Keuntungan Ganda Lewat Spritual Bisnis Prof. Zainal Abidin Sahabuddin

0
1297
- Advertisement -

PINISI.co.id- Melakoni berbagai bidang secara berbarengan tentu membutuhkan energi tambahan dan perhatian khusus. Maklum seseorang cenderung lebih fokus pada satu bidang karier saja.

Postulat itu agaknya tidak berlaku pada diri Kol (Pur). Prof.Dr.Ir. Zainal Abidin Sahabuddin MM. Pasalnya, Zainal Abidin sehari-hari adalah seorang Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertahanan di Universitas Pertahanan RI Jakarta, pun ia merangkap sekaligus sebagai pemilik usaha sejumlah perusahaan dengan aneka lini usaha, mulai air mineral kemasan, tambang nikel, resto dan hotel.

Di luar itu, pria kelahiran Rappang 24 April 1957 ini masih bergiat dalam banyak organisasi kemasyarakatan, antara lain Ketua Umum Kerukunan Keluarga Pangkep dan Kepulauan, Bendahara Umum Ikatan Alumni Universitas Padjajaran, Bela Negara, dan sebagainya. Namun, Zainal Abidin piawai membagi peran dan waktu guna memutar roda bisnisnya menjadi kinclong.

Ditempa oleh pengalaman hidup yang penuh warna dengan pahit-manis kehidupan; ia mampu melewatinya dengan berbagai hambatan dan pada ujungnya berbuah manis.

Tak ayal Zainal Abidin tumbuh menjadi seorang sosok yang multitalenta. Meski begitu, tidak membuat ia lupa diri, bahkan sebaliknya ia menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati, bergaul tanpa jarak sosial, ramah pada semua lapisan, selalu peduli, dan senang berbagi: berbagi amalan dan ilmu.

- Advertisement -

Prof. Jamaluddin Jompa bisa mewakili pandangan tentang sosok Zainal Abidin. Tidak mudah, kata Jompa mengikuti predikat Zainal Abidin dengan pangkat militer, profesor doktor, dan aktivis banyak organisasi serta jadi pebisnis pula.

“Pak Zainal adalah diplomatis dan strategik, pekerja keras, taktis dan cerdas serta pembelajar yang haus ilmu. Karena itu, ia dapat dijadikan role model sebagai pemimpin. Beliau memimpin banyak organisasi dan ideal sebagai panutan di Unhas untuk meraih profesor,” puji Jompa, yang juga Rektor Unhas ini.

Tak kalah penting, kekuatan spritual yang dipunyai Zainal Abidin merupakan modal dasar dalam menuntunnya menjadi seorang yang komplet. “Dengan puasa Senin Kamis tanpa putus dan ringan membantu banyak orang serta rela berkorban menempatkan dirinya sebagai pribadi yang lekat dengan nilai-nilai spritual,” kesan Jompa.

Tak dimungkiri, keterlibatan aspek spiritual dalam bisnis akan memberi energi positif terhadap kesinambungan bisnis. Mengabaikan aspek spiritual dalam bisnis justru akan mencederai kesinambungan bisnis itu sendiri.

Bagi perusahaan yang mengusung konsep spiritual, sebagaimana ciri bisnis yang kelola Zainal Abidin, setiap langkah usaha yang dijalankan, terilhami nilai keagamaan. Dengan begitu, usaha tak hanya menyangkut tujuan untuk meraup untung sebanyak-banyaknya, tetapi sebagai bentuk ikhtiar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi di hadapan Allah.

Karena itu, Zainal Abidin meyakini bahwa untuk memberi sumbangsih di kampung halaman salah satu langkah yang ditempuh adalah pembangunan sektor usaha yang melibatkan dan memberdayakan tenaga kerja setempat.

“Saya tidak ingin menghilangkan jejak orangtua yang dulu membuka warung rumah makan di daerah ini,” ucap Zainal Abidin.

Dari situ, kedai sederhana milik orangtua Zainal Abidin yang dulu menjual makanan siap santap buat para penumpang yang melintas di Segeri, Pangkep, kini bermetamorfosa menjadi bangunan mentereng enam lantai yang bernama Krama Living Space.

Boleh dikata Krama Living Space tempat serbaguna buat rapat, makan, menginap, dan bersantai.

Lebih dari itu, pada lantai dua, Zainal Abidin menyediakan satu lantai penuh buat 50 anak yatim dan tahfidz yang berasal dari warga setempat. Orangtua mereka adalah pekerja sektor informal seperti tukang bangunan, pebentor, dan petani musiman.

Zainal Abidin menyadari makin banyak membantu anak yatim, Allah akan membalasnya dengan limpahan yang menakjubkan. “Banyak bersedekah agar rejeki dimudahkan,” ujar Zainal dengan bersyukur.

Menurut Zainal, kenikmatan hati, apa yang ia rasakan dirasakan juga oleh warga sekitaran lokasi bisnisnya berada.

Maka para tahfidznya yang mampu menghafal Al-Quran diganjar uang tunai 15 juta rupiah. Jadi kalau 50 anak yatim maka Zainal Abidin niscaya merogoh kocek 750 juta.

Kini, dengan segudang kesibukannya Zainal Abidin sudah mengetahui persis apa yang mesti dilakukan untuk mengorganisir pekerjaan, baik sebagai pensiunan militer, guru besar, pebisnis dan pemuka pelbagai organisasi kemasyarakatan.

Pada bisnis, ia mengajak putra bungsunya yang memang bertalenta sebagai pengusaha milenial digodok menjadi penerus bisnisnya kelak.

Adapun garapan bisnis yang dirintis Zainal Abidin, selain resto dan hotel, ia juga mengelola tambang nikel 20 hektar di Pomala, Kolaka, pemilik 100 % saham pada perusahaan mineral merek ZAS/Zainal Abidin Sahabuddin. Di sini tersedia galon, gelas, dan botol 350 ml dan 600 ml. Sampai kini Zainal Abidin menghidupi ratusan karyawan.

Ia juga pemilik saham PT PMS sebesar 12,5 %, dan pemilik modal 100 % di PT BNM di Morowali Utara yang keduanya bergerak pada tambang ore nikel.
Adapun putra kedua beliau sebagai Direktur BNM.

Kentalnya spritualitas bisnis yang melekat pada diri Zainal Abidin mendorong diri dan keluarganya untuk terus menjajaki usaha dan tentu tidak berhenti melangkah dalam mencari peluang-peluang bisnis yang baru. (Alif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here