Dilahirkan Menjadi Agent of Chang

0
318
- Advertisement -


Kolom Ruslan Ismail Mage

Satu diksi kata yang sangat familiar di kalangan kaum pergerakan adalah, “agent of chang”. Dilansir dari kompas.com yang mengutip situs Tech Target, anget of chang atau chang agent adalah individu atau kelompok yang mempromosikan perubahan dalam kelompok dan atau organisasi. Untuk mendapatkan hasil sang agen harus melakukan serangkaian tindakan atau gerakan ke arah perubahan yang diinginkan. Seorang agent of change berfungsi mempengaruhi target perubahan, agar mereka mengikuti dan menerapkan apa yang disampaikan. Selanjutnya agent of change memberi solusi atau pemecahan masalah yang menimpa sejumlah pihak, terutama dari pihak yang dikenai perubahan.

Kalau berpatokan pada pengertian di atas, sang agent of chang adalah seorang yang memiliki beberapa kemampuan di atas rata-rata atau biasa disebut mulititalenta. Pertama, memiliki kemampuan mendesain konsep dan mengeksekusi konsep. Ini disebut konseptor sekaligus eksekutor. Kedua, memiliki kemampuan merancang strategi dan mengatur taktik atau siasak perjuangan di lapangan. Ketiga, memiliki kemampuan menyatukan beberapa elemen mendukung gagasannya. Keempat, memiliki kemampuan menginspirasi atau mempengaruhi sebuah komunitas untuk bergerak. Kelima, memiliki kemampuan menciptakan perasaan kolektifitas sosial yang sama menuju perobahan yang lebih baik.

Dalam konteks bernegara, anget of chang selalu dialamatkan kepada mahasiswa. Data dan fakta sejarah menjustifikasinya tidak ada perubahan besar tanpa melibatkan mahasiswa sebagai elemen utamanya. Dari sejak perjungan kemerdekaan republik ini sampai abad milenial sekarang, mahasiswa selalu terdepan sebagai agent of chang, karena memiliki modal utama bernama idealisme. Penggerak sejati Tan Malaka mengatakan, “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh seorang pemuda”.

Saking dahsyatnya energi pembaharu yang dibungkus idealisme dalam diri mahasiswa, ia mampu membangun dan meruntuhkan setiap orde di republik ini. Membangun orde kemerdekaan, meruntuhkan orde lama, membangun sekaligus meruntuhkan orde baru, lalu membangun orde reformasi, dan diprediksi orde reformasi akan dikontruksi ulang oleh mahasiswa menjadi orde pembaharuan 2024. Kalau mahasiswa selalu menjadi elemen utama pembangunan orde harapan dan peruntuhan orde penyeleweng, itu karena menurut Bung Hatta, “Mahasiswa itu akal dan hati dari masyarakat.”

- Advertisement -

Keberanian Membuat Sejarah

Subjudul di atas mengandung dua suku kata yaitu “keberanian” dan “membuat sejarah”. Dua suku kata itulah yang mewakili sosok pembaharu sejati bernama Anies Rasyid Baswedan. Tentu harus memiliki data dan fakta untuk membenarkan Anies sebagai tokoh pembaharu sejati. Jejaknya bisa ditelusuri di mesin penyimpangan data google yang tidak mungkin ada unsur keberpihakannya. Artinya data dan fakta itu tidak direkayasan untuk kepentingan tertentu. Lebih jelasnya, berikut jejak pergerakan Anies Rasyid Baswedan sejak menjadi mahasiswa.

Kegemaran Anies berorganisasi sejak SMP hingga SMA berlanjut sampai mahasiswa, yang kemudian menjelma menjadi aktivis mahasiswa di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogyakarta. Ia memulai dengan bergabung mengikuti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjadi salah satu Majelis Penyelamat Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam UGM. Sejak itu aura pembaharunya sudah mulai mewarnai ruang-ruang diskusi gagasan di kampus yang mengantarnya dipilih menjadi Ketua Senat Fakultas Ekonomi. Nama dan gagasan-gagasannya terus menyebar melewati dinding-dinding fakultas hingga puncaknya menjadi Ketua Senant Universitas.

Sejak itu ide-ide dan gagasan pembaharuannya terus menggemah melewati dinding kampus. Menurut adik kelas Anies di Fakultas Ekonomi Elan Satriawan seperti yang disampailan di kbanews.com menjelaskan, Anies sejak menjadi Ketua Senat Universitas melahirkan dua terobosan penting yang sebagian besar tidak pernah pikirkan teman-teman lain pada umumnya.

Terobosan pertama Anies adalah menginsiasi dibentuknya Badan Eksekutif Senat Mahasiswa (BESM) yang kini lebih familiar dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Menurut teman akrab Anies ini, waktu itu bukan persoalan mudah melahirkan lembaga sekelas BEM, terlebih sikap represif negara (Oede Baru) melalui lembaga sangat kental. Ada semacam alergi dari negara, BEM yag digagas Anies ini menyerupai Dema (Dewan Mahasiswa).

