Istiqomah Menjadi Pelayan

0
395
- Advertisement -


Oleh Ruslan Ismail Mage

Selama kurang lebih dua dasawarsa menjadi akademisi, berbagai karakter akademisi saya jumpai. Tidak jarang dosen tampil laksana hakim yang memasang wibawa, polisi ingin ditakuti, jaksa yang ingin dihormati. Sebaliknya tidak sedikit juga tampil laksana orang tua yang menasehati, atau motivator yang memberi semamgat.

Semua karakter itu tidak menjadi masalah selama uot put yang dihasilkan mencerdaskan mahasiswa. Menjadi masalah kalau tidak memberi ruang gerak mahasiswa berbeda pendapat, atau berpikir kritis dalam menyikapi suatu fenomena. Lebih masalah lagi kalau sebagai pengajar menggunakan kewenangan akademik yang melekat dalam dirinya untuk seenaknya mengajar dan mengabaikan jadwal kuliah yang telah ditentikan.

Diantara beberapa karakter dosen itu, saya lebih memilih memposisikan diri sebagai “Pelayan Mahasiswa”. Melayani semua keperluan mahasiswa yang berkaitan dengan teori-teori keilmuan sesuai mata kuliah. Sesungguhnya itulah MoU dengan negara yang membayar saya setiap bulan untuk melayani keilmuan mahasiswa.

Sebagai pelayan, tentu tidak boleh mempersulit urusan mahasiswa selama sesuai dengan aturan dan norma akademik. Tidak boleh angkuh dalam bernarasi, tidak boleh sombong dalam beriteraksi, tidak boleh cuek mengabaikan waktu kuliah, tidak boleh otoriter berpendapat, dan tidak boleh menutup ruang pemikiran kritis.

- Advertisement -

Menyadari posisi sebagai pelayan mahasiswa, saya akan selalu ada disisi mereka menemani sampai di puncak. Selalu membuka ruang dialog keilmuan, menyiapkan ruang diskusi permasalahan yang dihadapi, menyediakan panggung terbuka untuk mementaskan gagasannya. Hal ini penting agar mahasiswa mahir public speaking sebagai modal utama menembus level menengah dalam dunia kerja.

Sebagai pelayan intelektual mahasiswa, pantang menyalahkan pendapat mahasiswa di dalam kelas. Menyalahkan berarti secara tidak langsung mematahkan semangat, mematahkan semangat berarti mengaburkan mimpi anak negeri pemilik masa depan. Kalau ini yang terjadi, berarti saya telah mengkhianati negara yang telah menyiapkan gaji setiap bulan untuk melahirkan generasi emas penjaga ibu pertiwi. Karena itulah saya konsisten Istiqomah menjadi pelayan intelektual mahasiswa.

Penulis adalah Akademisi, inspirator dan penggetak, penulis buku-buku motivasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here