Gurutta K.H. Sanusi Baco, Tetap Setia di Jalan Dakwah

0
684
- Advertisement -

Kolom Bachtiar Adnan Kusuma

Penulis pertamakali mengenal Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco, LC., tatkala masih duduk di kelas tiga SMP Negeri 10 Makassar, pada 1983-1986. Dan perkenalan penulis dengan Gurutta Kiai Sanusi Baco semakin intens tatkala penulis menjabat Ketua Seksi Dakwah Masjid Nurul Yaqin Karuwisi dan terpilih sebagai Ketua Remaja Masjid Nurul Yaqin, 1986.

Perkenalan penulis dengan Gurutta Kiai Sanusi Baco dalam kedudukan penulis sebagai petugas penghubung pendakwah yang bertugas menjadi khatib Jumat di Masjid Nurul Yaqin, Jalan Abubakar Lambogo Timur, biasanya hari kamis penulis berada di kediaman Gurutta Sanusi Baco di Jalan Kelapa Tiga untuk menegaskan kalau jadual almarhum sebagai khatib Jumat di masjid Nurul Yaqin. Kebetulan rumah orang tua saya masih terbilang tetangga dengan kediaman Gurutta Sanusi Baco di Jl. Kepala Tiga, Makassar.

Dalam pandangan penulis, Gurutta Kiai Sanusi Baco adalah ulama kharismatik, tidak memilih strata, golongan, apalagi lokasi atau tempat berdakwah. Kebiasaan Gaurutta siapa saja yang mengajak dan mengundangnya menyampaikan ceramah-ceramahnya, ia selalu bersedia, selama jadualnya masih luang atau belum terisi di tempat lain. Sebagai ulama dan juru dakwah, Gurutta Kiai Sanusi Baco memahami betul karakter, tipologi dan kondisi jamaah di mana ia menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Ia selalu menyampaikan dakwahnya dengan materi ringan, renyah, runtut dan mudah diterima oleh siapa saja yang mendengarnya. Dalam perspektif ilmu dakwah, Gurutta Kiai Sanusi Baco adalah komunikator atau subyek dakwah yang selalu mempertimbangkan isi dan pesan-pesan dakwah sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan kemampuan obyek atau sasaran dakwahnya.

Hemat penulis, Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco, selain memiliki kemampuan dakwah yang komunikatif atau tepat sasaran, tema atau isi materi dakwah yang disampaikannya selalu fokus pada pesan-pesan Fiqhi, Muamalat, Tauhid dan amal-amal sosial. Dengan bahasa sederhana, bahasa qaum, mudah dicerna dan mudah dipahami, disampaikan terbuka, apa adanya, membuat jamaah yang mendengarnya selalu tersentuh hatinya, sejuk, sederhana dan sesuai kejadian atau fenomena yang terjadi di masyarakat. Dalam sepanjang penulis mengikuti, mendengar dan mencatat, Gurutta Kiai Sanusi Baco, adalah tipe pendakwah yang enggan memilih tema-tema kontroversi, menghujat, apalagi menyalahkan orang lain.

- Advertisement -

Lebih dari itu, setiap menyampaikan pesan-pesan dakwah, Gurutta Kiai Sanusi Baco selalu menyinggung pentingnya parenting keluarga, hubungan komunikasi orang tua dan anak-anak, dan selalu menyampaikan pesan-pesan dakwahnya dengan contoh dan realita sesuai apa yang Gurutta pernah alami.

Pada 2018 oleh Dr.Firdaus Muhammad, mengundang penulis untuk hadir dan berbicara di launching buku AGH Sanusi Baco berjudul “ Setia di Jalan Dakwah” yang digelar di Rumah Makan Wong Solo. Buku Gurutta Kiai Sanusi Baco, menceritakan kisahya yang sejak kecil ditinggalkan ibunya, kemudian menuntut ilmu dengan sangat sederhana di Makassar, 8 tahun nyantri di DDI Mangkoso Barru, lalu melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir bersama Gusdur dan K.H. Mustafa Bisri. Sekembali ke Makassar, Gurutta Kiai Haji Sanusi Basco menjabat tiga periode Ketua Umum MUI Sulsel.

Di akhir tulisan ini, penulis menilai Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco, Setia di jalan Dakwah, menunjukkan konsistensi, apapun jalur yang kita pilih pengabdian apapun yang kita pilih, dibutuhkan adalah konsistensi, tak ada orang profesional tanpa diawali dari sebuah konsistensi. Selain Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco punya truts kepercayaan, dan tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco adalah tokoh ulama fenomenal yang melintas batas. Beda dengan tokoh-tokoh lain yang tadinya memimpin pesantren, melakukan gerakan dakwah, tetapi terlibat di politik praktis, Anre Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco betul-betul murni memilih gerakan dakwah hingga akhir hidupnya.

Selamat jalan Gurutta Kiai Haji Sanusi Baco, semoga titah perjuangan dakwah, konsistensi, kejujuran dan tetap setia memilih jalan dakwah hingga akhir hidupnya, menjadi teladan bagi kami anak-anak muda di Sulawesi Selatan.

Tokoh Literasi Sulawesi Selatan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here