anak-anak saya penyayang kucing; semua kucing diberi nama seperti Uban.
Kucing tersebut sampai dewasa di rumah dengan resiko bau bekas kencing berhamburan di mana-mana.
Putra saya yang ke empat Nurfikri, bila pulang ke rumah, bunyi motornyapun seperti sudah dikenali dan berhamburan kucing itu datang menyambutnya.
Saya terharu menyaksikan itu, bagaimana manusia dengan hewan pun bisa bersinergi berinteraksi rasa.
Meong Pala Karella
LONTARAK Bugis mengisahkan kedudukan kucing yang disebut dengan Meong Pala Karella dengan Dewi Padi/ Sangeseri.
Meong Pala ini adalah sahabat sejati sebagai pengawal/ pelindung Dewi Padi.
Dari kisah itulah maka kucing bagi komunitas adat Bugis mempunyai kedudukan istimewa yang bukan sekadar hewan piaraan.
Saya memelihara dan menguburkannya kucing yang mati sebagai bentuk adab hubungan manusia dengan hewan, dengan tumbuhan, dengan alam raya dan sebagainya.
Beranda Inspirasi Ciliwung 26 November 2021.
