Cintanya Bersemi di Galung LangiE

0
787

Cerpen Fiam Mustamin

Ifan senang berkunjung ke perkebunan bukit Galung Langie milik pamannya La Sala, tujuh kilometer dari kota Watansoppeng.

Tak jauh dari bukit perkebunan itu ada perkampungan, tempat tinggal seorang gadis bernama Tima yang menemani kakeknya La Odding.

Ifan seringkali mengunjungi Lato Odding bila ia ke kebun. Dan situlah ia bertemu dan berkenalan dengan Tima yang masih siswa sekolah rakyat. Tima adalah anak yatim piatu. Ifan ketika itu duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama di kota.

Ifan yang juga sudah yatim piatu memilih berlibur ke bukit pedesaan, berbeda dengan teman-teman sekolahnya yang liburan ke Parepare atau Juppandang (Makassar).

Di bukit perkebunan itu terdapat sebuah sungai namanya Lasawereng. Sungai itu berbatu dan airnya jernih. Di kedalaman aliran sungai terdapat goa tempat bersarang burung walet yang cukup banyak.

Burung-burung walet sering keluar goa berkelompok sampai ribuan jumlahnya terbang di sekitar perkebunan itu.

Di sungai itu juga terdapat ikan besar seperti gabus, kele dan masapi yang terlindungi habitatnya.

Ifan senang sekali bermain, mandi di sungai dan tak ada kekhawatiran yang membahayakan seperti adanya buaya dan ular. Sepertinya ia meyakini bahwa leluhurnya dari gunung dan kehidupannya menyatu dengan alam. Mengambil ikan atau tumbuhan seperlunya untuk kebutuhan komsumsi saja.

Ifan memahami itu; kegemarannya memasang perangkap ikan yang diberi umpan dicemplungkan ke dalam air dan ada tali pengikat di pohon. Dibiarkan semalam baru paginya baru diangkat. Bila mujur dalam perangkap itu disebut Lanra bisa mendapatkan berbagai jenis ikan.

Di bukit perkebunan, Ifan menikmati makanan sederhana seperti nasi jagung/ lelu, sayur daun-daunan, racikan sambel disebut pecopeco ladang lolo dan terong yang dibakar.

Senang memanjat memetik buah buah segar Caloppeng/Jamblang dan Ading / sejenis buah Lengkeng yang khas tumbuhnya di tanah Soppeng.

Setammat SMA Ifan kuliah di kota Juppandang dan Tima sudah duduk di Sekolah Menengah Atas. Pertemuan kedua anak yatim piatu itu berbuah cinta kasih sayang selain karena mereka masih satu ikatan rumpun kerabat.

Ifan ingin segera meminang Tima mengingat Latonya sudah semakin sepuh. Selain untuk menjaga dan memastikan Tima, pura Ipasitaroni/ yaddatuag/dijodohkan.

Pikiran Ifan, usai nikah bisa melajutkan kuliah, begitu pun dengan Tima. Menjelang taro esso appabotingeng/ penentuan waktu nikah di perbukitan pegunungan galung langie itu sudah rame didatangi oleh para keluarga terutama yang tinggal di sekitar pegunungan.

Sudah mulai dibangun rumah/ kalamppang tempat menginap para keluarga dan massambung bola/ menambah petak runah tempat perhelatan tudang botting/duduk di pelaminan. Kalampang dibangun untuk memasak dan menyimpan bahan makanan.

Sungai kecil yang ada di dekat kalampang digali dan diperlebar
untuk tempat mengambil air dan mencuci juga membangun beberapa kamar mandi dan WC.

Tujuh hari tujuh malam Galung Langie menjadi perhatian, ibarat menyambut perayaan hari Kemerdekaan 17 Agustusan. Jalan dibersihkan, obor minyak tanah dipasang untuk penerang jalan. Begitupun janur dari daun kelapa dan aren dipasang sepanjang jalan berbatu menuju bukit galung langie.

Tiap nalam ada lomba main domino berhadiah. Semua peserta lomba mendapatkan hadiah seperti kain sarung pelekat dan batik. Dan di babak final malam terakhir sebelum malam Mappaci /Tudang Penni diadakan final lomba yang pesertanya semua pemenang pertama dengan mengundang peserta dari kampung sekitar.

Hadiahnya tiga sepeda motor besar Harley Davidson/Peddu Peddu dengn CC yang berbeda untuk pemenang satu, dua dan tiga serta sejumlah radio dan lampu gas petromak.

Pada setiap malam ada pertunjukan kesenian rakyat; makkacapi, mabbiola, maggambusu dan mammaseri pelakon lelaki yang dihias layaknya wanita. Tamu krabat yang hadir dijamu makan dari bahan yang dibawa oleh kerabat seperti beras, gula merah, pangi, pokko, kelapa, pisang dan sebagainya. Bahan logustik majanan itu itu tidak habis sampai pesta berahir.

Tiga hari menjelang Mannikka, paman, latonya Tima yang selama ini dirawatnya berpulang. Seperti hanya menunggu untuk mengantar cucunya ke pelaminan.

Nama Lato diabadikan makamnya di puncak bukit Galung LamangiE .

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here