Berkah Jamaah Shalat Subuh Keliling se Kecamatan Kramat Jati

0
2176
Makam Datuk Ibrahim di Jakarfta.
- Advertisement -

Oleh : Fiam Mustamin

Bang Zainal, Ketua RT Ciliwung Ujung sepanjang bantaran sungai Ciliwung kampung Kramat Cililitan mengungkapkan rasa bersyukurnya dapat melaksanakan shalat subuh berjamaah selama dua tahun. 

Shalat subuh berjamaah keliling ke musalah dan masjid di tujuh kelurahan se Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur merupakan berkah untuk bisa beribadah dan bersilaturahmi dengan warga se kelurahan. 

Shalat jamaah Subuh bersama ini awalnya digagas oleh tokoh masyarat KH. Dahalin yang memiliki majlis taklim di Bale Kambang dan ini sudah berlangsung sekitar 15 tahun secara bergiliran. Meliputi musalah dan masjid di kelurahan Cililitan, Tengah, Batu Ampar, Bale Kambang, Kampung Dukuh, Cawang dan Kramat Jati.

Sebelum shalat dimulai dengan pembacaan surah Yasin dan Tahlil kemudian Shalat Subuh, pembacaan kitab Fikhi, ceramah, sambutan-sambutan dan doa. Kemudian ramah tamah dengan makan bersama satu nampang dengan menu nasi kabuli.

- Advertisement -

Datuk Betawi Turunan Bugis

Mungkin saja belum umum tahu bahwa Datuk-datuk leluhur Betawi itu adalah turunan dari Bugis, Sulawesi Selatan dari pengakuan sejumlah tokoh masyarakat yang penulis tanyakan. Sebut antara lain Datuk Tonggana yang bermakam di kampung Makassar, Datuk Merrah dan Datuk Giong di Batu Ampar serta Datuk Ibrahim yang bermakam di Bale Kambang.

Terasa suatu  kesyukuran bermukim di wilayah Condet      kelurahan Cililitan ini seperti berada di tengah kerabat keluarga sekalipun ancaman banjir yang meluap setiap saat di musim hujan menggenangi rumah. Banjir bukan lagi jadi momok yang menakutkan dan mesti dihindari.

Leluhur orang Betawi juga leluhur orang Bugis, seperti  Husni Thamrin, tokoh pejuang pergerakan  adalah turunan dari Sulawesi Selatan begitupun juga  Opu Bimbi yang bermakam di Tanah Tinggi adalah turunan dari tanah Luwu Bugis. Sampai  ke Pangeran Jayakarta disebut-sebut berketurunan dari Sulsel yang memerlukan pengkajian sejarah lebih lanjut.

Cukup beralasan apabila Paguyuban Kekerabatan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) melakukan pengkajian dan penulisan hubungan emosional genetik jejak orang Sulsel seperti di tanah Betawi ini dalam upaya memperkokoh Kesatuan Kebangsaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di Betawi bermukim tetap, terasa di tengah saudara krabat.

Guyub dengan jamaah dan rukun dengan tetangga.

Penulis adalah budayawan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here