Namun karena dalam jiwa seorang Anies muda sudah terakumulasi karakter kepemimpinan, keberanian mental, dan kecerdasan gagasan, ia terus melangkah mensosialisasikan dan mempersatukan para aktivis kampus lainnya untuk bersama mengeksekusi gagasanya mendirikan BEM. Setelah semua elemen mahasiswa menyetujui, giliran berikutnya adalah meyakinkan pihak universitas yang saat itu cukup akomodatif, meski ada tekanan dari pemerintah. “Konsep yang ditawarkan Anies saat itu, senat sebagai perwakilan mahasiswa atau semacam DPR/MPR, sedangkan BEM ini seperti eksekutif atau pemerintahan,” ungkap Elan Satriawan teman seperjuangan Anies di kampus.

Jadi organisasi BEM di kampus yang tetap eksis sampai sekarang, itu lahir pertama di UGM Jogya. Data dan faktanya menunjukkan Inisiatornya adalah Anies. Keberanian dan gagasan pembaharuannya dalam dunia aktivis kampus ini telah dinikmati para aktivis kampus sekarang. Inilah pembaharuan pertama yang dilakukan Anies ketika menjadi mahasiswa, dan telah menjadi sejarah dalam dunia pergerakan mahasiswa di Indonesia.

Terobosan kedua yang dilakukan Anies semasa mahasiswa adalah mendirikan kajian atau semacam pusat studi. Waktu itu Anies melihat dan menganalisa bahwa menjadi aktivis tidak selamanya harus turun ke jalan berdemo. Bisa juga dilakukan melalui kajian-kajian keilmua lewat forum-forum diskusi untuk membedah secara teoritis suatu masalah dalam kehidupan masyarakat. Anies ingin menjelaskan, “Bahwa seorang aktivis tidak semata-mata hanya berdemo, tetapi harus memiliki basis riset-riset kuat yang menjadi ciri masyarakat kampus”. Walau soal demo-demo, tidak ada yang meragukan nyali Anies, karena selalu berada di garda terdepan, tetapi Anies ingin memberi warna baru dalam melakukan protes kepada kekuasaan.

Salah satu contoh permasalahan yang dialami masyarakat waktu itu adalah masalah monopoli cengkeh yang membuat petani cengkeh merasa dirugikan. Atas permasalahan yang dialami petani cengkeh itu, Anies menginisiasi lahirnya kajian atau penelitian Tata Niaga Cengkeh. Kondisi petani saat itu sangat memprihatinkan. Hasil panen yang seharusnya mensejahterakan petani, namun justru menderita. Jadi spirit kajian Tata Niaga Cengkeh ini adalah mahasiswa mengkritik pemerintah tidak hanya dengan demo-demo, tetapi juga melakukan riset sekaligus memberikan solusi persoalan yang dihadapi masyarakat.

Menurut Guru Besar Fakultas Eknomi UGM Elan Satriawan yang memahami benar ketokohan Anies sebagai penggerak mahasiswa, “Kajian Tata Niaga Cengkeh yang digagas Anies cukup beresiko, karena melakukan penelitian tetang masalah monopoli cengkeh yang berhadapan langsung dengan negara lewat Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang saat itu diketui oleh Tommy Soeharto. Namun demi mengangkat kesejahteraan petani yang terus dieksploitasi, Anies dan teman aktivis lainnya berani mengambil risiko itu tahun 1992 saat kuat-kuatnya Orde Baru. Menurutnya, “Senat dan BEM yang melakukan penelitian yang tidak berkaitan dengan kegiatan akademik ini merupakan yang pertama di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari peran leadership seorang Anies Baswedan”. Lagi-lagi membuat sejarah baru dalam dunia aktivis.

Behentikah gerakan pembaharuan Anies sampai disitu? Ternyata tidak! Terobosan berikutnya setelah dinobatkan sebagai rektor termuda di Indonesia 2007, dua tahun berikutnya 2009 menginisiasi “Gerakan Indonesia Mengajar” sebagai bentuk keprihatinan belum meratanya distribusi guru di beberapa daerah pinggiran. Anies dan timnya mengirim sarjana-sarjana terbaik untuk mengajar ke seluruh wilayah nusantara.

Cukup panjang untuk diurai satu-satu gerakan pembaharuan Anies dari tahun ke tahun. Puncaknya ketika Anies diusung tiga partai politik (Nasdem, Demokrat, dan PKS) yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menjadi calon presiden yang 2024 yang mengusung perubahan. Dari jejak pembaharu yang ditorehkan Anies itu, cukup menggambarkan dibalik kelembutan sikapnya, Anies memiliki keberanian membuat sejarah baru. Sungguh tepat dikatakan, “Anies dilahirkan menjadi agent of chang.

Ispirator dan penggerak, penulis buku-buku motivasi dan politik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here